Chapter 36

23 6 0
                                    

Aku hanya tingga menunggu menit untuk waktu meeting di mulai.

Tak kusangka, yang ku tunggu tunggu datang.

Sangat manis.

Wanita itu Sepertiny ramah.

"selamat pagi nyonya Thata. " sapanya.

Seperti dugaanku, sangat ramah.

Akhirnya kami meriliskan sebuah furniture terbaik di benua ini.

Aku bahagia.

Pertama.

Semua akan berjalan dengan lancar.

Kedua

Produk akan di rintis ke berbagai negara

Dan bahagiaku yang paling bahagia dan sangat bahagia.

Aku bisa bertemu dengan anak anakku yang ku rasa telah bosan untuk menunggu.

"permisi"

"masuk lah sisil, tak perlu seformal ini... Kita tidak pada jam kerja. "

Sudah 2 jam yang lalu jam kerja telah usai.

Dan kami masih menyusun berkas berkas penting dengan beberapa karyawan yang bersangkutan.

"selamat untuk mu nyonya"

"terima kasih karena kau masih mau mendampingim saya sampai sekarang"

Kami tersenyum dan menyusun kembali berkas berkas itu.

"apakah nyonya pernah mengalami sakit hati? "

DEG.

kulihatnya dengan dalam. Rawut wajah nya begitu menggambarkan kesedihan.

"owh, hmm ada apa?  Kau sedang sakit hati? " tanya kumemecah keheningan.

"hmm, lebih dari sekedar sakit hati... "
"apakah nyonya bisa menceritakan sedikit tentang pengalaman itu serta rasa sakitnya? "

Aku terdiam, dan langsung menggaguk pelan.

"Dulu waktu saya masih Sma"

Kata kata ku terhenti karena kembali mengenang wajah itu.

"saya menyukai seorang pria, pria yang sangat dingin, Cuek, dan tak peduli pada lingkungan sekitar. "

Mataku mulai memanas.

"mungkin waktu itu aku sangat bodoh, atau bahkan benar benar bodoh"

Ku tatap wajah cantik sisil.

Rautnya tampak sedang bertanya.

"dengan polos nya saya memalukan diri saya sendiri di depan banyak orang,  mengejar ngejarnya, memberikan kotak bekal, mengungkapkan perasaan,  kau tau balasannya? "

Dia tampak menggeleng.

"dia diam, cuek, dan membentak ku begitu saja, namun disaat saya mulai mundur dengan perlahan, ntah dengan sihir apa,  dia datang pada saya dan meminta maaf"

Kuhentikan sejenak perkataan ku, dan menutup mata.

"aku hanya mengiyakan saja, namun tak terlalu mempercayai kata kata nya. Dan benar dugaan ku, ia menelantarkan ku karena mantan kekasih terindahnya datang kepelukannya. "

Ku lihat lagi wajah nya, bahkan ekspresinya lebih menyedihkan daripada diri ku sendiri.

"sampai besok paginya,  saya harus pergi ke luar negri untuk pengobatan kanker saya. Agak mustahil untuk sembuh...  Tapi inilah mukjizat. Sepertinya Tuhan menyuruhku bangkit dan mencari kehidupanku sendiri"

Aku meneteskan bulir bulir air mata yang sekarang sudah deras turun dari mataku

"maaf nyonya,  bukan berm---"

"sudah lah, tak apa... Namanya hanya masa lalu,  lalu bagaimana dengan rasa sakit yang kau alami, bagaimana pengalamannya? "

"dulu, aku mencintai seorang pria yang sangat baik, bahkan perhatian kepada ku"

"kau sangat beruntung" kataku memotong pembicaraan nya.

"namun karena perusahaan ayahku mulai bangkrut, aku di jodohkan dengan pria yang tampan namun tak memiliki nyawa. "

"maksudnya? "aku bertanya penasaran

"dia, hanya bisa diam, termenung,  dan mengunci diri di dalam kamar"

"lalu? " tanya ku lagi.

"mau tak mau aku harus merelakan orang yang kucintai dan menerima perjodohan itu demi orang tua ku"

"kau wanita yang baik" kataku menenangkannya.

"setelah 1 tahun menikah dengan nya,  ternyata dia memiliki hati yang baik, serta perhatian hanya sebatas status,hingga sekarang sudah 7 tahun kami menikah namun sikap nya tetap sama hanya Sebatas status."

Kulihat wajah nya menampilkan senyum paksaan

"aku mulai mencintainya, namun tidak dengan nya."

"mengapa ia seperti itu..  Apa dia idiot ehh maksud saya ada gangguan jiwa? "tanya ku penasaran

"dia sangat merindukan orang yang dia cintai dan sama sepertiku, dia juga terpaksa menerima perjodohan ini"

"siapa wanita itu,  berani berani nya merebut pasangan orang lain, tidak pantas sekali orang itu untuk di rindukan" aku berusaha menenangkan nya dengan memeluk badan ringkuhnya yang sudah mulai bergetar.

Aku melerai pelukan kami. Dia menghapus airmata itu dan tersenyum kecut.

"nyonya,  kapan aku bisa mendapatkan cinta nya ya? "

"mungkin saat tak ada lagi wanita itu di hatinya"

"caranya?"

"pergi datangi orang itu lalu bunuh" kataku terkekeh.

Dan tertawa bersama.

Huh...  Aku mendapat banyak candaan hari ini.

Bahagia itu sederhana dan hidup adalah pilihan.

Yeay saya up lagi...

Gimana...

Sad ending

Atau

Happy ending

???

Owh ya,  author bikin akun khusus cerita author di ig.

@cerita_myken

Nah jangan lupa untuk di follow ya...

Salam hangat

Myken

I Cant With You ❇ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang