Chapter 05

3.9K 178 5
                                    

~Kegugupan~

Di dalam ruang kelas yang sunyi dan sepi, hanya tersisa mereka karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Mereka sengaja untuk pulang lebih akhir karena ingin tau cerita dari Vistia dan Rey yang jadian secara diam-diam.

"Sekarang, lo cerita ke kita gimana kronologi ceritanya."

Sebelum bercerita, Vistia menghela nafas sejenak

"Ya seperti yang gue bilang tadi, Rey semalam ngancam gue harus jadi pacarnya kalo gue sampai gak mau dia bakalan suruh bodyguard nya untuk melacak dan merusak rumah gue. Parah gak, njir!"

"Kok dendamnya sampai begitu sih,"

Cassandra bergidik ketakutan, "Gue gak jadi cinta tapi malah jadinya takut."

"Oh gitu, jadi sekarang lo sama dia jalanin tanpa rasa?" Tanya Bella, lalu dengan cepat dijawab anggukan pelan oleh Vistia.

●●●●

Setelah semua sudah selesai dibicarakan, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, ketiga sahabatnya itu sudah pulang lebih dulu menggunakan mobil masing-masing, sahabatnya sempat menawarkan tumpangan pada Vistia tapi dengan dia menolak, jadilah Vistia seorang diri di halaman sekolah. Mungkin ada Beberapa anak PMR, Basket, dan Marching band.

Dia melangkah berjalan menuju gerbang untuk menunggu angkot berhenti di sebuah halte depan sekolahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah maghrib, tetapi belum ada yang lewat, dan sialnya baterai ponselnya sudah low, mungkin 10 detik lagi mati.

Dan benar baterai habis dan ponselnya pun mati. Vistia menggerutu kesal dalam hatinya.

sial banget gue!

TIN..TIN..

Dia kemudian menoleh ke arah belakang melihat sumber suara klakson motor itu. Dan ternyata adalah Rey.

"Eh pacar, belum pulang? Butuh tumpangan? Jok belakang kosong nih," Ujarnya, tetapi dengan cepat Vistia melototkan matanya.

"Pacar dari hongkong, ngimpi lo! Sorry gue gak butuh tumpangan cowok berandalan kayak lo." Tangannua dia kibaskan ke udara tepat di depan wajah Rey.

"Yakin? Jam segini mana ada angkot lewat, yang ada tuh penghuni sekolah yang gangguin lo." Rey mencoba menakut-nakutinya. Dia tertawa senang berhasil membuat Vistia ketakutan.

Vistia mulai merasakan bulu kuduknya merinding dan akhirnya dia memutuskan untuk ikut bersama nya. Walau terpaksa

"Yaudah iya-iya gue ikut, gak usah ge-er dulu lo, gue gini karena kepepet juga waktunya." Rey menganggukkan kepalanya, Kemudian Vistia mulai naik ke jok belakang, Rey memberikan helm nya pada Vistia.

"Buruan jalan tunggu apaan lagi sih!"

"Pegangan, gue mau ngebut ntar kalo ada apa-apa jangan salahin gue,"

"Iss dasar modus! Ogah gue," Rey hanya mengendikan bahunya lalu menyalakan mesin motor.

Rey melajukan motornya diatas rata-rata membuat Vistia sontak kaget dan memeluk pinggang Rey.

Akhirnya lo pegangan juga haha dasar cewek labil!

"Heh, lo bawa motor pelan-pelan napa, hampir jatoh ke belakang nih gue!" Omelnya sambil memukul bahu Rey

"Kan udah gue bilang, pegangan." Vistia hanya diam tak menjawab apa-apa lagi.

●●●●

Akhirnya motor sport Rey sampai di depan rumah Vistia. Vistia segera turun dan melepas helm kemudian dia berikan kepada Rey.

"Thanks udah nganterin." Ucapnya dengan wajah biasa saja. Rey hanya mengangguk.

Rey mengangkat kedua alisnya, "Gue langsung cabut aja," Pamitnya

Vistia membuka mulutnya sedikit, "I--iya udah, take care."

Rey menyunggingkan senyumnya tipis. Dan menyalakan mesin motor meninggalkan Vistia.

Lalu Mama Vistia datang menghampirinya, "Pacar kamu dek? Ganteng loh hehe." Ledek Mama nya

"Apaan sih Ma, cuma temen kok"

"Yang bener?" Sambil menaikkan satu alisnya "Kok blushing" Kemudian Mama nya terkekeh geli

"Ah aku capek mau ke dalam dulu ya, Ma"

Vistia memilih menghindar dari pertanyaan Mama nya.

"Iya udah sana masuk," Vistia mengangguk. Dia masuk ke dalam rumah meninggalkan Mama nya yang masih setia berdiri di tempat sambil tersenyum.

"Mengapa disaat gue berada dekat dengan lo, bukan ketakutan yang gue dapatkan, melainkan kenyamanan" -V

Zona Nyaman Seorang Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang