Chapter 35 - Pengakhiran

538 102 68
                                    

Maaf karena banyak kesalahan di dalam kalimat dan pengeluaran ide. 🙏

.

"Aku harus segera menemui Luhan untuk menanyakan tentang pendalaman pengendalian kesadaran diri sebelum turnamen itu berlangsung"

.

TAP

TAP

TAP

"Yaa! Jangan berlari, kamu bisa jatuh"

"Maaf, hah hah"

Sehun terus berlari menaiki tangga, lalu melewati koridor yang berkelok-kelok setelah itu memasuki sebuah ruangan dan kembali lagi menaiki tangga lalu melewati koridor lagi secara terus menerus hingga sampai di lantai tertinggi yang dimiliki akademi Ravenala.

Nafasnya yang tampak tidak teratur membuat beberapa guru di sana menatapnya penuh rasa kasihan dan mendekat satu persatu untuk menanyakan alasan kenapa laki-laki manis seperti Sehun harus berlarian di beberapa lantai tadi agar bisa sampai di lantai tertinggi.

"Bukankah dia murid baru yang berada di bawah pengawasan Master Shion?" tanya seorang perempuan yang duduk di salah satu kursi di ruangan itu. Wajah cantiknya menatap penuh rasa penasaran pada beberapa guru di depan ruangan yang mengelilingi Sehun sebelum dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. "Ah, Luhan.. Seorang murid yang menjadi tanggungjawab mastermu l terlihat kelelahan di sana" panggil perempuan itu sedikit keras, membuat Luhan yang sebelumnya disibukkan dengan percakapannya dengan guru lainnya terhenti.

Helaan nafas keluar dari bibir Luhan setelah guru lain yang sedang berbicara dengannya itu memilih mengakhiri percakapan mereka karena panggilan tadi. Sebenarnya Luhan cukup tahu siapa laki-laki yang dimaksud guru perempuan itu, dia juga menyadari apa keinginan dari laki-laki di depan ruangan guru saat ini yang mencarinya sejak tadi, sehingga dengan santainya dia berdiri dan berjalan mendekat ke arah beberapa guru di depan ruangan.

"Maaf sebelumnya, master" Luhan mengeluarkan suara yang sangat pelan hingga membuat guru-guru yang sebelumnya mengelilingi Sehun menjauh saat itu juga. "Seharusnya kau tidak perlu kemari. Guru-guru di akademi ini akan menelanmu ketika menyadari seperti apa sihir pengendalian yang kau miliki" gumam Luhan menarik tangan Sehun menjauhi ruangan.

Langkah kaki Luhan tidak terlalu cepat, hanya saja karena rasa lelah yang sebelumnya Sehun dapatkan, membuatnya harus sedikit berusaha keras agar tidak tertinggal dengan langkah Luhan menuju kantin khusus para guru.

"Luhan, kudengar sebentar lagi ada turnamen"

"Ya, aku tentu saja aku tahu. Ada apa?" tanya Luhan tidak begitu mempedulikan rasa lelah di dalam diri Sehun sehingga kaki Sehun mulai terseret pasrah karena tarikannya. Dia menyerah dengan sikap Luhan yang sedikit kasar padanya hari ini, dan membiarkan tubuhnya terbawa begitu saja karena tarikan tangan Luhan.

"Luhan, apa yang kau lakukan?" tanya Suho yang tiba-tiba keluar dari kantin. Matanya melebar ketika melihat Luhan tanpa berperikemanusiaan menyeret tubuh lemas Sehun tanpa rasa kasihan. Bahkan Suho dapat melihat beberapa butir keringat tampak menetes menuju wajah Sehun.

Tatapan dalam Suho mengenai wajah Luhan. Wajah Suho yang selalu menunjukkan ketenangannya itu menghilang berganti menjadi dingin hanya untuk dia perlihatkan pada Luhan. Makhluk mythicnya itu sudah aneh sejak beberapa hari ini, dan dia sendiri tidak bisa mengatakan keanehan itu secara terus terang. Hanya saja, apa yang saat ini dia rasakan pasti sudah bisa di rasakan oleh Luhan. Tanpa sedikitpun kata yang terucap, Suho berharap Luhan menyadari keanehannya itu. Tapi sampai selama ini, makhluk mythicnya itu justru tidak menunjukkan gelagat ingin mengatakan keinginan terpendam yang dimilikinya.

[COMPLETE] GEEST ZWAARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang