[Suatu Kafe.]
Kirana melambai-lambaikan tangan agar Leon melihat keberadaannya. Leon yang melihat lambaian itu langsung menghampiri.
"Sudah lama, Kak?" tanya Leon dengan terengah.
"Baru saja sampai."
Kirana mempersilakan Leon untuk duduk sementara ia memanggil pelayan.
"Tarik napas dulu," ujar Kirana melihat Leon yang kehabisan napas.
Pelayan mendatangi meja, "Selamat pagi, Kak. Ada yang bisa aku bantu?"
"Kami ingin memesan," jawab Kirana.
Pelayan pun menyerahkan daftar menu masing-masing ke Kirana dan Leon.
"Pagi ini kita ada menu paket sarapan spesial. Bubur abalon with seafood, nasi goreng mentega rempah, dan meat sunny egg with mash potato vegetable."
"Minumnya untuk teh kita ada teh melati, teh hijau, dan teh hitam. Sedangkan untuk kopi kita ada pure black coffee, Sweet Latte, dan clear coffee," jelas Pelayan.
Puff...
Kirana menutup buku menu, "Satu meat sunny egg with mash potato vegetable, dan minumnya teh hijau."
Pelayan lalu mencatat pesanan Kirana.
"Leon, kamu pesan apa?" Kirana bertanya.
Leon tersentak, "Ah, ya?"
Kirana tersenyum, "Biar aku pesankan."
Kirana lalu menatap Pelayan. "Satu bubur abalon with seafood dan Sweet Latte untuk minumnya."
"Baik, sudah aku catat ya, Kak. Boleh aku minta buku menunya kembali?"
"Tinggal satu ya, aku mau lihat-lihat lagi."
"Baik, kalau begitu. Aku permisi," dan Pelayan pun meninggalkan mereka berdua.
"Emm... Kak?" Leon membuka suara.
"Sudah melamunnya?" tanya Kirana.
Leon hanya tersenyum simpul. Kirana memperhatikan wajah Leon yang tampak kusam, kantung mata pun samar-samar terlihat. Ia yakin Leon sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya.
"Seperti yang kamu tahu, Leon," Kirana mulai membuka obrolan. "Aku mengajak kamu ketemuan karena aku mau membicarakan tentang Hana."
Leon langsung memasang wajah serius.
"Ayah dan Mama sudah angkat tangan perihal Hana. Aku sudah coba bujuk, tetapi mereka tetap keras kepala, dan aku gak tahu harus bagaimana lagi."
"Maksudnya dengan angkat tangan...?"
Kirana menghela napas dalam.
"Setelah pertemuan kita sebelumnya, seorang Perawat menelepon ke rumah. Dia mengatakan Hana ada di UGD mereka. Mereka menelepon untuk mengkonfirmasi kebenaran mengenai seseorang yang menyatakan dirinya sebagai wali dari Hana."
Leon mengepalkan tangan, firasatnya mengatakan bahwa ia tahu akan ke mana arah pembicaraan ini berlanjut.
"Mama yang menerima telepon tersebut, dan Mama langsung meledak marah. Dia mengajakku dan memberitahukan Ayah untuk datang ke rumah sakit. Lalu di sana kami bertemu dengan Hana."
Kirana mendadak menunduk, "Ah... Tidak, kami tidak bertemu. Lebih tepatnya kami yang menemuinya dan itu hanya untuk menyakitinya."
Leon makin mengepalkan tangan. Sejak tadi ia memang hanya diam mendengarkan, namun pikirannya sejak tadi sudah sangat berisik dengan amarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
Roman d'amourJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie, seorang gadis 16 tahun, tumbuh dalam keluarga toksik yang membuatnya jat...