"Lo udah makan belum?" Tanya Aldo memecahkan keheningan yang sedari tadi hanya diam.
Bella menggeleng, "Belum sih, daritadi gue sama yang lainnya sibuk ngurusin Vistia jadi gak kepikiran buat makan."
"Jangan cuma keadaan Vistia yang perlu lo urus, kesehatan diri lo jauh lebih penting." Tangan Aldo mulai mengusap pelan rambut Bella.
"Ya habis gimana, kan kita kita peduli sama dia,"
"Peduli sih peduli, emang lo mau gara gara sibuk ngurusin dia terus lo jadi sakit. Apa itu namanya juga bukan peduli sama diri lo sendiri dan gue?"
Bella mengatupkan bibirnya rapat rapat. Tertegun akan perkataan Aldo yang sangat mempedulikan dirinya lebih dari dia mempedulikan dirinya sendiri.
"Iya deh gue minta maaf."
Aldo tersenyum, "Yaudah sekarang kita pergi ke kantin rumah sakit."
Bella mengerutkan keningnya Dan menggigit bibir bawahnya, "Tapi.. Gue lupa bawa dompet Do, gimana?" Tanyanya dengan penuh khawatir.
Bukannya menjawab Aldo justru malah tertawa.
"Kenapa ketawa?"
Lima detik kemudian Aldo menghentikan tawanya dan memandang Bella.
"Buat apa lo punya pacar dan buat apa gue rela relain dateng kesini. Ya itu semua gue lakuin karena gue sayang sama lo. Gue peduli sama kesehatan lo. So? Gak perlu khawatir masalah uang, gue ada kok."
Bella lagi lagi terharu dengan perkataan Aldo, dia beruntung bisa memiliki Aldo. Jujur sebelumnya dia belum pernah ngerasain yang namanya dicintai.
Cairan bening itu berhasil lolos dari tempat persembunyiannya. Bella memeluk tubuh Aldo dengan tiba tiba membuat Aldo sedikit kaget. Kemudian dia pun membalas pelukan Bella.
"Gue berterimakasih banget sama lo. Thanks lo udah perhatian dan peduli sama gue, thanks lo udah mencintai gue apa adanya. Jujur, sebelumnya gue belum pernah ngerasain apa itu dicintai. Dan sekarang lo udah ngerubah semuanya. Lo udah hadir di hidup gue." Bella berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.
"Lo itu adalah pelabuhan terakhirnya gue. Gue sayang sama lo, Do." Lanjutnya
Bella menangis di dekapan Aldo yang menurutnya sangatlah nyaman. Aldo tidak berkomentar apapun tentang bajunya yang sudah basah karena terkena airmata Bella. Dia menciun pucuk rambut kekasihnya itu.
"Iya sama sama. Gue juga thanks banget sama lo karena lo udah terima cinta gue. Itu artinya lo kasih tanggung jawab yang besar buat gue untuk gue jaga semampu gue. Gue juga lebih sayang sama lo."
3 menit sudah mereka berpelukan dan saling mengungkapkan isi hati mereka, lalu keduanya melepaskan pelukannya.
"Udah, jangan nangis nangis lagi. Cantiknya ilang gue makin sayang." Tangan Aldo diulurkan ke wajah Bella untuk menghapus airmata.
Bella tersenyum canggung, "Jadi gak makannya?" Ucapnya sambil tertawa.
"Jadi dong, yaudah yuk!" Aldo menautkan jari jari tangannya ke jari tangan Bella untuk berdiri dan meninggalkan tempat itu.
●●●●
Vistia dan Rey kini sudah sampai di kantin rumah sakit. Mereka menghampiri ibu penjualnya itu."Kamu mau pesen apa" Tanya Rey
"Samain aja kayak kamu."
Rey mengangguk dan segera memesannya kepada ibu itu. Kemudian mereka mencari tempat duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman Seorang Badboy [END]
Teen FictionRey, seorang Most Wanted Boy yang sering dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa siswi disekolahnya karena sikap yang menunjukkan seorang badboy. Akhir akhir ini dia sedang sibuk untuk mencari kekasih dan mencari tambatan hati yang nyaman. Dia berkel...