Mal ramai seperti biasa. Karena hari ini juga hari weekend, maka jumlah pengunjung dua kali lipat banyaknya. Setelah tiba di dalam Mal, Aldo dan Bella mampir ke penjual eskrim di dalam Mal itu. Kemudian setelah itu mereka berpegangan tangan berjalan menuju eskalator untuk menginjakkan kakinya di lantai dua, tepatnya di tempat bagian fashion seperti baju, celana, tas, dompet, dan lain sebagainya.
Mereka berdua sibuk menghampiri barang yang menurut mereka layak untuk dibeli, terlebih Bella--karena sebagai seorang perempuan pasti memiliki jiwa dan hasrat yang tinggi jika sudah berurusan dengan shopping.
"Mau apa lagi?" tanya Aldo pada Bella. Sekarang ini di kedua tangannya sudah membawa tas belanja.
Bella memandang tas belanja yang dia bawa, meneliti barang apa yang masih kurang.
"Udah yuk, Al. Kita makan yuk, lapeeer," rengek Bella sambil memegang dan mengusap perutnya.
Aldo mengacak rambut Bella gemas. "Yaudah kita makan. Tapi kamu yang bayar ya." Aldo sengaja berbicara seperti itu hanya untuk menggoda.
Bella terkejut bukan main. Pasalnya, hari ini dia hanya mengisi dompetnya dengan sejumlah uang satu lima puluh ribuan. Mendadak mimik wajahnya berubah pucat pasi dan lemas.
"Gitu aja kok tegang." Aldo menyenggol bahu Bella hingga dia sedikit terhuyung ke samping. "Bercanda sayang, aku yang bayar semua. Kan kodratnya cowok itu memenuhi kebutuhan."
Bella tersenyum manis. "Yeees! Uang aku selamat."
"Yaudah yuk, jalan. Pegel berdiri terus."
Kemudian keduanya berjalan beriringan. Tidak berselang waktu lama, dari arah berlawanan Aldo dan Bella nampak melihat Rey dan Vistia yang juga sedang jalan berdua. Mereka tertawa, mungkin orang akan mengatakan jika Rey dan Vistia adalah pasangan yang serasi.
Loh, itu bukannya Vistia? Kenapa dia mendadak akur gini sama Rey?
"Hei, brother. Disini juga lo?"
Rey dan Aldo menepuk tangan masing-masing layaknya gaya seorang laki-laki pada umumnya.
Belum sempat Bella menyapa, Rey sudah lebih dulu memergoki mereka. Akhirnya Vistia pun tercyduk oleh sahabatnya sendiri. Dia sedikit merasa malu, padahal kemarin dia baru saja menangis di tempat umum, sekarang dia sudah ketawa-ketiwi kembali--apalagi dengan Rey.
Bella pindah posisi berada di samping Vistia. "Gimana ceritanya lo bisa damai lagi sama Rey?" Bella berbisik di dekat telinga Vistia.
Vistia tersenyum kikuk ke arah Rey dan Aldo. "Nanti gue jelasin, jangan sekarang."
"Tapi Vis, lo inget kan kemarin dia itu udah nyakitin lo." Sengaja Bella menekankan dengan suara sedikit lantang pada kalimat 'nyakitin lo' membuat Rey mendengar ucapannya.
"Bella, kita jalan-jalan lagi yuk. Jangan ganggu pasangan yang lagi bahagia."
Aldo menarik tangan Bella. Vistia bernapas lega, akhirnya dia tidak perlu repot menjelaskan.
"Tap--tapi kan--"
"Udah, ayo kita jalan lagi." Aldo merangkul pundak Bella. "Rey, Vis, kita pamit ya. Nikmatin waktu kalian berdua, jarang-jarang gue liat kalian sebahagia ini."
Tiba-tiba Bella mencubit perut Aldo, membuat dia meringis kesakitan.
Rey tertawa. "Kita selalu bahagia kok, iya kan sayang?" tanya Rey meminta persetujuan dari Vistia sambil merangkulnya.
Iya, kita bahagia. Tapi disini kita yang lo maksud bukan gue dan lo, tapi dia dan lo
Vistia tersenyum kecil. "Iya kok, kita bahagia terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman Seorang Badboy [END]
Teen FictionRey, seorang Most Wanted Boy yang sering dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa siswi disekolahnya karena sikap yang menunjukkan seorang badboy. Akhir akhir ini dia sedang sibuk untuk mencari kekasih dan mencari tambatan hati yang nyaman. Dia berkel...