Chapter 37 - Ilusi Nyata

509 97 111
                                    

(๏_๏) Sudahkah kalian voment di chapter sebelumnya?

.

"Siapa yang memerintahmu menyamar menjadi diriku untuk memasuki mimpi Sehun?"

.

3 hari. Ini sudah terhitung 3 hari sejak Sehun tertidur di malam itu dan sama sekali tidak ada tanda-tanda dari laki-laki manis itu untuk terbangun dari tidur panjangnya. Bahkan, Sehun yang biasanya bersemangat untuk makan itu masih terdiam di atas tempat tidur tanpa menunggu seorangpun untuk mengajaknya pergi seperti biasanya.

Tubuh yang terbaring dalam kedamaian itu seakan tidak mempedulikan wajah khawatir beberapa laki-laki yang saat ini menatapnya. Tidak hanya laki-laki yang sudah dia kenal, melainkan beberapa laki-laki dan perempuan yang ada di akademi Ravenala-pun datang untuk menjenguknya. Mereka hanya cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada Sehun. Laki-laki yang sudah cukup populer di akademi itu mendapatkan banyak kunjungan ke kamarnya, dengan Luhan yang harus berjaga di depan pintu kamarnya untuk memeriksa siapapun yang datang, sedangkan di dalam, Chanyeol dengan tatapan kosongnya hanya bisa mengawasi tubuh Sehun yang semakin mendingin.

Bukan. Sehun jelas tidak kehilangan jiwa dalam tidur lelapnya, melainkan jiwanya saat ini telah terperangkap entah dimanakah itu. Kejadian ini sama seperti kejadian sebelum tragedi di Benua Thevetifolia waktu itu, tapi saat ini Chanyeol menyadari sebuah keanehan dari apa yang ada di pikiran Sehun, atau mungkin dia bisa menyebutnya sebagai mimpi Sehun. Sehun sedang terjebak di dalam mimpinya sendiri, dan Chanyeol tidak bisa untuk terus menatap kosong ke arah tubuh Sehun seperti ini. Tentu saja Chanyeol harus melakukan sesuatu untuk membawa Sehun kembali ke kesadarannya.

Setelah merenungkan apa yang harus dia lakukan selama 2 hari ini, Chanyeol mendongakkan kepalanya untuk melihat Kyungsoo yang berdiri di samping tubuh Sehun. Di samping Kyungsoo, juga terlihat Suho yang sama-sama merenungkan apa yang saat ini terjadi.

“Ini pertama kalinya aku mengetahui Sehun harus tertidur 3 hari lamanya. Selama ini aku hanya mendengarnya dari Master Jeffrie” gumam Suho memegang pergelangan tangan Sehun untuk memastikan jika masih ada denyut nadi di sana. Helaan nafasnya sedikit kasar, membuat Kyungsoo harus melipat tangannya di depan dada dan memikirkan apa yang saat ini terjadi. Kali ini, Kyungsoo sama sekali tidak memiliki niatan untuk mengganggu Suho, sehingga dia hanya memfokuskan tatapannya pada tubuh lemas Sehun.

“Aku akan memasuki mimpinya” gumam Chanyeol akhirnya bersuara dan bangun dari posisi duduknya.

“Memasuki mimpinya? Apa kau menduga jika Sehun saat ini tersesat dalam mimpinya? 4 hari lagi akan ada turnamen dan kau masuk ke dalam daftar peserta. Energi spiritual yang digunakan untuk turnamen begitu banyak. Dan saat kau mampu memasuki mimpi seseorang, tidak semudah itu untuk kembali. Walaupun itu hanya mimpi, energi spiritualmu akan terkuras lebih boros daripada saat kau mengeluarkan sihir pengendalianmu dalam bertarung” ucap Kyungsoo tidak melarang ataupun menyetujui keinginan Chanyeol.

Kyungsoo yang selama ini selalu dipandang sangat mengesalkan oleh orang-orang sekitarnya menunjukkan kebaikan yang sebenarnya dia miliki. Sikap mengesalkannya selama ini hanyalah sebuah kegiatan wajib yang harus dia lakukan untuk mewarnai kehidupan datarnya, sedang sikap seriusnya adalah menjaga agar murid-murid ataupun penghuni akademi Ravenala tetap aman di dalam pengawasannya. Tidak peduli jika orang seperti Chanyeol yang sangat membencinya, Kyungsoo tidak bisa membiarkannya melakukan hal yang bisa saja mengancam keselamatan jiwanya, apalagi sampai energi spirtualnya habis tanpa kegunaan.

“Master Jeffrie pernah mengajarkanku cara memasuki mimpi seseorang dan keluar dari mimpi orang tersebut. Aku tahu, ini pertama kalinya aku akan mencoba. Tapi aku yakin bisa melakukannya” gumam Chanyeol mengibaskan tangannya di sekitar ruangan, membuat jendela dan pintu kamar Sehun menutup saat dia menjatuhkan tangannya. “Tolong jangan ijinkan siapapun untuk memasuki ruangan ini”

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang