Chapter 33

1.6K 72 1
                                    

Vistia sudah sampai di rumahnya begitu Rey telah mengantarnya pulang. Ia memasuki rumah dan dilihatnya rumah sangat sepi.

"Bi! Bibi" Bibi yang merasa namanya dipanggil langsung menghampiri majikannya itu.

"I-iya non ada apa ya? Itu soal makan siang sudah saya siapkan." Vistia melirik meja makan dan benar saja sudah ada semangkuk besar sup dan ayam rendang. Tetapi Vistia dengan cepat menatap kembali bibinya.

"Hehe bukan itu kok bi, em mamah sama papah kemana ya kok tumben siang belum pulang? Kan hari ini nggak ada meeting pasti bisa pulang ke rumah dong"

Bibi kewalahan untuk menjawab karena persoalan ini bukan bagian dirinya.

"Waduh saya kurang tahu non, mungkin sebentar lagi pulang"

Vistia mencondongkan mulutnya, "Ya udah bi aku ke kamar ganti baju dulu nanti aku makan siang ke bawah."

"Iya non siap"

Vistia menaiki anak tangga dan membuka pintu kamarnya. Dia meletakkan tas di sembarang tempat, terkecuali sepatu. Dia selalu rapih dalam menata sepatu di tempatnya.

Dia mengambil baju rumahnya di almari pakaian dan membuka seragam sekolahnya. Setelah sudah dirasa, ia turun ke bawah untuk makan siang.

Kali ini dia benar benar kesepian, tidak ada orang tua yang menemani. Dia rindu masa dulu dimana orang tuanya mampu memberinya waktu luang, tidak dengan saat ini.

Tiba tiba dering ponsel Vistia berbunyi, ia memberhentikan makannya

Rey is calling..

"Rey" ucapnya dengan seringai senyuman lebar. Digesernya tombol hijau itu ke atas.

"Hallo Rey"

"Hai, lagi apa nih"

"Lagi makan aja"

"Kok nada suaranya lemes gitu? kamu sakit?" tanyanya dari sebrang sana.

"Enggak aku sehat kok. Cuma aku sendirian di rumah jadi ngerasa sepi aja gitu" Hm. Memberi kode.

"Yaudah iya tenang ngga usah pake kode kode segala" Rey tertawa hambar di sebrang sana

"Yaudah sih buruan kesini"

"Siap my princess"

Rey mematikan sambungan telepon Vistia pun kembali meletakkan ponselnya dan melanjutkan makannya yang tertunda.

10 menit sudah Vistia selesai makan. Dia menyangga kepalanya dengan kedua tangannya karena merasa bosan Rey belum tiba juga dirumahnya. Hingga saat menit ke 15 motor sport merah pun terparkir manis di garasi rumahnya.

TIN TIN..

"Itu pasti Rey" Berlari membuka pintunya, benar saja diatas motor itu sudah ada Rey yang membawa sepucket bunga mawar merah. Dia melepas helmnya dan turun dari motornya.

"Gimana, udah nggak sepi lagi kan?"
Vistia mengangguk senang dan melirik ke salah satu tangan Rey yang sedang membawa sepucket bunga mawar merah

"Itu buat siapa?" tanya Vistia sok tidak tahu.

"Oh ini" mengangkat bunga mawar merah itu di depan wajah Vistia "Buat bibi nih, bibi ada di dalem kan?"

Vistia mengerucutkan bibirnya kesal dan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Oh" Singkat.padat.jelas

"Cuma oh? Nggak mau tanya lagi selain buat bibi terus buat siapa lagi gitu?"

Vistia menggeleng
"Enggak" cuek Vistia.

"Bener nih? Yaudah deh aku masuk ya kasih bunga ini ke bibi"
Vistia melototkan matanya tajam dan mencegah aksi Rey yang iseng itu.

Zona Nyaman Seorang Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang