"All I know, I love you. And that applies to the past, now, and forever."-Rey
••••
Vistia terbaring cukup lemas di ranjang UKS. Ia mengirim kabar kepada ketiga sahabatnya untuk datang kesini dengan alasan ia membutuhkan teman untuk menemani dirinya saat ini.
Sedari tadi yang ada dalam pikirannya adalah seputar tentang Rey. Mencoba membuang pikiran itu, tetapi tidak mudah. Rasanya masih baru saja hidupnya tidak ada pelengkap, seperti Rey.
Vistia memijit pelan pelipisnya dan menatap ke arah atap langit. Sesekali matanya terpejam. Bukan tidur, ia hanya meredamkan lelahnya saja.
"VISTIA YA AMPUUUN! LO KENAPA SIH?" Bella berteriak histeris, Candra dan Cassandra berada di belakangnya.
Bella, Candra, Cassandra berdiri di samping ranjang tempat Vistia beristirahat.
"Lo pucet banget, sakit apa emangnya?"
Cassandra mengarahkan punggung tangannya ke kening Vistia dan menempelkannya. "Sedikit panas, lo demam, Vis?"
"Gue nggak apa kok, gue cuma kecapekan aja tadi," kata Vistia lemas.
"Vistia lo habis lari-lari lapangan seratus kali? Atau lo lagi ngitungin air di bak kamar mandi sekolah kita?"
Candra dan Cassandra memberi kode kepada Bella, Bella akhirnya sadar dan cengengesan. "Maaf efek nggak punya pacar," jawab Bella santai. Kemudian Candra dan Cassandra menghembuskan napas pelan.
Mendengar Bella berkata seperti itu, refleks Vistia memalingkan wajahnya ke samping. Sedih, ingin rasanya menangis tetapi ia tidak mungkin memperlihatkan kesedihan di depan sahabatnya.
"Vis, lo beneran sakit ya?" tanya Cassandra seraya memegang pelan bahunya.
"Enggak, Cas gue baik-baik aja." Vistia kembali pada posisinya seraya mengulum senyum tipis.
Nggak mungkin gue cerita ke mereka soal putusnya hubungan gue sama Rey, yang ada mereka terus interogasi gue
"Vis udah bel tuh," kata Bella.
Benar saja bel istirahat baru saja berbunyi.
"Lo masih mau tetep istirahat disini atau ikut kita ke kantin?"
"Emm gue disini aja deh," jawabnya.
"Gapapa kita tinggal sendiri disini? Yaudah lo ada mau titip makan atau minum apa gitu?"
Vistia diam sejenak untuk berpikir, kemudian mengangguk. "Gapapa, oh iya gue pesen teh anget satu sama roti satu aja."
"Bener itu aja?"
Vistia membalas dengan anggukan. Kemudian mereka bertiga keluar dari UKS. Suasana kembali hening seperti semula.
Rasanya tiduran saja hanya menambah pusing juga membuat dirinya bosan. Akhirnya ia bangun dan memposisikan dirinya duduk sambil memegangi perutnya yang bunyi. Pandangannya tertuju ke bawah.
"Nih," ucap seseorang tiba-tiba sambil menyodorkan sebuah roti berukuran sedang kepadanya. Lantas Vistia mengangkat kepala untuk melihat siapa orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman Seorang Badboy [END]
Teen FictionRey, seorang Most Wanted Boy yang sering dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa siswi disekolahnya karena sikap yang menunjukkan seorang badboy. Akhir akhir ini dia sedang sibuk untuk mencari kekasih dan mencari tambatan hati yang nyaman. Dia berkel...