Hari kelima yang akan kuhabiskan bersamamu
Atha
"tha, Athan nyariin kamu ni dek." terdengar samar samar suara bang sedra dari lantai bawah. Namun sekejap kemudian bang Sedra telah sampai di depan pintu kamarku.
"lah.. Ngapain Athan kesini, bilangin sama Athan dong bang, Atha lagi sibuk." hm kurasa aku bukan la penipu yang handal, jika saja Athan masuk dan melihat ku sedang bermain ponsel, apa yang akan aku katakan nanti.
"adek abang yang paling cantik seantero Rt 12 rw 4 nomor 8.. Ehh la ngapa jadi bercanda ini.. maksud abang, Athan tadi bilang minta waktu nya sebentar aja, ngak akan lama."
"abang!! Dimana mana sebentar juga ngak bakal lama lah.. Sia sia banget ngomong panjang lebar." kata kata ku hanya dibalas dengan kekehan gemas.
"ya udah turun yuk, nanti kasian pangerannya nunggu." tak lama kemudian guling didepan ku pun melayang namun dengan cepat Abang sedra bisa mengelak.
Hmm, jangan katakan kalau diriku ini seorang anak putri raja yang alim dengan gaya feminim dan sopan. Aku bukan masuk dalam kategori seperti itu, aku mungkin bisa saja menghajar orang yang berani menyentuh ku tanpa izin, menampar orang yang kurang ajar, dan berperilaku tidak sopan, namun papa dan mama tidak memperbolehkan ku untuk bersikap layaknya anak yang tidak baik. Ya begini la hidup yang ku punya, menghadapi proses, menjalani nya, kemudian gagal, dan bangkit lagi, hingga lembaran baru akan kembali terbuka untuk ku..
Tak lama pun aku bergegas untuk turun dengan terpaksa dengan wajah kusut yang ada di muka ku.
" kan udah Atha bilang, Atha lagi sibuk, ngak usah ganggu Atha lagi dong.." kataku memohon namun berbeda dengan maunya hati ku sekarang ini.
"tha, ikut gue sebentar aja ya, lo harus mau dan gue ngak suka penolakan." mau tak mau aku hanya menurut dan hanya pasrah akan dibawa kemana.
Beberapa saat kemudian kami telah sampai dimobil, dan aku pun bertanya dengan rasa penasaran yang terus melanda pikiran ku.
"Athan mau bawa Atha kemana sih?"
Tak ada suara yang menjawab pertanyaan ku, aku hanya mendesis tidak terima dan kecewa.
"udah deh, Atha kan dah bilang kalo lagi sibuk, kalo ngak penting penting amat, Atha diturunin disini ngak papa kok." kataku namun tetap hanya kekosongan yang menjawab situasi sekarang.
Baru saja aku ingin melancarkan aksi nekat ku dengan membuka pintu mobil namun suara yang ku tunggu tunggu akhirnya mengeluarkan kata kata.
"loe mau Mati, lo mau buat mobil gue rusak, lo mau gue disalahin abang lo karena ngak bener jaga lo?" nyesss begitu la rasa yang ku dapatkan saat Athan membuka suara, kecewa, sakit hati, perih yang mendalam, ia kembali ke perannya sebagai batu es dwngan sikap baik agar diberi izin
Dengan kecewa aku kembali membuka suara "kan dah Atha bilang, atha si-" belum sempat aku melanjutkan kata kata, Athan telah lebih dulu berbicara.
"taman"
Satu kata membuat ku bahagia lalu mengubah semua kecewa dan amarah ku. Athan emang paling bisa untuk mengubah mood ku yang hancur.
* * *
Sesampainya ditaman, lebih tepatnya dikursi taman, athan tak ingin berlama lama dan membiarkan semua kesunyian mengambil alih, ia langsung bicara.
"GLESSIA AGATHA FERIKE." baru kali ini nama ku disebut begitu indah dengan nama yang tepat saat ia memanggilnya. Kembali ia menunjukan ekspresi datar nya.
"hm?" masih dengan kesal namun sedikit tersipu aku hanya mengeluarkan kata itu
"GLESSIA AGATHA FERIKE." dan ya, lagi, ia memanggil nama itu dengan sebuah pesona indah.
"iya?" aku mulai binggung ingin menjawab apa, jadi terpaksa hanya kata kata itu yang dapat aku keluarkan.
"GLESSIA AGATHA FERIKE." ia kembali memanggil nama ku dengan nada yang naik satu oktaf. Aku jadi semakin binggung.
"Ada apa NATHAN VIRENDRA WIDJAYA?" Aku berdoa dalam hati agar itulah jawaban yang tepat.
"mengapa hanya menjawab itu saja loe susah banget?" apa apaan ini, athan kembali dingin kepada ku. Hfttt apa lagi salah ku, lama lama aku bosan dengan cerita yang semakin rumit ini
"gue mau tanya, loe marah sama gue?"
Wahhh pertanyaan apa itu.. Mengapa seorang athan bisa menyanyakan hal yang jarang itu? Ntahla.."iya, kenapa." jawabku tak kalah jutek
Namun beberapa saat kemudian athan mencubit pipi ku dengan gemas, ingin saja aku pingsan dengan kelakuan manis nya ini.
"jangan marah dong, gue lihat.. loe kayak mulai menjauh deh dari gue, kenapa?"
"ohhh, sekarang Athan baru sadar kalo orang berusah dekat dengan athan sudah pergi, apa harus gini caranya untuk menyadarkan athan?" kataku yang ntah mulai kapan sudah terbawa suasana.
Perlahan Athan menurun kan tangannya dari pipi ku dan memegang erat tangan ku, seperti tidak ingin jauh.
"bukan gitu Atha, gue ngak bermaksud begitu."
"BASI than, kalo emang Athan gak mau buka hati nya untuk Atha, atha finefine aja kok, tapi kalo niatnya athan ingin hancurin hati atha terus, kayaknya atha ngak bisa.. Atha ngak sanggup than, Atha akan berhenti.
"tha, tarik kata kata kamu tentang keinginan untuk berhenti... Justru sekarang aku mau kamu bantu aku untuk buka hati dan kembali mengisi sebuah lembaran baru."
Aku-kamu ? Back to the Hell
"kalo hanya janji palsu, kemudian kembali ingin menyakiti. Atha mohon jangan Than, mohon banget.. Jadikan ini permohonan Atha yang terakhir." tes.. Satu tetes air mata lolos begitu saja dari pertahanan yang telah kubangun dari awal.
"maksud kamu apa, permohonan terakhir? Makanya tolong bantu aku untuk buka hati ini ke kamu, aku janji bakalan mencobannya."
"apakah itu kata kata serius, atau hanya untuk drama selanjutnya." kataku dengan ragu dan tidak ingin langsung mempercayainya.
"lebih dari serius."
"terima kasih atha, akan coba." aku belum sepenuh nya percaya. Tapi hanya untuk mencoba, semoga saja bukan hanya rangkaian kata yang indah yang akan melambung tak terlihat.
Hola readers kuhh
Sorry kalo ada typo
Dah dapet belum feel nya? Kalo belum ikutin terus ya ceritanya, jangan sampai bosan...Janji palsukah ini? Ntah la, kita akan buktikan seberapa besar keinginannya itu..
Huahahahahah (Ketawa jahat)
VOTE AND COMENT
🐾🐾🐾Salam manis
Penulis amatirMyken🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
I Cant With You ❇ (END)
Teen Fiction(TAHAP REVISI) CINTA. Apa kah itu pantas dari ku untuk mu? Aku tak sanggup jika harus mencintai mu dalam diam. Aku juga tak sanggup jika harus menulis puisi yang teramat puitis. Dan, Dengan hadirnya aku disini, semoga dapat membuat mu sadar. Bah...