🍃62

1.2K 166 24
                                    

Meskipun vote dipart sebelumnya belum menyentuh angka 200 padahal sudah lebih dari satu bulan,,,

Aku memutuskan untuk update saja.. Karena aku tahu banyak dari kalian yang sudah menunggu cerita ini.. (sama aku juga kangen sama komenan² kalian)

Dan untuk part ini aku nggak akan narget vote kok. Tapi sebisa mungkin tekan bintang ya karena itu sangat mudah&gratis😁

A

ku cukupkan basa basinya sampai disini------Happy Reading🥰

---ooo--

Jam sudah menunjuk pukul dua belas ketika Lia sampai di rumahnya. Hal yang dilakukannya pertama kali saat tiba ialah mengetuk pintu kamar ayahnya meski waktu sudah memasuki tengah malam.

Ia baru saja mendapat informasi dari Gabriel jika ayahnya akan mengadakan pesta besar-besaran diatas kapal pesiar untuk memperingati ulang tahun perusahaan. Dan yang menjadi permasalahan ialah ayahnya berencana memperkenalkan Lia kepada publik secara resmi sebagai putri kandung Blake Jones.

Hal itu sudah cukup membuatnya nervous ditambah lagi ia mencium aroma perjodohan dengan keluarga Sanders. Lia seharusnya sudah menduga hal itu karena Christopher Sanders selalu terlihat berbinar-binar belakangan ini.

"Papa. Ini Lia."

"Masuk saja," Lia mendorong kenop pintu begitu mendapat ijin. Ternyata ayahnya belum akan tidur. Dia tengah duduk diatas ranjang sambil memegang ipad. "Pa, jangan bekerja terlalu keras. Nanti Papa bisa sakit."

Lia menatap netra ayahnya yang terlihat lelah. Akhir-akhir ini Blake memang banyak pikiran sehingga mencoba mengalihkan segala keresahannya dengan bekerja ekstra. "Papa hanya sedang membaca ulang kontrak kerja sama ini. Kamu jangan khawatir, kalau Papa lelah Papa pasti istiharat."

Lia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, berharap bahwa Papanya akan baik-baik saja.

"Mm, bagaimana pestanya?" kata Blake sambil meletakan ipadnya diatas nakas.

Lia menghela napas lalu mengambil tempat duduk di samping ayahnya yang langsung merengkuh pundak gadis itu. "Ya begitulah, Pa. Tidak ada yang istimewa."

"Ngomong-ngomong, sepekan lagi Papa akan mengadakan pesta."

"Iya, Lia sudah tahu dari Gabriel."

"Berarti kamu juga sudah tahu tentang rencana Papa?" Blake menatap Lia dengan alis terangkat. Lia mengangguk dengan lesu.

"Kamu tidak setuju ya dengan rencana itu?"

Lia diam, ia ingin langsung berkata tidak, namun takut menyakiti hati ayahnya. Blake pasti sudah menyiapkan segalanya dan Lia malah berencana mengacaukannya. Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada Blake yang langsung di sambut oleh belaian tangan ayahnya pada puncak kepalanya. Lia seketika ingin menangis. Apakah ia harus mengesampingkan perasaannya demi kebahagiaan ayahnya?

"Ada apa, Sayang?"

"Tidak ada, Pa," tanpa sadar suaranya terdengar serak, seperti menahan tangis.

"Kalau memang begitu Papa akan membatalkannya. Kamu tenang saja, okay?"

"Jangan, Pa. Papa tidak perlu membatalkannya. Lagipula hubungan Lia dan Chris baik-baik saja. Dia sudah minta maaf dan kita berdua juga sudah berdamai," jelas Lia cepat membuat Blake termenung. Pria itu mengedipkan matanya setelah sadar dengan apa yang dikatakan putrinya.

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang