Chapter 24 - Penyamaran

733 116 42
                                    

⚠️BACA PELAN-PELAN
DAN
MASUKLAH KE DALAM CERITA⚠️

Terima kasih atas segala dukungan yang diberikan. Maaf jika ada kesalahan dan banyak kekurangan di ff yang kami ketik.

.

"Aku tidak bisa fokus bermeditasi ketika pikiranku hanya berpusat padamu"

.

Setelah suara Chanyeol terdengar, ketiga mahluk mythic yang mengelilingi Sehun tampak menatap ke arahnya dengan tatapan yang berbeda. Tentu saja hanya Scorpion yang menatap Chanyeol dengan tatapan bingung, sedangkan kedua makhluk mythic lainnya lebih memilih mendekat ke arah radice mereka masing-masing.

Langkah tegap Chanyeol walau dalam keadaan terluka tidak sedikitpun membuat tekanan kuat ke sekitarnya menghilang. Sihir pengendalian tingkat puncaknya jelas-jelas masih membuat semua orang yang berada di sekitarnya begidik ketakutan, tidak termasuk Scorpion yang enggan untuk menjauh dari Sehun. Saat tubuh Chanyeol berdiri tidak lebih dari 1 meter di depan Sehun, Sehun kemudian sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah pucat Chanyeol yang terlihat semakin angkuh.

"Kenapa kau pergi dari tempat meditasimu?" tanya Sehun menatap dalam manik mata Chanyeol tanpa sedikitpun berniat mengedipkan matanya.

"Bagaimana bisa aku bermeditasi jika banyak orang yang ingin membawamu pergi dan melukaimu? Aku tidak mungkin bisa fokus dalam meditasiku" jawab Chanyeol melangkahkan kakinya 1 langkah ke depan. Kepalanya sedikit menunduk untuk meletakkan dahinya pada pundak Sehun. "Aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Bahkan dengan aku membiarkan kalian melakukan perjalanan ke Benua Caesalpinia terlebih dulu meninggalkanku di sini untuk meditasi. Aku tidak akan merelakan itu" lanjut Chanyeol menghembuskan nafasnya perlahan.

Sehun terdiam. Dia tahu, dia sadar dan dia cukup yakin jika laki-laki di depannya ini memanglah takdirnya di kehidupan sebelumnya setelah Kai kehilangan kehidupannya. Tapi semuanya itu, entah kenapa untuk saat ini tidak bisa membuatnya benar-benar menjadikannya peduli terhadap semua yang telah Chanyeol tunjukkan dan berikan untuknya. Dia terlalu sibuk memikirkan bagaimana kehidupannya saat ini yang berjalan seperti ini adanya hingga mengabaikan bagaimana perasaan laki-laki yang telah memiliki janji dengannya ini.

Sesekali, dia bisa memiliki perasaan untuk apa yang diberikan oleh Chanyeol. Perasaan lebih untuk Chanyeol, melebihi laki-laki lain yang berada di dekatnya. Tapi untuk kali berikutnya, tidak ada perasaan seperti itu sama sekali. Dia terlalu bimbang dengan hatinya, dan kebimbangan itulah yang membuatnya menikmati kehidupan ini tanpa perasaan lebih untuk orang di sekitarnya.

"Apakah di kehidupan ini aku yang akan kehilangan nyawaku lebih dulu?" bisik Chanyeol membuat tubuh Sehun menegang seketika. "Jika memang seperti itu, bukankah ini sama halnya aku dengan Kai. Aku sama bodohnya seperti kakakku itu di kehidupan sebelumnya. Aliran spiritualku baru saja diatasi oleh Lay, tapi sepertinya dalam menembus penghambatan pengisian energi spiritualku sangat sulit. Aku memutus meditasiku karena merasakan seseorang ingin membawamu pergi. Tapi mengingat jika saat ini aku tidak bisa terlalu menggunakan sihir pengendalianku, aku hanya bisa berdiam diri melihatmu dari jauh"

"Kau tidak boleh melanggar janjimu" bisik Sehun juga mengangkat kedua tangannya untuk memeluk tubuh Chanyeol. Bibir bawahnya dia gigit sebagai pelampiasan akan rasa sakit yang tiba-tiba terasa di dadanya. Hidungnya tampak memerah ditambah lagi dengan matanya yang terasa panas dan bersiap untuk menjatuhkan air beningnya.

Lay, Minho dan Kris yang memandang kejadian di depannya hanya mampu terdiam melihat bagaimana Sehun memeluk tubuh Chanyeol. Helaan nafas dari Lay terdengar sebelum tangannya bergerak untuk membawa pergi Scorpion dari tempatnya sekarang berdiri. Sebelum dia ingin meninggalkan kedua laki-laki yang saat ini sedang mengungkapkan apa yang ada di hati masing-masing, Lay melirik Minho dan Kris yang masih tetap mematung di tempatnya. Sama sekali tidak ada respon dari kedua laki-laki itu ketika dia menatap mereka, membuat Lay memilih pergi begitu saja bermaksud melanjutkan tugas yang dia emban sebelumnya, mencari bumbu untuk ayam tangkapan Minho dan Sehun. Dia cukup yakin jika kedua laki-laki itu sudah berhasil menangkap beberapa ayam untuk santapan mereka nantinya, oleh karena itu dia tidak boleh melalaikan tugasnya kali ini hanya karena masalah kecil sebelumnya.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang