Chapter 43 - Kekacauan (II)

417 74 93
                                    

.(。・ω・。)ノTerima kasih yang sudah voment di chapter sebelumnya.. Voment kalian adalah penyemangat untuk kelanjutan ff ini^o^


⚠️Mohon maaf jika alur berantakan dan cukup membingungkan, apalagi dengan kesalahan kata dan kalimat.⚠️

.

"Tetap di sana, Kris. Aku tidak mau kau mengendalikan pikiranku kali ini dengan tatapanmu dan tidak akan kubiarkan kau menghalangi niatanku kali ini. jangan mendekat ke sini. Kau tidak tahu apa yang saat ini sebenarnya terjadi"

.

"Chanyeol! Chanyeol!!" teriak Sehun ketika menyadari jika tubuh Chanyeol sama sekali tidak memiliki jiwa. Jiwa Chanyeol benar-benar meninggalkan tubuhnya. Hembusan nafas Sehun yang tidak normal terdengar, diikuti air matanya yang perlahan-lahan menetes di saat Lay juga ikut memeriksa tubuh Chanyeol.

"Ini tidak mungkin" bisik Lay meneteskan air matanya juga ketika tangannya menyentuh kulit tangan Chanyeol. Karena kemampuan penyembuhannya, perasaannya akan keberadaan jiwa yang berada di dalam tubuh seseorang pasti akan merespon apa yang dia lakukan. Tapi kali ini....

Jakun Lay bergerak turun hingga bibir bawahnya dia gigit kuat. Dadanya sangat sesak harus menerima kenyataan yang cukup menjatuhkan kepercayaan dirinya.

"Tidak mungkin" lanjut Lay menjatuhkan pantatnya ke tanah. Dalam posisi duduknya, Lay menatap kosong ke arah tubuh Chanyeol. Dalam keadaan seperti ini dan apa yang terjadi kali ini tentu saja hanya sebagian kecil dari tragedi yang terjadi di Benua Thevetifolia waktu itu. Lay dapat membayangkan tentang semua itu. Tapi bagaimana hanya karena luka sekecil itu bisa membuat jiwa Chanyeol menghilang? Apa karena pembocoran aliran spiritual yang didapat Chanyeol sebelum ini? Tapi-

[Thevetifolia ya, bukan Traveloka. Jadi ngakak sama komen di chapter kemarin soal ini ^o^ ]

Jika itu yang telah terjadi, maka Lay adalah penyebab dari semua ini. Dialah yang tidak menghalangi Chanyeol melakukan hal berbahaya tadi.

"Tetap tenang, jiwa Chanyeol tidak akan pernah menghilang semudah itu" tiba-tiba suara yang terdengar asing namun terasa tidak asing memasuki indera pendengaran Sehun. Sontak saja suara itu membuat kepala Sehun mendongak dengan isakan kecil yang terdengar di antara bibir merah mudanya. "Jika dia kehilangan jiwanya, maka kehidupannya akan menghilang juga. Jiwanya akan pergi dan jiwamu yang tersegel di dalam sarung pedangnya akan terlepas. Tapi lihatlah kali ini-"

Sehun menghentikan isakannya dan menghapus air matanya kasar. Benar juga. Jiwa Chanyeol tidak benar-benar meninggalkan tubuhnya. Chanyeol sudah berjanji tentang itu padanya sehingga Sehun hanya perlu mempercayainya. Tapi, saat ini yang terlihat jelas-jelas Chanyeol kehilangan jiwanya. Chanyeol kehilangan kehidupannya karena dia membiarkan Chanyeol mengulurkan tangan untuk melindunginya tadi.

"Semua murid selain yang terlibat, segera keluar dari lapangan turnamen" suara keras namun bukan teriakan berasal dari bagian utara lapangan. Sosok yang selalu cukup tenang walaupun menyimpan banyak tekanan terlihat.

Suho mengangguk ke arah Lay yang terlihat frustasi, ingin menyampaikan pada murid tertuanya itu agar tetap tenang dan berada di dalam lapangan. Dan saat semua telah keluar, beberapa murid yang terlibat masih tampak tenang tetap berada di posisi mereka berdiri sebelumnya. Termasuk Baekhyun yang masih berdiri dengan tegapnya di tengah lapangan, tepat beberapa meter dari posisi Kai mencekik murid yang kehilangan kendali kesadaran dirinya.

"Kai, tidakkah kamu terlalu berlebihan membuatnya merasakan sakit karena sihir pengendalian puncakmu bahkan dengan cekikan langsung seperti itu?" sindir Baekhyun menaikkan sebelah alisnya.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang