AJEEA tiba di depan pintu besar berpelitur yang bertuliskan 'GENERAL MANAGER' di bagian atasnya. Sebelumnya ia telah menemui sekretaris GM itu untuk bertemu dengan bos mereka.
Perlahan ia mengetuk pintu besar itu dan menunggu selama beberapa saat.
"Masuk." Ucap seseorang dari dalam dan Ajeea membuka pintunya. Tidak lupa ia membawa serta kado yang semalam dititipkan kakeknya
"Selamat datang, silakan duduk." Ucap Roland Suryandri dari balik meja kerjanya yang besar. Lelaki tua itu terlihat begitu ramah sementara jantung Ajeea berdetak kencang.
"Maaf, pak. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ajeea.
"Saya memanggil anda kemari karena ingin membicarakan sesuatu." Lanjut Roland setelah Ajeea duduk dan meletakkan bungkusan yang ia bawa di sebelah kakinya.
Ajeea diam, menunggu Roland melanjutkan perkataannya. Ia meletakkan tangannya di atas paha dan meremas tangannya sendiri. Ia begitu gugup sekarang.
"Ada satu hal penting yang harus saya bicarakan secara langsung dengan anda."
Mati Lo habis ini, Ajeea. Kayaknya pembicaraan ini menjurus ke kejadian semalam. Batinnya.
Jika tadi jantung Ajeea berdetak cepat, kali ini ritmenya makin saat ia mendengar kalimat terakhir bosnya itu.
"Jika boleh saya tahu, hal penting apa yang ingin bapak bicarakan pada saya, pak?" Tanya Ajeea berusaha menghilangkan nada gugup dalam suaranya.
Roland diam. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kebesarannya.
"Usia anda masih sangat muda. Saya baru saja selesai mempelajari data diri anda. Usia anda masih 23 tahun, betul?"
Ajeea mengangguk dan menghembuskan napasnya beberapa kali.
"Saya sangat mengenal kakek anda. Arold Darmandira adalah teman lama saya hingga saat ini."
"Kakek saya juga pernah bercerita tentang anda, pak Roland." Jawab Ajeea sopan.
"Dari data yang baru saya pelajari tentang diri dan cara kerja anda, saya yakin kalau anda benar-benar mewarisi sifat Arold.
Saya ingin membicarakan sesuatu pada anda tapi sebelumnya, apakah anda merasa tertekan sekarang? Karena saya lihat anda begitu gugup." Tanya Roland yang pasti dapat membaca gerak-gerik Ajeea dengan mudah karena pengalamannya.
"Tidak, pak." Jawab Ajeea.
"Baiklah. Nona Ajeea, kita berdua tahu bahwa bulan Oktober 2018 ini akan diadakan Konferensi Tingkat Tinggi IMF World Bank di Nusa Dua, Bali dan ternyata Four Seasons di Jimbaran menjadi salah satu pilihan para delegasi asing yang membawa keluarga mereka yang akan menghadiri KTT karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Nusa Dua.
para delegasi asing yang membawa serta keluarga mereka pasti akan tinggal di sana lebih lama lagi setelah KTT selesai. Apakah anda mengerti sampai disini, nona Ajeea?" Tanya Roland.
Ajeea yang mendengarkan dengan seksama itu langsung menganggukkan kepalanya.
"Ini adalah keuntungan besar bagi Four Seasons, Ajeea. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk para tamu delegasi asing terkait pelayanan dalam segala aspek dan itulah tujuan saya memanggil anda, nona Ajeea.
Saya ingin menunjuk anda sebagai Banquet Operation Manager selama para tamu asing menginap di Four Seasons Jimbaran. Saya menganggap ini adalah event, karena kita akan menjamu mereka semua."
Ajeea terdiam mendengarnya. Perlahan detak jantungnya langsung kembali ke kondisi normal. Ternyata itulah alasan bos Four Seasons memanggilnya.
"Apakah saya harus menerima ini, pak?" Tanya Ajeea. Ia tahu itu tidak sopan tapi ia harus menanyakan itu. Apakah ia bisa menolak atau tidak.
Roland tertawa. "Saya benar-benar melihat Arold dalam diri anda, nona Ajeea." Ucapnya.
"Di lain kesempatan, saya selalu meminta semua orang untuk memilih karena saya tidak ingin mereka bekerja karena terpaksa tapi kali ini, anda tidak memiliki pilihan. Saya benar-benar sudah mempercayakan anda untuk hal ini.
Selama anda bertugas di Jimbaran, saya akan meminta wakil anda untuk menggantikan anda sementara. Anda bisa mengajak serta sekretaris anda untuk menjadi personal assistan anda di sana."
Ajeea mengangguk paham. "Tapi mengapa anda mempercayakan ini kepada saya, pak? Saya belum memiliki banyak pengalaman. Bukankah di Jimbaran ada staf Banquet yang sudah handal?"
Roland mengangguk. "Saya percaya pada anda karena saya yakin. Hanya itu. Lagipula, anda adalah lulusan management hospitality, anda pasti sudah mempelajari segalanya secara teori dan anda adalah cucu sahabat saya yang sangat hebat.
Kita memang memiliki staf Banquet di Jimbaran, tetapi beliau berasal dari luar negeri yang tidak begitu paham akan kebudayaan dan masakan khas Indonesia. Saya ingin memberi jamuan asli Indonesia pada mereka.
Apakah anda bersedia, nona?" Tanya Roland.
Ajeea menganggukkan kepalanya. "Saya tidak memiliki pilihan." Ucapnya lalu Roland kembali tertawa.
***Allen menemui kakeknya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Secara hukum, Allen memang belum memiliki wewenang untuk menempati ruang kerja kakeknya namun kakeknya berusaha memberinya pelajaran sebanyak mungkin.
"Apa kakek punya waktu? Allen mau bicara." Ucap Allen saat ia membuka pintu.
Roland mendongakkan kepalanya lalu mengangguk. "Kakek tidak memiliki pekerjaan lagi setelah ini. Duduk, ada apa, Allen?"
Allen duduk di kursi yang tadinya Ajeea duduki. Tadi Ajeea meneleponnya dan mengatakan kalau tiga hari lagi ia harus terbang ke Jimbaran untuk mengurus banquet karena banyak tamu KTT yang menginap di sana dan ia ingin menuntut kejelasan dari sang kakek.
"Kakek, kenapa kakek minta Ajeea untuk ke Jimbaran? Sedangkan ada banyak staf yang lebih berpengalaman dari dia." Ucap Allen tanpa basa basi.
"Tapi kakek mempercayainya, Allen. Dia memiliki kepercayaan diri dan kakek yakin akan dirinya. Tujuan kakek memilihnya daripada staf yang lebih berpengalaman adalah, agar hotel ini memiliki pion yang masih muda. Kita tidak bisa terus mengandalkan mereka yang akan pensiun, Allen. Kita harus mencari penerus." Jelas kakeknya.
Allen menghembuskan napas kasar. Kakeknya selalu berpikir dengan jiwa bisnisnya. Sebenarnya, apa yang dilakukan kakeknya tidak salah, namun mengapa harus Ajeea?
"Kakek, Allen gak bisa jauh dari Ajeea karena—"
"Ini keinginan terakhir kakek sebelum kakek pensiun, Allen. Bisa kamu mengaminkan permintaan kakek?"
Karena Ajeea adalah tunangan Allen. Lanjut Allen dalam hati.
*Bersambung*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajeeallen's Role
RomansaAjeea Milly Darmandira tidak pernah memiliki pemahaman tentang konsep pernikahan. Namun bukan berarti ia tidak pernah menjalin hubungan dengan lelaki. Ia hanya tidak mengerti bagaimana bisa seseorang memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang ia...