Chapter 53

1.1K 64 19
                                    

Satu minggu kemudian

"Penobatan resmi menjadi kakak kelas. Wishnya sih gue pengen deh berubah jadi kakak kelas yang baik hati, ramah, suka menolong, dan tidaklah sombong," ucap Bella melantur sambil memainkan pipi nya yang digembungkan.

"Akhirnya ya, Bel kita resmi juga jadi kakak kelas. Bosen gue jadi adik kelas terus yang harus selalu tunduk sama kakak kelas." ucap Cassandra juga ikut menambahi.

"Semoga aja tugas yang guru kasih ke kita gak akan banyak. Lebih di prakteknya juga gapapa sih gue."

Vistia hanya mendengarkan perbincangan sahabatnya. Tidak ada niat untuk ikut bergabung. Cuaca pagi ini cukup menyengat tubuh, satu dua tetes keringat jatuh dari pelipis Vistia. Dengan cepat dia mengelap dengan punggung tangan.

"Vis, ada minum gak sih. Haus gue. Mana panas-panasan suruh berdiri disini lagi." Bella mengipasi tubuhnya dengan tangan sebagai pengganti kipas angin.

"Ada tuh, di kantin beli aja."

"Ihh Vistiaaa, gue serius. Ya kali gue harus jalan panas-panasan ke kantin." celoteh Bella karena dia memang anti terhadap yang namanya sinar matahari. Sebelum berangkat sekolah saja dia sudah mempersiapkan tubuhnya dengan memakai sunblock.

"Emang wajah gue nunjukin kalo gue bercanda?" Sambil menunjuk wajahnya. "Lagian lo tuh ya, lebay banget sih, Bel cuma panas matahari pagi aja."

"Iya nih Bella, panas matahari pagi itu justru menyehatkan tubuh kita."

Candra ikut menasihati Bella, membuat dia mengerucutkan bibirnya kesal dan melipat kedua tangan di depan dada.

"Bella salah, lagi lagi salah. Bella selalu saja salah, dan begitu adanya." Dia bernyanyi dengan nada yang kurang enak didengar. Liriknya saja sudah asal-asalan bagaimana nadanya.

TING TONG TING

Bel akhirnya berbunyi nyaring di pagi ini. Hari Senin yang menurut para siswa sebagai hari menyebalkan karena setiap paginya harus melakukan upacara bendera. Sebagian kaum hawa mendesah kesal, karena mereka takut jika kulit mereka akan hitam. Topi kebesaran sekolah yang mereka pakai di kepala juga tidak cukup untuk melindungi tubuh mereka.

Semua siswa berbaris berbanjar dua ke belakang dengan sangat rapih dan menyesuaikan sesuai kelasnya masing-masing. Aba-aba pun sudah dikumandangkan oleh pemimpin upacara. Semua hanya tinggal menurut apa yang diucapkan pemimpin upacara.

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya upacara sudah selesai. Para siswa pun behamburan untuk masuk ke dalam ruang kelas masing-masing. Tetapi tidak untuk empat gadis ini, siapa lagi kalo bukan Vistia, Bella, Candra, Cassandra.

"Ke kantin yuk, dehidrasi akut nih gue."

"Lebay lo sama nya kayak Bella!"

Merasa namanya disebut, Bella memamerkan deretan gigi putihnya. Mata nya juga menyipit tinggal segaris.

"Jijik Bel, gak usah nyengir gitu deh!"

"Tapi kata Aldo, Bella cantik dan manis kalo senyum kayak tadi," ucap Bella sok polos.

Vistia menghela napas. "Dia cuma gak mau aja penobatan yang lo terima sebagai 'Miss Cerewet' itu mengganggu kuping dia."

Semua tertawa, kemudian Bella mengambil langkah lebih dulu untuk berjalan ke arah kantin. Ide jahil muncul di pikiran mereka bertiga.

Seharusnya mereka mengikuti Bella ke kantin, tetapi mereka malah melangkahkan kakinya menuju kelas. Jadilah Bella seorang diri yang datang ke kantin tersebut.

Setibanya Bella di kantin, dia langsung memesan satu pop mie dan satu es teh. Dia masih belum menyadari jika sahabatnya telah meninggalkan dia.

Bella mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dan membawa makanannya menuju meja kosong. Dia mendudukkan bokongnya disana.

Zona Nyaman Seorang Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang