Chapter 38 - Permainan Kehidupan

503 95 59
                                    

O(≧▽≦)O Terima kasih yang sudah voment di chapter sebelumnya

.

"Apa, maksudmu Tao?"

.

Chanyeol menunjukkan seringaian tipisnya, sebelum mengeluarkan sihir pengendaliannya untuk membuka pintu di depannya semakin lebar. Saat itu juga, sosok laki-laki bertubuh tinggi dan terlihat berekspresi lembut namun mengeluarkan aura penuh tekanan berdiri di ambang pintu membawa beberapa plastik yang sepertinya sengaja dia bawa untuk menjenguk Sehun. Ekspresi lembut namun tanpa keramahan itu dia jatuhkan hanya untuk beberapa laki-laki di kamar Sehun selain Sehun sendiri tentu saja, sedangkan saat tatapannya jatuh pada wajah Sehun, senyuman tipis manis terlihat di sudut bibirnya yang melengkung ke atas.

Karena ekspresi yang Tao berikan untuk beberapa laki-laki di dalam kamar tampak berbeda, 2 diantara 5 laki-laki di dalam kamar itu terdengar mengeluarkan dengusan keras. Chanyeol dan Minho secara bersamaan berdiri menghadap Tao, seakan menghalangi laki-laki yang sebenarnya memiliki mata panda itu agar tidak mendekati Sehun.

"Jangan bertingkah kekanakan" bisik Kai masih menunjukkan wajah tenangnya ke arah Chanyeol dan Minho. "Rekan Tao-"

"Kau bisa memanggilku Tao" potong Tao cepat menatap sekilas wajah Kai.

"Ah, baiklah. Sepertinya ini pertama kali kau mengeluarkan suaramu di depanku. Dan karena kita sekelas, mungkin kau juga mengenalku" ucap Kai menunjukkan senyum lebarnya.

Tanpa mengeluarkan suara lagi, Tao hanya menganggukkan kepalanya dan membawa tatapannya kembali pada Sehun. Dia ke sini tidak untuk mengeluarkan bosa-basi kepada keempat laki-laki lainnya. Dia hanya ingin bertemu Sehun dan melihat keadaan laki-laki yang telah membuatnya bersemangat untuk menjalani akhir kehidupannya.

"Kakakku membelikanmu beberapa buah di pasar saat mengunjungiku. Dia mengucapkan terima kasih padamu dan ingin bertemu denganmu saat ada waktu yang tepat" ucap Tao panjang saat menyerahkan plastik di tangannya pada Sehun. Senyuman tipisnya semakin terlihat ketika Sehun melihat isi di dalam plastik yang dia bawa. Walaupun buah-buah itu dari kakaknya, tapi Tao cukup bahagia bisa melihat senyuman di wajah Sehun hanya karena itu.

"Terima kasih. Lain kali kita bisa menemui ka- Tunggu, Tao.. Bukankah kau pernah bilang jika kau tidak punya keluarga?" tanya Sehun meletakkan plastik dari Tao di atas tempat tidurnya.

"Eum, mengenai itu, sebenarnya dia bukanlah kakak seperti yang ada di dalam pikiranmu. Dia murni seorang manusia yang menginginkan keberadaanku" gumam Tao melirik keempat laki-laki lainnya yang terdiam mendengarkan apa yang diucapkannya.

"Mungkin kau sedikit tidak nyaman dengan kehadiran kami" ucap Kai memberikan isyarat ke arah Chanyeol, Kris dan Minho agar keluar dari kamar Sehun dan memberikan waktu untuk kedua laki-laki lainnya berbicara bebas. Tapi, Chanyeol sama sekali tidak mempedulikan Kai. Dia bertingkah seolah-olah tidak menyadari apa yang diingin Tao, dan mengambil tempat duduk di sisi tempat tidur Sehun. "Chanyeol...."

Chanyeol hanya terdiam mengawasi setiap gerakan Tao. Tatapannya tajam, menusuk, dan seakan-akan bersiap menerkam Tao jika saja ada gerakan dari Tao yang tidak sesuai batas kewajaran. Penelisikan dari tatapan itu semakin dalam dan begitu menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya, termasuk Sehun yang berada di tempat tidurnya.

Sebenarnya, ini hanya tampak seperti pemandangan beberapa anak kecil yang sedang memperebutkan seorang gadis di dalam permainan mereka. Mereka saling terdiam dan bersiap memukul satu sama lain jika gadis itu memilih salah satu dari mereka, hingga akhirnya pertengkaran besar dan saling melukai akan terjadi. Sedangkan gadis itu tidak pernah menunjukkan siapa diantara mereka yang akan dipilihnya.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang