Chapter 51 - Perjanjian Darah

595 63 10
                                    

BDAARR

Ledakan besar yang terjadi karena sihir pengendalian Kai saling berbentrokan dengan sihir pengendalian Sehun itu membuat asap putih bercampur debu besar memenuhi seluruh tempat di luar lapangan turnamen. Batuk keras dari
berbagai suara terdengar, diikuti ledakan demi ledakan yang terjadi entah karena sihir pengendalian milik siapa. Namun, kali ini ledakan itu jauh lebih ringan dari sebelumnya.

Selang beberapa detik setelah kejadian tersebut, asap bercampur debu itupun menghilang secara perlahan. Sosok yang sebelumnya saling mengeluarkan sihir pengendalian masih berdiri dengan posisi terakhir mereka terlihat. Sehun masih dengan wajah tenang tapi masih dalam postur tubuh yang sama, sedangkan Kai justru terlihat memegang mulutnya untuk menyembunyikan muntahan darah dari mulutnya dari penglihatan banyak orang.

Siwon yang melihat kejadian di hadapannya kali ini hanya bisa melebarkan matanya terkejut. Bagaimana mungkin Sehun dengan berani melawan Kai yang tentu saja merupakan murid ayahnya? Atau jika Siwon pikirkan, bukankah seharusnya Sehun hanya menahan Kai sehingga kejadian seperti saat ini tidak tampak oleh penglihatan banyak orang?

Apa yang membuat Sehun melakukan semua ini pada Kai?

“Sehun, apa yang kau lakukan?” tanya Chanyeol masih terkejut dengan apa yang dilakukan Sehun terhadap Kai. Langkahnya terlihat ke depan satu kali, tapi, saat matanya bertemu dengan tatapan Sehun, Chanyeol segera menghentikan langkahnya dan hanya kembali membawa langkahnya tepat di posisinya sebelum mendekat.

“Apa yang membuatmu bisa begitu mudah dikendalikan?” tanya Sehun menaikkan sebelah alisnya saat pandangannya bertemu dengan Kai.

“….”

Keheningan kembali terjadi. Ucapan Sehun kali ini membuat beberapa laki-laki yang melihat apa yang ada di hadapannya tercengang, tidak terkecuali Siwon yang kemudian membawa tatapannya ke arah Kai. Dengan kefokusan lebih, Siwon melihat bagaimana kini Kai mulai memegangi dadanya dengan sebelah tangannya yang lain, sedangkan tangannya yang masih berada di depan mulut masih menekan erat mulutnya.

“Begitu mudah untuk dikendalikan, apakah hasil perjalananmu selama ini hanyalah sekecil itu? Aku tahu kau cukup bersedih ketika ayahku kehilangan kehidupannya. Tapi seharusnya aku yang lebih bersedih dari kalian semua. Dengan kelemahan yang aku miliki, aku mencoba untuk tidak mudah dikendalikan oleh yang lainnya seperti kalian” gumam Sehun membuang pandangannya dari Kai dan berganti melihat ke arah tubuh Master Lin yang semakin mengerikkan. Seluruh kulit tubuh Master Lin terlihat telah melepuh karena ledakan yang di akibatkan oleh sihir pengendalian Kai dan Sehun, namun Sehun sama sekali tidak berusaha untuk berjalan mendekat untuk menyembuhkannya. “Aku bukan membela anda Master Lin, tapi aku tidak akan membuat anda kehilangan kehidupan secepat keinginan hati anda sebelum jiwa ibuku terbebas” lanjut Sehun melihat bagaimana saat ini Master Lin berusaha mengakhiri kehidupannya.

Karena keinginannya dapat terbaca oleh Sehun dengan mudah, Master Lin semakin berusaha untuk mengakhiri kehidupannya saat ini. Master Lin tampak terdiam dan berusaha merusak tubuhnya dari dalam agar secepat mungkin kehidupannya berakhir. Tapi, semua itu justru sulit dilakukan, ketika seluruh kinerja tubuhnya, seluruh, tidak ada satupun yang bisa dia perintah bahkan nafasnyapun  terasa lebih dipaksakan dari sebelumnya. Kedipan di matanya, hembusan nafasnya, gerakan tangan- Tunggu.

Master Lin terkejut ketika melihat tangannya kini mulai bergerak ke arah dadanya. Gerakan yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Sehun itu membuat pikirannya yang masih berfungsi terus berputar. Berputar dan memikirkan bagaimana bisa murid paling direndahkan di akademi Fomalhaut dulu kini bisa mengendalikan dirinya hanya dengan gerakan sama yang terjadi pada tubuhnya.

“Aku sudah bilang anda tidak bisa mengakhiri kehidupan anda sendiri jika bukan karena keinginanku. Selain itu, aku tidak ingin anda kehilangan kehidupan anda karena anda sendiri adalah satu-satunya guru kakakku. Dengan begitu, setelah kejadian ini, aku tidak akan mengakhiri kehidupan anda jika anda berjanji tidak membuat masalah lagi. Kehidupan orang tuaku karena pengkhianatan anda, aku akan mencoba memendam itu dalam pikiranku sendiri” ucap Sehun sontak membuat Chanyeol yang terus mengawasi pergerakan Sehun menggertakkan rahangnya.  “Kehilangan seorang guru yang paling dipercaya, merupakan rasa sakit yang tidak akan pernah bisa terobati. Dan aku tidak ingin kakakku merasakan hal sama seperti yang kurasakan atau dirasakan murid-murid ayahku” bisik Sehun.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang