"Gimana Thalia?" ujar Natali sedetik setelah kemunculan Agatha dari balik pintu.
"Gimana apanya sih, Ma." jawab lelaki itu sekenanya, lantas berjalan dengan malas ke sebuah sofa yang menghadap ke ranjang Natali.
"Muka kamu kok kayanya bete gitu, kenapa?" tanya Natali penasaran.
"Gapapa, mending mama tidur aja udah hampir pagi ini." katanya setelah melirik arloji hitam yang bertengger di pergelangan tangan kirinya.
"Tadi kamu ketemu ortunya Thalia 'kan? Kamu udah jelasin kenapa dia pulang malem-malem gini? Jangan sampai dia kena marah sama ortunya. Mama 'kan ngerasa nggak enak udah ngajakin dia ngobrol sampai larut."
Agatha menenggelam 'kan badanya diatas sofa lantas memijat pelipisnya yang sedari tadi minta di urut.
Demi neptunus..
"Engga."
"Engga gimana maksud kamu?"
"Lia nggak mau diantar kerumahnya, kayanya lagi ada masalah keluarga," katanya jujur. Cukup satu kali kebohongan untuk hari ini.
"Terus kamu antar dia kemana?"
"Awalnya Atha mau bawa dia ke rumah kita eh dia nolak pake ceramahin Atha lagi."
"Iya terus kamu bawa dia kemana?!" tanya Natali setengah jengkel.
"Aku turunin di pinggir jalan."
"APA?!"
"Sssst, Ma! Jangan teriak nanti kita di usir dari sini gimana? Mama kan belum sembuh total!"
"Yang ada kamu mama usir! Sekarang cari Thalia sampai ketemu!" titah Natali tegas pada putranya.
Agatha memutar bola matanya malas. Sialan, kenapa ia tidak berbohong saja jika lebih mempermudah jalannya untuk tidur nyenyak malam ini! "Buat apa? Dia sendiri yang nolak bantuan Atha."
"Mama ga mau tau Agatha." suara dingin bernada perintah dari Natali memang tidak bisa Abaikan
"Ck. Ma, Atha capek mau tidur." tutur Agatha bernada manja.
"Kamu ini lelaki macam apa? Dia perempuan, sendirian, di tengah jalan tengah malam dan...oh Demi Tuhan! dia tidak membawa uang sepeserpun kamu tahu?!" air muka Natali berubah panik. Agatha langsung menegakkan badannya kala mendengar hal itu.
"Dari mana mama tahu..dan ya emang bener dia kecopetan waktu di Paris..SHIT!" lelaki itu meninju lengan sofa lantas berdiri dan memakai kembali sweeter tebalnya.
"Cepat cari dia sampai ketemu!!!"
"Ay ay captain."
---ooo---
Jalanan sepi terhampar lurus di depannya namun Agatha mengemudikan mobilnya sepelan mungkin sambil mengamati sekeliling. Lelaki itu menuju tempat dimana terakhir kali ia mengikuti Lia.
Sudah setengah jam ia hanya berputar-putar di sekitar sini, namun Lia masih enggan memunculkan batang hidungnya.
Agaknya ia sedikit menyesal tidak menyeret gadis itu saja jika tahu masalahnya akan serumit ini. Rupanya gadis itu berhasil mengambil hati seorang Natali. Walaupun sangat penyayang, Natali sebenarnya merupakan sosok yang keras dan tidak bisa di bantah. Ibu kandungnya itu tidak pernah terlalu akrab atau bahkan kelewat peduli pada beberapa gadis yang pernah ia kenalkan padanya. Termasuk kekasihnya sendiri, Florence.
Agatha bahkan tidak pernah berniat memperkenalkan Lia pada Natali. Tidak sekalipun ia pernah berpikir bahwa gadis itu mampu mengambil hati Natali. Gadis paling keras kepala dan menyebalkan seantero jagad raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOW : Everything Has Changed
Teen Fiction(17+) AGATHA RICHIE HILLARIO Berbekal kehidupan yang serba glamor dan tanpa peran seorang Ayah dalam hidupnya membuat dia menjadi siswa paling terpandang di Liberty High. Terpandang dalam artian buruk. Seperti sombong, penuh kekuasaan, dan pembully...