🍃45

2.5K 211 73
                                    

VOTE DULU YUK😘

Mike menyuruhnya masuk kedalam kamar begitu sampai di carport. Sementara pria itu menghampiri aparat kepolisian yang masih berada di depan gerbang rumah.

Lia menatap pintu kamarnya dengan perasaan was-was, takut jika hal yang sedari tadi ia pikirkan menjadi kenyataan. Sudah tiga jam ia menunggu, tidak ada kemunculan kakaknya atau siapapun. Jam juga sudah menunjukan pukul sepuluh malam, meskipun rasa ingin tahunya sangat tinggi, tetapi kali ini rasanya Lia enggan untuk mencari tau apa yang sedang terjadi dibawah sana. Kemudian gadis itu memutuskan untuk tidur karena seluruh tubuhnya terasa nyeri dan kepalanya sedikit pening.

Tepat pukul enam pagi Lia terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak sama sekali. Gadis itu langsung loncat dari atas ranjangnya menuju pintu yang langsung terhubung ke kamar kakaknya.

Lia mendapati kakaknya yang tengah berbaring di atas ranjang dengan mata terbuka dan wajah kelelahan. Pria itu terlihat melamun dan sepertinya tidak tidur semalaman.

"Mike,"

Panggilan itu membuat lamunan Mike buyar, dan pria itu langsung mengambil posisi duduk lalu menginstruksikan Lia untuk mendekat. "Sini."

Lia menghampiri kakaknya lalu ikut duduk di samping pria itu. "Gimana keadaan lo? Apa ada yang sakit?" tanya Mike sambil menelitinya.

"Semalem sempet pusing sih, tapi sekarang udah baikan kok," kata Lia berusaha meyakinkan kakaknya yang sejak kemarin terlihat mengkhawatirkannya.

Mike tersenyum lebar lalu menyentuh ringan pelipis Lia yang masih di perban. "Gue sangat bersyukur karena lo nggak apa-apa."

Lia menghela napas lalu menoleh kearah kakaknya, "Ada apa Mike?"

Sebuah kernyitan muncul di dahi pria itu, "Gue tau ada sesuatu yang lo sembunyiin. Just tell me apa yang terjadi semalam?" tembak Lia tepat sasaran. Air muka pria itu semakin kentara jika hal buruk memang telah terjadi.

"Mike...," desak Lia.

Pandangan Mike semakin muram, "Kemungkinan nanti siang kita berangkat ke kantor polisi."

Lia terbelalak mendengar itu, "Apa?!"

"Ada korban tewas dalam kecelakaan itu," ujarnya sepelan mungkin.

Lia mendadak ingin mati sekalian saja.

---ooo---

Mike menggenggam erat sebelah tangannya ketika mereka sudah sampai di kantor polisi. Pria itu melirik adiknya yang terlihat lebih syok ketimbang sehabis kecelakaan kemarin. Lia hanya duduk diam di sepanjang perjalanan, ia yakin sekali jika adiknya tengah di rundung ketakutan yang luar biasa.

Ia hampir terkena serangan jantung kemarin ketika orangnya menghubungi dan mengatakan bahwa adiknya terlibat kecelakaan lalu lintas dan diketahui adanya korban jiwa dalam kecelakaan itu. Ia langsung menancap gas menuju lokasi yang jaraknya lumayan jauh dari rumah sakit tempat ia bekerja, dan rupanya ia beruntung karena wanita setengah baya tadi merupakan pasien terakhirnya untuk hari ini.

Sebelum sampai di rumah sakit, Mike melewati lokasi kecelakaan dahulu karena memang jaraknya lumayan dekat dari sana. Ia dapat sedikit bernapas lega ketika orangnya mengatakan bahwa adiknya baik-baik saja dan melihat kondisi sedan miliknya yang masih berbentuk sedangkan dua mobil yang lain benar-benar memprihatinkan.

Mike langsung berdiri tegap ketika Lia keluar dari ruang interogasi. Meski sorot matanya datar, namun Mike bisa membaca jika adiknya menyembunyikan kegugupannya.

Tanpa bertanya apapun, Mike segera mengiring Lia untuk segera pergi dari sana. Ia tau jika atmosfer di dalam gedung itu menciptakan kegelisahan bagi adiknya.

FLOW : Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang