🍃9

4.5K 275 23
                                    

"Lo udah beneran sehat, Ya?" sudah tiga kali Karin, sahabat Lia menanyakan hal yang sama. Dan sudah tiga kali pula Lia menjawab dengan anggukan mantap.

Karin masih tidak puas akan jawaban itu melihat Lia pagi ini mengunakan make up yang lebih tebal dibanding biasanya. Pasti sahabatnya itu tengah menyembunyikan wajah pucatnya.

"Tumbenan lo pake blush on." pancing Karin pelan-pelan.

Lia melirik Karin singkat,sementara tangan kanannya tengah menyalin tugas yang lupa ia kerjakan semalam. "Gue baru beli, ga nahan buat pake."

"Pake lipstik juga."

Lia tertawa, "Biasanya juga pake."

"Emang ga boleh ya gue dandan." lanjut Lia.

"Bukan gitu.."

"Terus apa?" tanya Lia sambil tetap terfokus pada serentetan angka-angka yang coba ia mengerti sambil menyalin.

"Lo punya penyakit epilepsi?" tanya Karin sedikit berbisik.

"What?"

"Lo inget gak, kalau kemarin..lo sempet kejang-kejang di depan UKS." pelan tapi pasti, topik pembicaraan Karin mengarah kesana.

"Oh itu, inget." jawabnya santai.

"Terus.."

"Terus apa?" Lia membeo. Karin jadi gemas sendiri kepada Lia, sebenarnya ia sedikit ragu untuk mengulik hal ini terlebih Lia juga bukan orang yang terlalu terbuka padanya, yang notabene adalah sahabat dekat Lia di sekolah ini, tapi dirinya sudah dirundung rasa penasaran yang teramat menyiksa jika tidak segera tau siapa laki-laki itu.

"Lo inget siapa cowok yang nolongin elo waktu kejang?" akhirnya Karin memberanikan diri mengungkit.

"Cowok?"

"Iya, udah agak dewasa sih..dia juga yang bawa lo ke rumah sakit." seketika itu Lia langsung menoleh dan berhenti menulis. Rumus matematika yang ia pelajari tadi seperti berhamburan di udara. Jadi bukan Karin yang membawanya ke rumah sakit?

"Selamat pagi.."

Mati.

Guru matematikanya sudah datang dan Lia belum selesai menyalin PR apalagi mempelajarinya.

Sepanjang pelajaran gadis itu melamun sambil terus memikirkan ucapan Karin. Siapa?

---ooo---

Kabar tentang Ayah kandung Aska yang hari ini akan diresmikan sebagai CEO dari LA telah menyebar keseluruh penjuru Liberty High.

Banyak dari beberapa orang yang ikut senang, namun lebih banyak yang menyayangkan hal itu. Bagaimana bisa seseorang yang tidak berdarah Lodge mendapat tanggungjawab memimpin kerajaan bisnis sebesar itu.

Natali Alexandria Lodge sendiri telah menunjuk James Wilson yang dulunya merupakan CEO dari salah satu anak perusahaan Lodge. James dianggap sebagai pemimpin yang paling bisa dipercaya dan bertanggungjawab, segudang prestasinya juga bisa dijadikan acuan oleh Natali dalam memilihnya.

Natali cukup mengenalnya, mereka juga pernah menangani proyek yang sama di Singapura. Mantan partner kerjanya itu sangat pekerja keras dan inovatif, maka dari itu Natali tidak ragu untuk mempromosikan James sebagai pengganti Benjamin, adiknya.

Sementara itu, Natali telah memutuskan resign dari kampus yang telah menjadi separuh jiwanya selama ini agar dapat terfokus pada pekerjaannya di LA, wanita empat puluh tahunan itu menjabat sebagai COO.

---ooo---

Lia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Karin siang tadi. Seorang laki-laki, tampan, membawanya kerumah sakit. Dan terlebih lagi laki-laki itu tahu namanya.

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang