🍃47

2.4K 236 54
                                    

Aku update lagi kalau votenya udah 100++ ya😂👍

"Gue ada jadwal operasi hari ini," Mike tengah mengancingkan kemejanya sembari menatap kearah cermin yang memantulkan bayangan dirinya, "Inget kan apa yang gue bilang kemarin?"

"Hmmmmm," Lia berdehem, gadis itu tengah berbaring diatas ranjang sambil menggerak-gerakan kakinya yang menggantung dilantai.

"Kemungkinan gue pulangnya besok atau bahkan lusa, jaga diri lo baik-baik," Mike berbalik, pria berkemeja navy itu menatapnya serius.

Menjadi seorang dokter sekaligus wakil direktur rumah sakit memang membuat lelaki itu ekstra sibuk dan tak jarang bila Mike menginap disana.

"Iyaaa, udah sana kerja," usir Lia pada akhirnya lantaran sedari tadi kakaknya terus-terusan mengingatkannya untuk tidak boleh ini itu dan yang lebih parahnya ia tidak boleh keluar dari kamar.

"Kenapa?" tanya Lia begitu melihat pria itu tiba-tiba murung.

"Perasaan gue nggak enak."

Lia menghela napas lalu bangun, ia mengisyaratkan Mike untuk mendekat. Gadis itu langsung memeluk pria itu tanpa mengucap sepatah katapun. Kakaknya pun membalas pelukannya sembari mengusap puncak kepalanya.

"I will miss you," lirih Lia terdengar parau.

Mike terkekeh lalu menguraikan pelukan itu dan memandang adiknya yang masih duduk diatas ranjang. "Tumben. Lagian cuma dua hari kok."

Lia mendongak menatap iris abu gelap itu lama seolah tengah mematrinya dalam ingatan. Jika memang ini hari terakhir ia melihat pria itu, Lia pasti akan selalu merindukannya seumur hidup. Ia takkan pernah bisa melupakan kakaknya yang begitu perhatian dan sangat menyayanginya.

Maafin gue, Mike, kalau selama ini gue belum bisa jadi adik yang baik dan selalu berakhir mengecewakan lo.

Mike mencium pipinya lalu pamit berangkat, "Oh ya, nanti gue suruh Angel kesini biar lo ada temen ngobrol. Bye!"

Lia menghela napasnya begitu punggung kakaknya menghilang setelah melewati pintu.

"May we meet again."



---ooo---


Lia mendongak setiap kali bell yang terpasang di depan pintu masuk kafe itu berbunyi.

Akhirnya setelah sekian lama menunggu....

Muncul lah seorang lelaki yang mengenakan jaket parasit dan celana olahraga lalu langsung menghampirinya begitu Lia memberi kode dengan mengangkat tangan.

"Maaf ya lama," lelaki itu tertawa cengegesan sementara tangannya sibuk mengobrak abrik isi ranselnya lalu mengambil sebuah amplop cokelat dari dalam sana.

Penantiannya selama satu setengah jam membuahkan hasil yang begitu sempurna.

"Gimana?"

"Aman!" lelaki itu mengacungkan jempolnya sembari menyerahkan amplop itu kepada Lia.

Lia membuka isinya lalu menghela napas. Ia tidak tau harus senang atau sedih, hal yang akan ia lakukan memang tidak dapat di benarkan, namun apa boleh buat? Semua orang juga sudah terlanjur menganggapnya jahat bukan?

"Gue nggak tau lagi harus bilang apa. Tapi gue janji akan mengganti semuanya kalau waktunya udah aman," Lia berkata serius sembari menatap lelaki di hadapannya.

"Jangan pikirin hal itu sekarang. Lebih baik lo pikirkan lagi matang-matang, apa lo yakin akan melakukannya?" Lia diam, ia belum memiliki jawaban untuk pertanyaan itu.

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang