Setelah kepergian Dong Gun dari ruangan, suasana menjadi sangat hening. Beberapa guru yang tidak ikut campur dalam masalah serius ini tampak menelan ludah. Ucapan dari Dong Gun tadi benar-benar menyebarkan aura-aura gelap di sekitar tubuh Master Lin. Tidak ingin terkena dampak aura gelap itu, beberapa guru memilih menjauh tanpa menanyakan lebih lanjut apa yang terjadi.
"Master Lin, atas nama ayah murid anda ini, saya meminta maaf. Semua ini jelas terjadi karena saya sangat ceroboh sehingga tidak menyadari kehadiran iblis di dalam tubuh Master Ling. Saya akan menerima hukuman yang sesuai atas kesalahan yang saya lakukan." Yeonseok menjatuhkan lututnya dengan kepala menunduk dalam di depan Master Lin. Dia benar-benar tidak ingin guru dan juga ayahnya dalam keadaan tegang seperti ini.
Master Lin menautkan kedua alisnya. Tentu saja dia dengan jelas mengerti apa yang ada dalam pikiran murid tertuanya. Dan bukannya menyuruh muridnya itu untuk bangkit, Master Lin justru berjalan ke arah tubuh tanpa nyawa Master Ling. Master Lin menarik nafas panjang sebelum mengusap dagunya seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.
"Muridku Yeonseok, berdirilah dan katakan sesuatu tentang mayat Master Ling ini" ucap Master Lin tanpa mengalihkan pandangannya dari mayat Master Ling. "Apa kita harus mencari potongan tangannya untuk mencari jejak iblis itu pergi?" Master Ling bertanya ketika bayangan Yeonseok mendekat.
Yeonseok menganggukkan kepalanya, kemudian ingatannya kembali berputar sebelum penghalang tingkat tinggi itu hancur.
"Darah yang saya kendalikan sebelumnya jelas-jelas bukan darah dari tubuh Master Ling atau pun iblis itu, Master Lin. Kemungkinan besar darah itu darah Sehun. Tapi," Yeonseok terdiam ketika mengingat suatu hal yang seharusnya dia simpan.
Apa dia salah mengatakan sesuatu tentang adiknya? Tentang darah yang dikendalikan sebelumnya ternyata menyimpan sesuatu yang tidak biasa. Apa dia harus menyembunyikan itu dari gurunya atau harus menceritakan semua yang dia tahu?
"Tapi apa?" Master Lin kini menatap Yeonseok dalam.
"Eum, sebelumnya-" Yeonseok melirik beberapa guru yang bersikap seperti ingin tahu apa yang akan dia ucapkan.
Melihat Yeonseok merasa tidak nyaman dengan kehadiran guru-guru selain dirinya, Master Lin dengan sopan meminta beberapa guru tersebut untuk meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan. Beberapa guru terlihat keberatan dengan permintaan Master Lin, tapi karena kekuatan mereka di akademi tidak setinggi Master Lin, mereka lebih memilih melakukan permintaan itu sebelum Master Lin menjadi kesal terhadap mereka.
"Darah Sehun terasa sangat aneh dari darah-darah yang pernah saya kendalikan" Yeonseok mau tidak mau mengatakan hal yang entah mengapa mengganggu pikirannya.
Selama ini dia memang tidak pernah merasakan pengendaliannya pada darah-darah orang lain akan semenarik ini. Ini adalah pertama kali dia begitu tercengang akan darah yang dia kendalikan.
"Sesuatu di dada adikmu-"
"Master Lin? Apa ini semua ada hubungannya dengan simbol aneh pada dada Sehun? Sebenarnya sudah sejak dulu saya ingin menanyakan ini pada anda." Yeonseok segera memutus ucapan gurunya. Matanya melebar sempurna dan wajah penuh kekhawatiran jelas-jelas terlihat di wajah tampan Yeonseok. "Apa iblis tadi sengaja melakukan ini karena ingin membunuh Sehun?" pertanyaan tanpa henti terus menerus keluar dari bibir Yeonseok.
Berbeda dengan ekspresi khawatir Yeonseok, Master Lin justru tersenyum tulus menatap muridnya. Muridnya satu ini selalu saja mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Hal-hal yang masih berupa dugaan pribadinya. Tangan Master Lin meraih pundak Yeonseok yang bergetar.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu seperti ini pada adikmu. Tapi Sehun sangat beruntung memiliki kakak sepertimu. Mengenai pertanyaanmu itu, tidakkah sebaiknya kau membicarakannya dengan keluargamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] GEEST ZWAARD
FanfictionGEEST ZWAARD REUPLOAD CERITA DARI 2019 (BL/AllxHun) (Fantasy/Adventure/Action/Thriller/Yaoi/Romance/etc) Terlahir dari sepasang radice terkuat tidak membuat Sehun berbangga diri. Pasalnya, diantara keluarganya hanya dirinya yang bukan merupakan seor...