Chapter 26

28 8 0
                                    

[LINAN POV]

"kamu sudah siap sayang?" tanya dokter Ane.

"selalu siap dokter." Betapa indah senyum itu walau telah menyimpan sejuta luka.

Aku benar benar benci pada Athan, ingin rasa nya aku mengeluarkan berbagai umpatan kepada pria bodoh itu.

Aku tau semua kejadian akan Cia yang ditinggal Athan dan ditemukan ditaman, ia juga tau kalo Cia terkurung di dalam rumah sendirian, namun untung saja Sedra segera pulang.

Saat itu aku pergi kerumah Cia, namun kata Sedra ia pergi bersama Athan. Ya, aku sudah menduga. Athan tetaplah seorang Athan. Aku ingin segera mencegah tindakan Cia yang tengah berada di Deras nya Hujan, namun seperti aku tak rela ia belum merasakan indahnya dunia selama beberapa tahun akibat penyakitnya. Aku ingin ia menikmati akan segala keindahan yang belum ia ketahui dari Alam. Namun ku lihat Cia sudah tak berdaya dan jatuh pingsang, dan dengan cepat aku langsung membawanya ke dalam mobil.

Jika saja kemarin aku melihat muka Athan, kurasa ia tidak akan bernyawa lahi sekarang.

5 jam telah berlalu belum ada informasi dan tanda tanda dari dokter tentang keadaan Cia.

Menunggu adalah hal yang paling kubenci, menunggu sudah menjadi kebiasaan kutapi bukan hobi ku. Aku rindu akan senyum mu, canda tawa mu, serta kecerian yang menghiasi setiap inci wajah nya.

Flashback On

"Cia kalo udah besar mau jadi apa?" tanya seorang Linan kecil

" cia mau jadi tuan Putri. Kalo Linan?"

"wah Aku mau jadi pangeran."

"hm.. Bukan nya pangeran dan Tuan puri itu pasangan ya, wah berarti nanti kita akan menjadi pasangan dong.."
Pikiran seorang anak yang semakin menjadi jadi.

Ingin istana, Ingin kuda putih, ingin sebuah gaun, ingin makanan, ingin boneka, ingin pedang, dan semua bayangan mereka yang lebih luas.

Flasback Off

"semoga kita akan menjadi pasangan sejati ya." namun beberapa saat kemudian ada suara yang membuyarkan lamunan ku.

"eh lo, gimana keadaan Cia, dia baik baik aja kan?" ya siapa lagi kalo bukan abang aneh ku ADRIAN. Tidak mengenal tempat suaranya melengking hingga lantai bawah, beberapa pasang mata melihat kami dengan sinis dan dengan cepat aku meminta maaf akibat ulah nya.

"apaan sih lo, mending pergi aja, lo kesini jadi malah nambah beban hidup aja deh."

"uluh uluh dah berani ya lawan abang nya, dosa loe melaqan sama orang tampan kek gue, serius gimana keadaan dia?" mendengar nya saja sudah enek apa lagi ia akan berlama lama disini.

"hmm masih belum ada tanda tanda, kami juga dari tadi menunggu dokter untuk memberi kabar."

"semoga aja bisa cepat sembuh." semua serentak bilang amin walau hanya terdengar dalam hati kecil mereka.

Semua sibuk dengan keadaannya masing masing.

Mami masih sibuk dengan tangis nya yang berkepanjangan. Papi sibuk akan kekhawatirannya. Mama sibuk Menyabarkan dan menguatkan Mami. Papa sedang mengurus makan kami nanti malam. Adrian sibuk dengan administrasi Atha. Sedra sibuk dengan kepidahan kerjanya serta sekolah Atha dan Linan.

Sesangkan aku bisa apa, aku sibuk apa, aku memang la laki laki bodoh yang tidak mengeryi akan suasana.

Apakah pantas aku disebut seorang pangeran? TIDAK, ITU SALAH BESAR, aku sama sekali tidak pantas mendapatkan julukan itu.

Mengharapkan sesuatu yang besar akan terlihat susah, dengan bermimpi dapat meyakinkan harapan tersebut, Walah hanya sekecil debu.

Hai readers
Masih setia menunggu updetan cerita baru ICWY...

Atha sembuh ngak ya?
Dan sekarang Athan lagi apa ya?

Tunggu aja yow....

VOTE AND COMENT
🐾🐾🐾

SALAM HANGAT
PENULIS AMATIR

MYKEN🌱

I Cant With You ❇ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang