🍃61 A

3K 194 46
                                    

I know i'm late.
Udah hampir 3 minggu nggak update🥲
Sorry ya guys urusan di real life-ku baru aja kelar🙂

Jangan lupa vote dan komen di part ini yaaa. Kl udah 200 votes aku bakal segera update part selanjutnya.

Ok then, happy reading

See you di update selanjutnya 💕

---ooo---

Siang itu Blake berkunjung ke kamar hotelnya ketika Lia dan Gabriel tengah menonton sebuah acara TV diruang tengah. Sebenarnya hanya Lia yang terlihat menikmati tontonan tersebut, sementara Gabriel hanya menyaksikan tanpa ekspresi seperti biasa. Lia sudah tidak pernah memusingkan hal itu lantaran ia sudah terlalu kebal dengan segala perilaku antik Gabriel. "Apakah kamu tidak memiliki kegiatan apapun sore ini?"

"Seperti yang Papa lihat. Aku sangat bosan," gumam Lia pelan. Tatapannya pun terlihat mengantuk.

"Papa ada undangan pernikahan klien sore ini. Kamu bisa pergi kesana dengan Christo-"

"Aku akan mengajak Gabriel," tutur Lia cepat memotong omongan ayahnya. Blake lalu terkekeh dan mengambil tempat duduk di samping putrinya. "Well, baiklah."

"Kenapa tatapanmu seolah mengatakan bahwa kamu membencinya?" Pertanyaan itu membuat Lia membuang napas lagi, "Aku tidak membencinya, Pa. Aku hanya sedang dalam tahap tidak menyukainya," jelas Lia singkat yang terdengar ambigu. Ia sebenarnya sangat malas membahas masalah yang berkaitan dengan Christopher ini.

"Ada masalah diantara kalian?" Lia menggeleng cepat lalu menoleh dengan tatapan memperingatkan kearah Gabriel yang entah sejak kapan sudah berdiri tegap di tempat favoritnya.

"Katakan Verone," ujar Blake tajam. Lia menggeleng cepat lalu menyilangkan kedua lengannya pada Gabriel agar lelaki itu tutup mulut.

"Mr Sanders mencium Nona di pesta," jawab Gabriel datar. Sial...Kapan sih Gabriel akan lebih setia padanya??!

"Wow. Berani sekali dia," Lia tak menyangka ayahnya akan komentar dengan nada sesantai itu. Ia jadi khawatir jika prasangkanya selama ini benar bila Blake dan Robert Sanders berusaha menjodohkan anak-anak mereka.

"Aku tidak menyukainya, Pa. Tolong jangan coba-coba," sunggut Lia kesal. Chris sebenarnya pria yang baik, tampan, masa depannya cerah dan yang paling penting pria itu mencintainya. Tapi Lia tidak bisa membalas perasaannya.

"Jadi kamu masih mengharapkan pria itu?"

"Pria yang mana maksud Papa?" kini Lia benar-benar khawatir. Semoga tebakannya tidak benar jika ayahnya sudah tahu...

"Yang kamu cintai sejak dulu. Siapa ya namanya.." Blake menggantungkan kalimatnya. Lia tidak percaya bila ia sedang membicarakan masalah cinta dengan ayahnya. Well, rasanya sungguh menggelikan. Sepertinya Lia memang sudah di takdirkan memiliki teman curhat seorang lelaki. Seperti Charlos, Gabriel dan ayahnya sendiri.

"Aku sedang tidak memiliki perasaan apapun pada pria manapun," tandas Lia cepat. Ia pun segera mengalihkan pembicaraan ke acara pernikahan yang akan ia datangi sore nanti.

---ooo---

"Gabe, sejauh mana ayahku tahu tentang dia??" tanya Lia begitu ayahnya pamit untuk menghadiri meeting di kantor cabangnya yang terletak di Georgia.

"Untuk yang satu ini, saya tidak pernah memberi informasi apapun kepada Mr Jones, Nona." Jawab Gabriel dengan tenang. Lia tahu Gabriel tidak pernah berbohong padanya. Hal ini membuatnya jadi penasaran kenapa ayahnya tiba-tiba membicarakan tentang dia karena sudah lama juga masalah itu tidak pernah diungkit-ungkit lagi sejak pertama kali mereka membicarakannya. "Kalau menurut saya, ada orang lain selama ini."

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang