🍃54

2.6K 288 182
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya🥺

"Gue mohon lo jangan bilang ke siapapun dulu, Dy," pinta Agatha untuk kesekian kalinya pada Rady yang tengah fokus menyetir.

"Ck aman, Ga. A-m-a-n-!" ulang Rady kesal, pasalnya sedari tadi Agatha terus-terusan memperingatkannya tentang masalah tersebut.

"Gue cuma khawatir lo-nya keceplosan," gumam Agatha mengingat mulut Rady yang kalau bicara suka tidak aturan main bongkar rahasia.

"Gue nggak pernah keceplosan, Ga."

Agatha melirik kearah Rady dengan raut gondok, "Dih, gak pernah katanya."

"Iya gak pernah. Gue selalu sengaja membongkar aib-aib kalian. HAHAHA."

Plak!

Plak!

Plak!

"Bangsat lo, Dy," serunya setelah menimpuk Rady dengan sebuah koran yang kebetulan ada diatas dasboard.

"Anying KDRT lu."

"Udah woy, gue bisa nabrak ini," peringat Rady saat akan kena timpuk lagi.

Agatha membuang napasnya lalu menyadarkan kepalanya pada sandaran kursi, "Sekarang gue harus apa, Dy?"

"Ya balik lah. Besok gue harus sekolah tolol."

"Ck. Lo bolos aja, plis."

"Gak bisa, man. Gue baru inget ada ulangan matematika. Bisa mati gue kalau harus ngulang diruang guru," tutur Rady penuh kerisauan, pasalnya ia langganan menyontek pada saat mapel tersebut. Dan rencananya akan kandas bila ia harus mengikuti ujian susulan.

"Ck ribet lo. Kenapa nggak minta soalnya ke Ando terus kasih ke gue nanti gue bantu kerjain. Lo tinggal ngehapalin jawabannya aja," saran Agatha kemudian.

"Mana bisa gue hapalin jawaban matematika!"

"Dih lo begonya kebangetan."

Rady terlihat berpikir sejenak, "Terus kalau soalnya beda begimana tuh nasib gue?"

"Ya nggak gimana-gimana lah. Lo kerjain sendiri!"

Rady memutar bola matanya kesal, "Lo bener-bener kagak solutip sama sekali."

"Makanya belajar."

"Gue tadinya mau belajar, malah lo ajak nongkrong gak jelas," ujar Rady yang kian membuat Agatha merasa bersalah karenanya.

"Sorry."

Rady melirik sekilas pada Agatha yang tiba-tiba terlihat murung. "Woy, kagak usah sedih begitu. Gue belajar juga percuma tau, Ga," kata Rady sambil terkekeh.

"Gue bukan sedih karena lo anying."

Rady melonggo, "Lah? Jahat banget lo."

"Gue tiba-tiba keinget sama dia."

"Dia?" Rady membeo.

"Lia."

Hening sejenak, hanya suara mesin mobil yang terdengar menderu di jalanan yang sepi karena jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi.

"Well, rupanya lo beneran naksir sama doi," celetuk Rady tiba-tiba. "But ...sayang sekali..lo telat!"

"Andaikan Esthalia tahu lebih cepat. Doi pasti seneng banget sampai guling-guling. Gue jamin."

Agatha meringis akan persepsi Rady yang kedengarannya gila. "Gue nggak punya perasaan itu, Dy."

"Nyangkal aja terus," tuduh Rady sinis, "Kalau nggak punya kenapa keinget mulu?"

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang