Chapter 49 - Kepemilikan

507 60 9
                                    

“Aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu, sebelum semua yang terjadi di sini telah tuntas”

..

Sehun terdiam. Benar saja, apa yang diucapkan oleh Chanyeol saat ini membuat Sehun teringat akan kehidupan sebelumnya. Laki-laki tinggi yang mana pernah menjalin sebuah hubungan suami-istri dengannya di kehidupan sebelumnya itu sekarang tampak tenang terbaring di bawah tempat tidurnya. Wajah Chanyeol yang masih menunjukkan kewaspadaannya namun tetap terlihat tenang dengan mata tertutup itu membuat Sehun bisa melihatnya dengan puas.

Tangan Sehun yang sebelumnya santai di atas tempat tidurnya mulai terjatuh, tepat mengenai pipi Chanyeol hingga membuat laki-laki yang mendapatkan sentuhan mengejutkan dari Sehun itu membuka matanya terkejut. Walaupun tangan yang saat ini ada di pipinya terlihat begitu lemas, tapi sepertinya kecurigaan akan pemilik tangan yang masih membuka matanya tertangkap begitu saja di dalam manik matanya.

Tanpa sedikitpun suara, Chanyeol membawa tangan itu ke dalam perangkap tangannya. Rasa kantuk yang tadinya memenuhi dirinya mulai menghilang, begitu merasakan bagaimana lembutnya tangan dalam pegangannya. Senyuman tipis hingga membentuk lekungan maut di pipinya tidak bisa di hilangkan begitu saja dari wajahnya. Lesung pipi miliknya terlihat, dan pandangannya menangkap kelopak mata Sehun yang mulai terbuka karena elusan dari tangannya pada punggung tangan Sehun.

“Jika kau tidak bisa tidur, jangan menggangguku” bisik Chanyeol membuat Sehun mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur. Kakinya dengan santai dia letakkan pada perut Chanyeol, sedangkan tangannya yang masih berada di pegangan Chanyeol segera dia tarik menjauh. “Ada apa? Ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu?”

“Hm, banyak hal yang sedang aku pikirkan. Mengenai kalian dan juga rahasiaku” jawab Sehun menundukkan kepalanya untuk melihat tangannya. “Setelah turnamen, aku akan melakukan beberapa sihir pengendalian bersama dengan Tao. Aku akan mencoba untuk memperpanjang kehidupannya” lanjut Sehun.

Sehun tahu itu sedikit mustahil. Kehidupan abadi makhluk hidup tidak akan pernah didapat, bahkan dia sekalipun. Jika tidak ada cara lain untuk menyelamatkan kehidupan Tao, bisakah dia mengorbankan sesuatu yang dimiliki oleh jiwa Willisnya? Organ tubuhnya? Darahnya? Setidaknya ada beberapa tahun ke depan agar Tao menikmati kehidupannya.

Yang masuk ke dalam pola pikirnya dan juga Willis yang telah bercampur dan tertata dengan rapi di dalam otaknya adalah kehidupannya. Kehidupan panjangnya, bukan kehidupan abadinya. Dengan kekuatan dari jiwa Willis yang dia miliki dan juga didorong oleh pedang geest zwaardnya, kemungkinan terbesar umurnya bisa mencapai 1000 tahun lebih. Tapi itu bukanlah sebuah kebanggaan. Radice di kehidupan ini, mereka pasti memiliki hidup yang panjang, walaupun tidak sepanjang dirinya. Mungkin, 200 tahun?

Memikirkan semua itu dalam keterdiaman dan keadaan membekunya, tatapan Sehun semakin kosong ke arah telapak tangannya. Kepalanya sedikit miring ke samping, sebelum tangannya kembali terisi oleh tangan yang sedikit lebih lebar darinya. Tidak hanya tangan itu, melainkan wajah rupawan dengan senyuman manis milik Chanyeol segera memenuhi penglihatannya. Bahkan Sehun bisa merasakan bagaimana kini dahi Chanyeol menyentuh kulit pahanya.

Bisakah laki-laki yang memasuki penglihatannya ini akan terus hidup dengannya untuk ratusan tahun yang akan datang? Dia tidak akan mampu untuk menjalani kehidupan panjang di kehidupan saat ini tanpa kehadirannya. Dia sudah menyadari bagaimana arti Chanyeol di kehidupannya. Bukan hanya takdirnya, melainkan Chanyeol adalah sebagian dari jiwanya yang menghilang.

“Apa kau terlalu sibuk memikirkan Tao? Bagaimana denganku?” tanya Chanyeol dengan wajah serius namun tanpa ekspresi menekan.

“Tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan tentangmu, Chanyeol. Untuk saat ini aku hanya lebih mengkhawatirkan Tao daripada yang lain” jawab Sehun menarik nafasnya panjang dan membuang wajahnya dari hadapan Chanyeol saat itu juga. Dia tidak akan mampu berbohong pada Chanyeol, maka dari itu, segera setelah penglihatannya terisi oleh sesuatu yang lain, Sehun menutup matanya perlahan. “Ya, tetap saja aku mengkhawatirkanmu. Aku juga mengkhawatirkan yang lain” bisik Sehun pada dirinya sendiri lalu mengangkat tangannya yang tidak berada di dalam tangan Chanyeol.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang