Chapter 43

1.4K 57 0
                                    

Malam ini Aldo, Rizan, dan Bryan berada di sebuah diskotik untuk mengisi waktu bersama mereka. Tidak sedikit pengunjung yang datang menikmati waktu di dalam diskotik itu.

Aldo, Rizan, dan Bryan duduk berada di sofa panjang. Suara bising membuat mereka susah untuk berbicara, jika ingin mereka harus meninggikan oktaf suara mereka.

Kali ini suara Rizan menggema di dalam diskotik, bermain tebak-tebakan bersama Bryan. Aldo memilih tidak ikut dia sibuk merokok dan melihat cewek dengan tubuh seksi sedang menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.

"Kalo gak punya rumah, namanya apa coba?"

"Tunawisma." Jawab Bryan dengan benar.

Rizan mengangguk.

"Kalo gak bisa denger?"

"Tunarungu."

Rizan mengangguk kembali.

"Kalo gak punya pacar?"

Bryan mengetukkan jarinya di meja kaca diskotik, terlihat dari kerutan keningnya dia sedang berpikir keras.

"Jomblo," Tebaknya. Namun Rizan menggeleng.

"Tau lah! Emang apaan?"

"Tunasib lo bro. HAHAHAHA!" Rizan tertawa keras berniat meledek Bryan.

"Kampret lo! Kayak situ kaga aja," Ucap Bryan sambil menoyor kening Rizan. Rizan hanya cengir-cengir.

"Tebak-tebakan terus gak bosen apa?" Kini Aldo angkat suara karena sudah bosan melihat goyangan cewek bertubuh seksi.

"Kita mah gak gampang bosenan, ya nggak?" Rizan dengan santainya meletakkan lengannya diatas bahu Bryan sambil memainkan alisnya.

Bryan dengan cepat menggeser tubuhnya kesamping membuat Rizan terhuyung sedikit kesamping.

"Geli ih gue deket-deket lo!"

"Jahat banget sih sama gue," Ucap Rizan seperti anak kecil sambil memanyunkan bibirnya ke depan. Bukannya merasa kasihan, Bryan justru merasa sangat geli dengan tingkah Rizan tersebut.

Bryan mengusap wajah Rizan kasar, "Makan tuh cabe!" Wajah Bryan mengarah ke cewek bertubuh seksi yang sedang menggoda lelaki berhidung belang.

"Sialan lo! Bukan tipe gue kali." Rizan membersihkan wajahnya dengan tangannya.

"Emang tipe lo yang kayak gimana tuh?" Tanya Aldo

Rizan berdehem, "Kayak Candra juga boleh." Celetuk asal yang tiba-tiba keluar dari mulutnya.

Aldo dan Bryan saling bertatapan emudian tertawa hambar. Rizan hanya mengernyitkan keningnya dan menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa lo pada ketawa? Ada yang lucu?"

Aldo dan Bryan menghentikan tawanya.

Tangan Aldo menepuk bahu Rizan, "Gue saranin jangan terlalu banyak berharap dulu deh, entar jatoh sakit tuh pantat!" Sambil mengulum senyum jahilnya.

"Ya kalo si Candra nya mau, kalo engga gimana tuh?" Tanya Aldo meragukan Rizan.

Rizan menyenderkan punggungnya di badan sofa dengan kedua tangan yang dilipat di dada, "Lo berdua bukannya ngedukung malah ngerendahin gue."

Aldo dan Bryan saling bertatatapan kembali dan mengangkat bahunya.

Aldo mengambil ponselnya dari saku celana nya berpikir untuk mengajak chatting Bella--kekasihnya.

Aldo Tampan:
Lg apa syang?

Dia menunggu balasan pesan dari Bella, 5 detik setelah itu Bella menjawab

Zona Nyaman Seorang Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang