Chapter 21

38 9 0
                                    

Hari ketiga yang akan aku lalui bersamamu

Atha

"hoam..." pagi hari yang menyejukan dengan udara bersih serta nyanyian indah dari burung burung kecil yang beterbangan.

"Loh Athan kok tidur disofa, perasaan rumah ini kan punya 5 kamar deh!" gumam Atha yang melihat Athan madih dalam naungan mimpinya.

Atha tak tega untuk membangunkan nya karena ini masih pukul 5 pagi, Atha akan membangunkannya saat sudah waktunya.

Atha menulis secarik kertas yang ada di Atas nakas agar Athan dapat membacanya. 'Athan kalo sudah mandi langsung ke meja makan aja ya, Atha sudah masak kok." itulah isi surat yang bisa ia sampaikan.

[ATHAN POV]

Aku tak melihat dimana gadis oon itu sekarang. Aku menggrutu kesal saat tau rumah ini sepi seperti tak berpenghuni. Kulihat ada secarik kertas dan dengan malas aku membacanya. Ulah apa lagi ini, apakah hidupku akan seperti ini terus?

"Gimana sih, dia yang punya rumah dia juga yang ninggalin gue." kataku seraya meninggalkan rumah tersebut.

Beberapa menit berlalu, akhirnya gue sampai kesekolah dengan keadaan sehat. Saat pertama kali gue duduk kulihat Felix memanggilku.

"than, Cia mana?"

" Cia siapa sih?"

"hm.. Maksud gue Atha." katanya menunggu jawaban gue.

"ya mana gie tau la, guekan bukan mak nya." jawabku ketus.

"loh seharusnyakan dia sama lo."

"Ya ampun, kemana lagi sih dia." kesalku sendiri, awalnya gue kira Atha sudah pergi deluan, ternyata dia belum datang juga. Disisi lain

[ATHA POV]

"Athan sudah pergi belum ya?" kataku sendiri, "semoga aja udah."

"lo.. Kok pintunya ngak bisa terbuka?" kataku mendorong ganggang lintu tersebut.

"tolong, tolong, tolongin Atha." jeritku dari dalam. Percuma saja tak ada yang akan mendengar.

Sudah 3 jam aku duduk di dalam pintu, Aju tak sanggup menahan rasa sakit ini.

'Tuhan bantu Atha, atha ngak sanggup lagi. Jika Atha harus pergi tanpa harus membuat Athan suka sama Atha, Atha belum bisa menyelesaikan tugas terakhir Atha, untuk membuat Athan suka sama Atha.' kataku dalam hati sambil meneteskan Air mata..

* * *
"lah Atha kok bisa dikamar?" tanya Atha kebinggungan

"owh Atha gimana keadaan kamu dek?" tanya sedra yang sedari tadi sudah pulang.

"hm atha sudah baik baik aja kok, Abang kapan pulang nya, mama sama papa mana?"

"sudah dari tadi sih, mama sama papa masih di Amerika mengurus keperluan kamu nanti."

Atha hanya beroh ria "loh kok abang bisa tau atha disini?"

"abang tadi pulang, terus abang lihat kalo seharusnya ada kunci cadangan didekat pot bunga, terus abang buka pintunya ternyata ada kamu sudah tergeletak tak berdaya." kata sedra yang terlihat kecewa dan sedih karena ia gagal untuk menjaga adik kesayanggan nya.

Tok tok tok

"hm bentar ya dek, abang buka pintunya dulu."

Tak butuh lama suara teriakan sedra dari bawah bergema hingga lantai dua.

"Atha ada Athan nih." mendengar kata Athan. Atha serasa bahagia sekalian sedih.

"hai Athan." kataku menyapanya pertama kali.

"than gue titip Atha bentar ya."

Selang beberapa menit Athan akhirnya menyerah dan kembali membuka suara.

"Maaf." satu kata saja membuat atha kembali dalam semangatnya.

"hah, Athan ngomong apa atha ngak denger." kata Atha menggoda Athan.

"lo budek ya, gue bilang maaf." atha hanya membalas dengan kekehan kecil.

"cuma maaf aja?"

"lo mau apa, duit, harta?" katanya mulai kasar, sebenarnya atha tak masalah akan kalimat tersebut tapi perjuangan yang tidak pernah dihargai.

"atha mau, athan buka hatinya buat Atha."

"maaf gue ngak bisa." yaps tepat sekali, atha telah menduga kalimat yang akan terlontarkan dari bibirnya. Atha tidak terlalu terkejut karena ia telah menyiapkannya dari awal.

"oke Atha ngerti kok." kataku mulai beranjak kedapur untuk segera memasak dan menumpahkan pertahanan yang telah ia jaga.

'Than, waktu Atha ngak banyak lagi, jadi atha minta maaf jika suatu saat nanti Atha harus ninggalin Athan.' ucapnya dalam hati dan begitu sendu.

"hai bang sedra, atha lagi masak ni mau makan ngak?" dengan cepat Atha langsung mengubah moodnya saat Sedra datang.

"wah boleh boleh." ucap sedra bersemangat. " than makan dulu yuk sama kita." ujar sedra membujuk.

"ok bang." kata terakhir yang didengar.

Akhirnya kami memakan makan yang telah tersedia dengan lahap, namun ditengah makan kami terasa seperti kesunyian menyelimuti suasana saat ini. Tak lama kemudian Sedra membuka suara.

"Than lo mau kuliah dimana?" tanya sedra yang cukup penasaran.

"rencana sih di Inggris bang, tapi doain aja deh."

"owh bagus la, pasti abang doain selalu."
Ucap sedra memberi semangat "semoga cita cita kalian terwujud." sambung sedra kembali.

"Amin." kata atha dan athan kompak.

Hola readers

Enjoy the story

Sorry kalo ada Typo

Sorry kalo kependekan

Than, atha mau pergi jangan sampai dirimu akan menyesal.

Sabar aja tha suatu saat dia bakalan merasakan yang namanya di tinggal.

VOTE
&
COMMENT

SALAH HANGAT
PENULIS AMATIR ICWY

MYKEN🌿
















I Cant With You ❇ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang