Chapter 48

1.6K 92 42
                                    

Seminggu setelah dimana hari Anniversary Vistia dan Rey, seminggu itu juga Rey susah untuk dihubungi, atau lebih tepatnya lagi kini mereka sedang lostcontact. Vistia tak habis pikir dengan jalan pemikiran Rey, mengapa laki-laki itu susah sekali untuk dihubungi. Dia juga sudah bertanya kepada sahabat ataupun teman Rey, tetapi mereka tidak tahu-menahu tentang keberadaan Rey. Vistia semakin frustasi dibuatnya. Dia juga jehilangan nafsu makan nya.

Sekarang, dia dan ketiga sahabatnya, siapa lagi kalo bukan Bella, Candra, Cassandra--tengah berkumpul di sebuah cafe. Mengisi waktu liburan mereka karena mereka bosan jika harus mengurung diri terus-terusan di rumah. Vistia dari tadi hanya memperhatikan ponselnya, sekalinya dia melihat ke arah sahabatnya itu pun langsung melirik ke ponselnya kembali.

"Vis, lo gak bosen apa, dari tadi mantengin hp terus?" Tanya Bella saat melihat sahabatnya itu selalu mematikan dan menghidupkan kembali ponselnya

Vistia menghela napas. "Alasan gue tuh cukup satu, gue pengen tau dimana keberadaan Rey sekarang," Cerca nya dengan suara lemah akibat terlalu memikirkan Rey

Cassandra mengelus pelan punggung sahabatnya itu, "Sabar, Vis, mungkin dia lagi sibuk,"

Vistia menatap Cassandra dengan sebelah alis terangkat, "Sibuk? Yang jadi pertanyaan gue itu sibuknya dia apa sih. Kayaknya susah banget buat buka hp terus kabarin gue. Walaupun itu cuma satu dua chat. Dia gak pernah, lho, lostcontact sampe seminggu kayak gini,"

Ketiga sahabatnya menatap dia dengan iba. Mereka sampai geleng-geleng kepala, mengapa banyak sekali cobaan yang datang kepadanya.

"Udah, sekarang kita pesen makan atau minum dulu, masalah itu bisa dipikir nanti lagi," Itu hanyalah alibi Candra agar semua sahabatnya berhenti untuk mempersoalkan masalah, karena perutnya yang sudah tidak sabar untuk dimasukkan makanan

Vistia mengangguk, "Eh, iya ya, ngapain kita kumpul gini cuma bahas masalah gue," Dia terkekeh. Akhirnya Candra bisa bernapas lega karena Vistia bisa mengerti kemauannya

"Gapapa kali, Vis, santai aja. Kalo lo masih mau cerita, cerita aja," Ucap Bella. Sebenernya dia tidak berniat untuk berbicara seperti itu karena dirinya juga sama dengan Candra. Dia hanya menjaili Candra dan melihat bagaimana reaksi darinya. Untungnya, Vistia dan Candra tau jika ini hanya jahilan dari Bella.

Candra yang mendengar hal itu langsung melototkan matanya tajam ke arah lain dan mendengus kesal, agar semua sahabatnya tidak mencurigai. Vistia pun berniat membalas jahilan dari Candra, dia tersenyum kecil

"Oh ya, bener, gue mau cerita lagi nih. Tapi lebih lama, mungkin kurang lebih 40 menitan." Mendengar hal itu kembali hati Candra terasa panas dan dadanya sesak. Baru saja dia akan dapat kesenangan, tiba-tiba kesengsaraan datang kepadanya mengalahkan kesenangannya

Candra berdecak kesal. "Ihh! Nyebelin banget, sih! Gue laper nih,"

Dengan sangat terpaksa Candra pun meluapkan emosi nya. Seketika ketiga sahabatnya ikut tertawa dibuatnya.

Cassandra merangkul Candra dan mencubit pipi nya gemas. "Iya-iya, kita tau kok kalo lo laper. Udah ketebak dari awal,"

Candra mengerutkan keningnya, "So? Ini tadi cuma kelakuan jahil kalian, gitu? Jangan jawab iya."

Vistia, Bella, dan Cassandra saling bertatapan. Kemudian kembali menatap Candra dan saling mengangguk.

"Iya!"

Saat mereka sedang asyik tertawa, lonceng cafe tersebut berbunyi, pertanda ada pengunjung baru yang masuk. Bola mata mereka beralih ke arah kedua orang itu. Vistia yang awalnya mengulum tawa sekarang dia rubah menjadi wajah datar saat matanya menyipit melihat siapa kedua orang itu. Seorang laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu memakai hoodie hitam dengan kacamata hitam yang terpasang di kedua matanya, dan perempuan yang mengenakan Kaos oblong putih dibalut jaket jeans dan juga celana jeans. Keduanya sama-sama tidak melihat adanya keberadaan Vistia dkk. Mereka berlalu begitu saja lalu mendudukkan bokongnya manis di kursi paling pojok

Zona Nyaman Seorang Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang