"Woi Rey, ngelamun aja, kesambet jin tomang tau rasa." kata Bryan sambil menepuk bahunya. Rey tersentak kaget dan menoleh ke samping.
"Anjrit lo! Bikin gue kaget aja"
"Lagian elo nya ngelamun, ngelamunin apaan sih?" Bryan menatap intens wajah Rey dan memajukan wajahnya mendekat dengan wajah Rey.
Rey mengambil buku yang tidak terlalu tebal untuk memukul wajah Bryan. Sontak Bryan memundurkan tubuhnya.
"Geli gue, lo mau nyium gue ye?" tuduh Rey
"Jibang! Amit amit. Ya kagak lah, orang gue cuma mau liat wajah lo yang--"
"Ganteng. Iya tau gue emang udah ganteng sejak lahir, gak berubah atau berkurang sedikitpun sampai sekarang." ucap Rey menyombongkan dirinya
"Serah lo dah, btw lo belum jawab pertanyaan gue, ngelamunin apaan sih"
"Oh gue tau, pasti lo ngelamunin Vistia soal tadi, kan? tebak Bryan. Kini Aldo dan Rizan ikut bergabung ke meja mereka.
"Sok tau lo!" elak Rey, padahal itu hanya alibinya dia untuk menutupi ini semuanya.
"Raut wajah lo gak bisa bohong" kata Aldo.
"Iya, lo bisa bohong di mulut, tapi lo gak bakal bisa bohong di hati dan wajah lo yang imut imut itu udah nunjukin semuanya." ucap Rizan yang membuat semuanya termasuk Rey bergidik geli
"Kurang kurangin deh kadar kehomoan lo."
"Sirik ae lo, bilang aja juga pengen"
"Najis amit amit!"
"Woi berisik! Gak tau gue lagi pusing gini apa." Rey memijat pelipisnya. Seluruh bola mata ketiga sahabatnya menatapnya dengan tatapan iba.
"Maafin dua makhluk astral ini, Rey" ucap Aldo menjitak kepala Rizan dan Bryan hingga membuat keduanya mengaduh kesakitan.
"Btw, Vistia bilang apa aja tadi ke lo? To the point nya aja."
Rey menarik nafasnya dalam dalam.
"Dia cuma bilang mau jelasin semuanya, tapi gue bilang ke dia gak usah dijelasin. Saat itu juga gue masih emosi, jadi gue bersikap ketus ke dia. Dia nangis terus ninggalin gue ditempat."
Ketiganya mengangguk, mungkin hanya untuk Aldo dan Bryan saja yang memahami sedangkan tidak dengan Rizan. Dia hanya mengabaikan setiap kata yang orang bicarakan.
"Kalo boleh nih gue saranin, lo seharusnya dengerin dulu penjelasan dari dia, jangan langsung salah paham gini. Lo juga harus ngertiin perasaan cewek, mereka itu sensitif man." ucap Aldo bijak
"Bener banget apa kata Aldo, lo jangan gegabah kayak gini dulu. Mending nih ya, lo ada masalah selesaiin baik baik dan juga dengan kepala dingin." Bryan pun tak mau kalah bijaknya dari Aldo.
Rey setuju dengan pendapat sahabatnya, "Oke gue setuju sama pendapat kalian. Thanks kalian udah kasih saran yang tepat. Gue cabut dulu."
••••
Vistia tengah membolak balikkan buku tugasnya mencari tugas yang sudah ia kerjakan dan hari ini juga harus dikumpulkan. Perasaannya sekarang mulai gelisah.
"Duh, nyelip dimana sih tugas gue. Bisa mati gue kalo sampai hilang."
Semua teman maupun sahabatnya sudah berdiri menyerahkan bukunya diatas meja guru. Kebetulan guru yang mengajar belum datang. Bella, Candra, Cassandra yang melihat Vistia belum beranjak dari tempatnya itu langsung menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman Seorang Badboy [END]
Teen FictionRey, seorang Most Wanted Boy yang sering dijadikan bahan pembicaraan oleh siswa siswi disekolahnya karena sikap yang menunjukkan seorang badboy. Akhir akhir ini dia sedang sibuk untuk mencari kekasih dan mencari tambatan hati yang nyaman. Dia berkel...