Chapter 10 - Sarung Pedang

1.1K 200 76
                                    

"Tenanglah, semua bisa kuatasi dengan mudah"

.

Sehun mengedip perlahan. Dia masih tampak bingung menatap wajah Chanyeol yang setengah sadar. Menyadari jika Chanyeol baru saja minum banyak di rumah makan ini, Sehun meraih tangan Chanyeol yang ada di kepalanya dan menaruh tangan berat Chanyeol di pundak kirinya. Dia bermaksud membantu Chanyeol pergi dari rumah makan yang sudah berhasil membuatnya kehilangan selera makan sekarang, tapi apa yang dipikirkannya ternyata tidak mudah mengingat tubuh Chanyeol yang lebih besar baginya.

"Aku bisa berjalan sendiri" ucap Chanyeol tidak jelas. Tangannya dia tarik dari pundak Sehun, menggantikannya ke jemari Sehun. Kedua tangan mereka saling bertautan membuat Sehun mau tidak mau mengerutkan dahinya. Semburat merah segera terlukis di wajahnya ketika langkahnya dan Chanyeol berjalan ke arah pintu.

"Apa kau akan baik-baik saja dengan berjalan seperti ini?" suara Sehun terdengar ragu untuk bertanya pada Chanyeol. Pasalnya cara berjalan Chanyeol di sampingnya benar-benar tidak seimbang, sekali dia kehilangan keseimbangan, dapat dipastikan tubuhnya akan ambruk dan bisa saja Sehun akan menjadi korban saat kejadian itu terjadi.

Kepala Sehun akhirnya mendongak, mengalihkan pandangannya dari Chanyeol. Dia tidak bisa untuk terus memperhatikan Chanyeol. Wajahnya sudah sangat panas hanya karena jari Chanyeol mengisi sela-sela jarinya. Seperti Chanyeol yang tiba-tiba menyebarkan kendali apinya ke seluruh tubuhnya sehingga hanya wajah Sehun yang akhirnya merespon itu semua.

Sebenarnya Sehun ingin untuk melepas tautan tangan mereka, tapi entah apa yang mendorongnya sehingga tetap mempertahankan posisi tangan mereka seperti sekarang.

"Willis" suara berat Chanyeol terdengar bersamaan dengan langkahnya yang terhenti.

Sehun menghentikan langkahnya. Matanya kini kembali melihat ke arah Chanyeol dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan. Bagaimana Chanyeol tahu nama itu? Dia sama sekali belum menceritakan tentang Willis pada siapapun, termasuk orang tuanya. Apakah Chanyeol sudah mengetahuinya?

"Di masa kini, kau masih tetap menjadi milikku bukan?" pertanyaan Chanyeol membuat Sehun bingung untuk menjawab. Sehun hanya bisa menduga jika Chanyeol saat ini tidak dalam keadaan tersadar sepenuhnya untuk bertanya hal aneh seperti itu, jadi Sehun memilih diam dan hanya mendengarkan apa yang suara Chanyeol keluarkan. "Bukankah kita sudah berjanji sebelumnya?" tanya Chanyeol lagi tidak menunggu jawaban Sehun dari pertanyaan sebelumnya.

"Janjimu dengan Willis?" tanya Sehun menggigit bibirnya. "Janji seperti apa?"

"Janji untuk bersama sampai kapanpun. Bahkan jika kita terlahir kembali"

"Siapakah Willis itu?"

"Kau"

Chanyeol melepaskan tautan tangan mereka. Wajahnya memandang dalam manik mata Sehun sebelum tangannya menangkup pipi Sehun.

"Sebelumnya, jelaskan padaku. Siapa Kai di kehidupan kita sebelumnya?"

Sehun mengerutkan dahinya mencium bau minuman keras dari mulut Chanyeol yang hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahnya. Dia berusaha menjauhkan wajahnya agar tidak mencium bau minuman keras itu, tapi semua terasa sia-sia mengingat tangan Chanyeol menangkup pipinya erat.

"A-apa maksudmu? Kau sedang mabuk. Kau bisa menanyakannya nanti" Sehun mengedipkan matanya berkali-kali. Ekspresi wajah yang menunjukkan kesedihan akhirnya terlihat di wajahnya. Dengan lembut, Sehun memegang tangan Chanyeol yang masih setia menangkup pipinya. "Ini pertama kalinya aku melihatmu mabuk. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Apakah itu ada kaitannya dengan Willis?"

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang