Chapter 03 - Sihir Pengendalian yang tidak Berguna

2K 238 37
                                    

Enam hari sejak kejadian itu, tangan yang terkulai lemas di sisi kanan kiri tubuh yang terbaring lemah itu bergerak. Jari-jari panjangnya bergerak sedikit aktif sebelum suara erangan dari bibir tipisnya terdengar. Gerakan dari tubuh yang selama ini hanya terdiam terlihat. Dalam hitungan detik, laki-laki pemilik tubuh itu memiringkan tubuhnya ke kiri. Wajah yang sebelumnya tampak pucat kini telah menunjukkan rona merah seakan-akan bunga sakura baru saja merasuki wajahnya.

Mendapati kali ini tidak ada seorangpun yang membangunkannya, laki-laki itu menggerakan kelopak matanya. Sekali kedipan, dua kali kedipan. Mata indah yang tertutup hampir seminggu tampak menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Malu-malu, cahaya itu mulai menyentuh manik gelap laki-laki itu.

Setelah cahaya yang masuk ke matanya terasa cukup, laki-laki itu berganti memiringkan tubuhnya ke kanan. Semua jendela yang ada di kamar yang dia tempati saat ini terasa tidak asing, tapi dia sangat yakin jika ini bukan kamarnya. Tapi, kenapa dia ada di sini? Bukankah kemarin dia tidur di kamarnya? Mengalami mimpi yang sama beberapa kali dan-

"Hah!" Sehun terlonjak. Niat untuk menikmati acara bangun paginya dengan pikiran-pikiran tidak bergunanya hancur. Kini dirinya telah terduduk dan segera membuka piyamanya. Tangannya meneliti dadanya, meraba-raba semua bagian tubuhnya bahkan sampai punggungnya pun tidak luput dari sentuhan tangannya. Tidak ada sesuatu yang aneh. Bagian tubuhnya tampak mulus seperti sebelumnya tanpa ada sedikitpun luka gores. Tapi mimpi itu benar-benar seperti nyata. Tubuhnya kesakitan, seperti tersengat listrik. Dan pedang itu-

Ngikk

Pikirannya terpotong begitu suara pintu terbuka pelan terdengar. Kepalanya yang tadinya menunduk terdongak secara otomatis dan melihat siapa yang datang.

Dong Gun tersenyum tipis dan tidak menunggu lama lagi, langkahnya dipercepat untuk mendekati anak termudanya. Pelukan yang hampir setiap hari diterima oleh Sehun membuat Sehun mau tidak mau menutup matanya dan terkekeh seperti anak kecil.

Ayahnya selalu saja memperlakukannya seperti anak kecil. Padahal tahun ini dia sudah menginjak usia 21 tahun. Mau bagaimanapun, dia bukan anak durhaka yang akan memarahi ayahnya karena melakukan hal memalukan ini. Bagi remaja laki-laki pada umumnya, jika orang tuanya memeluknya seperti ini pasti akan sangat memalukan. Sehun mengecualikan itu dan masih menerima pelukan ayahnya.

"Ayah, baru kemarin ayah memelukku. Kenapa sekarang ayah memelukku seakan kita tidak bertemu selama berhari-hari?" ucapan lembut dari Sehun membuat Dong Gun tersentak. Kemarin?

Dong Gun segera melepas pelukannya pada Sehun. Pandangannya tidak percaya akan apa yang baru saja diucapkan anak bungsunya. Kemarin? Apa yang dimaksud Sehun enam hari yang lalu? Dong Gun menghela nafasnya. Walaupun begitu, ini bukan pertama kalinya terjadi. Karena sebelum-sebelumnya Sehun juga pernah mengalami hal semacam ini, jadi Dong Gun menyadarinya dan segera mengambil gelas di meja samping tempat tidur yang dipakai Sehun. Setelahnya, Dong Gun membantu Sehun menghabiskan air di dalam gelas itu sebelum mengeluarkan kata-kata.

"Ibumu saat ini sedang keluar untuk membasmi sekelompok iblis di kota Celosia. Dia sangat mengkhawatirkanmu walaupun dia sangat pandai menyembunyikan raut wajahnya. Sepertinya kau tidak menyadari lagi jika sudah enam hari berlalu dan kau masih saja tertidur seperti putri tidur."

(kota Celosia : kota paling utara di Benua Thevetifolia)

"E-enam hari?" mata Sehun melotot. Bagaimana mungkin bisa enam hari? Bukankah dia baru kemarin tertidur. Tapi kenapa ayahnya berbicara seperti itu? "Hehe, sepertinya kebiasaanku tertidur lama kambuh. Sehun meminta maaf kepada master Jeffrie" setelah tertawa garing, Sehun secara formal meminta maaf di depan ayahnya, bahkan memanggil nama radice ayahnya dengan hormat. Kepalanya tertunduk dengan kedua tangannya saling memeluk yang biasanya digunakan untuk meminta maaf secara formal kepada orang lain.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang