Chapter 41 - Ruang Aliran Spiritual

446 88 52
                                    

(。・ω・。)ノTerima kasih yang sudah voment di chapter sebelumnya.. Voment kalian adalah penyemangat untuk kelanjutan ff ini^o^

⚠️Setiap alur akan dipotong dengan
^o^GZ ©weyoungch 2018/19^o^,
dan akan bersambung di
^o^GZ ©weyoungch 2018/19^o^ berikutnya. Mohon maaf jika alur berantakan dan cukup membingungkan, apalagi dengan kesalahan kata dan kalimat.⚠️

.

"Tidak, mereka tidak kehilangan kendali karena aku tidak merasakan ada sesuatu yang aneh dengan keadaan Wyvern maupun Chanyeol. Aku bisa merasakannya dan sangat yakin"

.

Ledakan besar yang tiba-tiba terjadi di dalam lapangan spontan membuat Luhan segera berdiri di depan tempat para guru duduk. Wajah penuh keseriusan yang selalu tampak di wajahnya membuat beberapa murid yang telah ditugaskan untuk menjaga setiap sisi dimana para murid duduk juga ikut berdiri. Selain itu, Lay yang sebelumnya berdiri di depan Sehun tampak melangkah beberapa kali ke depan, ingin memastikan jika dua laki-laki yang cukup dia kenal saat ini dalam keadaan yang cukup baik.

Menyadari jika ada sesuatu yang sangat aneh, Sehun memicingkan matanya berusaha memfokuskan pandangannya di sekitar tempatnya duduk. Sama seperti Minho yang merasakan keanehan, perasaan kuat Sehun baru saja terdeteksi ketika ledakan itu terjadi.

Karena sejak beberapa saat yang lalu Sehun hanya mampu menyembunyikan wajahnya di dalam tudung, kali ini dia tidak bisa menyembunyikannya lagi setelah kepalanya mendongak. Tudungnya itu terlepas begitu saja dari atas kepalanya ketika dia melihat ke atas, dimana sebuah atap besar yang sengaja dibuat untuk melindungi para penonton dari panas ataupun hujan memasuki indera penglihatannya.

Di saat itulah, hembusan angin yang terasa aneh namun sangat sejuk menyentuh setiap inci kulit wajahnya. Helaian rambut halus yang pastinya akan membuat siapapun menginginkan untuk menyentuhnya bergerak sangat lembut dan pelan. Mata indah dengan manik mata biru segar dan mengagumkan milik Sehun-pun tidak mau kalah ingin menunjukkan pesonanya, seakan mereka tidak menyadari jika beberapa pasang mata saat ini menatap ke arah Sehun dengan ketakjuban yang luar biasa.

“Keanehan ini sangat tidak asing. Ini bukanlah hal buruk. Tapi entah kenapa keyakinan dan kepercayaanku padanya yang hampir menghilang di dalam diriku kini tiba-tiba semakin kuat. Mereka menginginkan aku agar mempercayainya, bukan mempercayai sebuah ilusi ataupun mimpi yang menakutkan itu bisik Sehun di dalam hatinya.

Tangan putih Sehun perlahan bergerak menengadah ke atas, dan tepat saat beberapa kelopak bunga yang terasa hangat menyentuh telapak tangannya, Sehun mengedipkan matanya satu kali sebelum mengembalikan penglihatannya ke tengah lapangan

Dua laki-laki yang sebelumnya membuat heboh seluruh lapangan, atau mungkin Benua Caesalpinia itu menundukkan kepalanya dalam. Dilihat dari gerakan tubuh mereka yang terkesan menyembunyikan rasa lelah, Sehun menduga jika sesuatu yang baru saja terjadi tadi bukanlah sesuatu yang menakutkan. Dan tanpa menunggu waktu lama untuknya berpikir 2 kali, Sehun melihat Luhan menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan suara.

“Untuk turnamen individu, peserta no 3 dan 10 dinyatakan memiliki nilai kesadaran yang sama. Keduanya berada di urutan pertama tahun ini” ucap Luhan membuat Sehun menjatuhkan rahang bawahnya begitu saja.

(Nomor 3 adalah Kai yang mendapatkan nilai tertinggi urutan ketiga dalam kelas 1 uchel, sedangkan nomor 10 adalah Chanyeol. Jadi nomor peserta ini berdasarkan penilaian kepintaran selama pembelajaran di dalam kelas, bukan besarnya sihir pengendalian setiap murid)

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang