"Maaf kak, ternyata gaun inu sudah ada yang memesan," kata seorang pramuniaga yang baru saja keluar dari sebuah ruangan bertuliskan 'selain karyawan dilarang masuk'
"Apa? Gak bisa begitu dong! Gaun ini nih masih terpajang disana sebelum saya ambil," kata seorang cewek cantik berpakaian luar biasa modis.
"Benar kak, kesalahan dari pihak butik karena lupa untuk mengambil gaun yang sudah dipesan itu."
"Pokoknya saya tetap mau yang ini mbak! Salah sendiri dong kenapa masih di display," katanya ngotot tak mau tahu.
"Kita masih punya koleksi gaun yang lain jika kakak berkenan bisa lihat-lihat dulu."
"Nope. Saya sudah naksir sama gaun ini mbak. Ngerti nggak sih mbaknya?" cewek itu tetap memegang sebuah gaun indah berwarna peach dengan erat.
"Permisi mbak, saya mau ambil barang ini," dengan tiba-tiba terdengar sebuah suara yang berasal dari seorang cewek berambut sebahu yang tengah memegang sebuah kertas bertuliskan nama butik itu.
"I-iya kak, tunggu sebentar ya," raut pramuniaga itu bingung setengah mampus lantaran pesanan yang di maksud'kan adalah gaun berwarna peach yang berada di tangan cewek berwajah galak itu.
"Lho ini 'kan punya saya.. Flo?" ada sedikit raut terkejut ketika Lia menyadari keberadaan Flo yang berdiri tak jauh darinya sambil memegang gaun miliknya. Tentu saja miliknya.. Lia sudah mentransfer uang pembayarannya.
"Punya lo? Gak bisa ini punya gue!" ucap Flo tak santai.
"Tapi Flo.. Gue udah bayar, so this is mine."
"Salah siapa kalo gaun ini ada di display. Mbak saya ambil yang ini," Flo menyerahkan gaun tersebut kepada pramuniaga yang masih berdiri mematung disana.
"Kok lo ngotot banget sih. Gue duluan yang bayar. Jadi ini punya gue!!"
"Gak bisa! Ini punya gue!!" Flo menepis kasar tangan Lia yang hendak merebut gaun tersebut. "Sayang!! Agaa!!!" teriak Flo cukup keras dan membuat mereka jadi pusat perhatian seluruh pengunjung butik.
"Agatha!!!"
"Ada apa sa.. Ngapain lo disini?!" ucap Agatha dengan nada yang jauh dari keramahan kepada Lia, si cewek maha benar.
"Ini gaun gue! Cewek lo main rebut aja. Gue udah bayar ini," jelas Esthalia dengan sabar sambil memamerkan struk pembayaran yang sah.
"Tapi gaun ini masih di display sayang, gue gak salah dong," adu Flo bernada manja.
"Bener. Cewek gue gak salah, mbak bungkus!" Agatha menyerahkan sebuah debit card kepada seorang pramuniaga yang masih senantiasa menunggu perdebatan itu.
"Eh gak bisa! Seenaknya aja lo!" amuk Lia tak terima. Kesabarannya selalu habis jika berhadapan dengan Agatha.
"Gak bisa?" Agatha menaikan sebelah alisnya sambil berjalan mendekat ke arah Lia. "Semuanya bisa kalo sama gue mah," senyum tengil itu langsung menghiasi muka tampan si Agatha.
"Berapa harga gaunnya?"
"Tiga juta tujuh ratus kak."
"Saya bayar lima belas juta. Gaunnya buat pacar saya mbak," seketika raut kemenangan langsung muncul di muka Flo, berberda dengan Lia yang langsung memasang ekspresi kesal setengah mati.
"Lo ada penawaran yang lebih tinggi gak?" ujar Agatha mengejek. Dirinya yakin jika Lia tak akan melakukan penawaran diatas lima belas juta. Duit dari mana coba?
Lima belas juta katanya?!
Walaupun Lia punya uang sebanyak itu, dirinya tetap saja tidak akan menukarnya untuk sebuah gaun yang harganya jauh dibawah tawaran Agatha. Benar-benar cowok sombong! Mentang-mentang dia kaya raya jadi bisa berbuat seenak jidatnya! Ingatkan Lia untuk membalas Agatha dengan cara lain setelah kejadian ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/161151112-288-k793197.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOW : Everything Has Changed
Подростковая литература(17+) AGATHA RICHIE HILLARIO Berbekal kehidupan yang serba glamor dan tanpa peran seorang Ayah dalam hidupnya membuat dia menjadi siswa paling terpandang di Liberty High. Terpandang dalam artian buruk. Seperti sombong, penuh kekuasaan, dan pembully...