Vistia sudah rapi memakai seragamnya dengan dasi dan ikat pinggang. Tidak terlihat seperti bad girl seperti dulu lagi, entah iblis apa yang merasuki tubuhnya saat ini.
Catat, tetapi ia masih menjadi anak nakal. Vistia tengah duduk di meja makan bersama mamah dan papahnya. Vistia mengambil sehelai roti tawar dan mengolesnya dengan selai nanas dan susu coklat. Lalu ia membuka mulutnya dan memasukkan roti itu ke dalam mulutnya.
Setelah habis sudah, Vistia mengambil gelas berisi susu di sebelah kanan nya. Ia meminumnya sampai habis, sehingga tidak sadar bagian tepi bibir Vistia celemotan karena meminum susu tadi.
"Haduh kamu ini nak, udah besar tapi minum susu masih aja celemotan"
"Heheh" cengengesan kemudian mengeluarkan lidahnya ke atas dan menyapu habis sisa susu yang tadi berada di tepi bibir Vistia.
"Kalo gitu aku berangkat dulu ya mah. Ayo pah!"
"Iya hati hati" Vistia menyalami tangan mamahnya dan papah Vistia beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju mobil. Vistia masuk ke dalam mobil dan menggunakan sabuk pengamannya. Ketika mobil sudah menyala, papah Vistia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Di perjalanan, Vistia hanya melamun memikirkan apa saja yang nanti akan ia beritahu pada ketiga sahabatnya bahwa ia akan pergi ke London dan jauh dari mereka. Sedih sudah pasti, rindu pasti sekali. Tiba tiba tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah, Vistia masih tetap diam dan melamun.
"Nak? Kamu gak turun?" tanya papah Vistia sambil memegang pundak kanan. Vistia sedikit terkaget karena sentuhan itu
"Eh--em ini udah sampai? Kok cepet" celingukan menengok ke arah kiri kanan. "Eh iya udah sampe heheh"
"Huh, daritadi kamu ngelamun terus sih sampai gak sadar gini."
"Oh ya heheh, aku turun pah. Assalamualaikum." menyalami tangan papahnya
"Waalaikumsalam, belajar yang rajin sayang."
"Iya pah." Vistia membuka pintu mobil dan melangkahkan kakinya turun. Lalu ia berjalan melewati koridor kelas, banyak anak yang sudah datang ke sekolah, ada yang sedang baca buku, berbincang bincang, atau sedang memainkan ponselnya sebelum bel masuk berbunyi.
Sampailah Vistia di kelasnya dan langsung mendudukkan bokongnya ke tempat duduknya. Dilihat ketiga sahabatnya belum masuk, entah pergi kemana mereka.
'Mungkin 5 menit lagi mereka sampai'
Benar, 5 menit kemudian ketiga sahabatnya datang secara bersamaan lalu menyapa Vistia
"Hai Vistiaaa!" ucap Bella memeluk Vistia
"Kok lo jadi rapih gini sih?" tanya Candra "Iya lo rapih banget." lanjut Cassandra
"Hai Bella, eh--em gak tau deh kenapa gue bisa serapih ini hehe. Intinya gue mau ngomong nih sama kalian"
"Ngomong apa" Ketiga sahabatnya tersebut langsung mendudukkan bokongnya ke kursi.
"Ehmm gimana ya gue ngomong nya."
"GPL deh Vis. Keburu masuk nih"
"Gini gini, bokap gue ngajak gue pergi liburan."
"Kemana?"
"Emm--anu--emm." ketiga sahabatnya mengernyitkan keningnya sementara Vistia sedang berfikir sambil mengetuk ngetuk jarinya ke meja
"Ke London." nada Vistia melemah saat menyebutkan negara tersebut yang akan membuat ia berpisah dengan sahabatnya.
"Apaa??!!" teriak ketiganya "Kapan lo berangkatnya?", "Terus kita pisah dong, yaahh lo gak seru nih.", "Sama siapa aja Vis?"
Vistia hanya geleng geleng kepala, bingung akan menjawab pertanyaan yang mana dulu karena sahabatnya menyerbu pertanyaan nya secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman Seorang Badboy [END]
Teen FictionRey, seorang Most Wanted Boy yang sering dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa siswi disekolahnya karena sikap yang menunjukkan seorang badboy. Akhir akhir ini dia sedang sibuk untuk mencari kekasih dan mencari tambatan hati yang nyaman. Dia berkel...