Chapter 38

18 5 0
                                    

Pagi ini adalah hari kerja ku. Ya lembur karena besok akan Lauching barang terbaru.

Sekarang sudah jam 5 sore.

Dan aku masih berada disini.

Sengaja aku mempulangkan karyawanku cepat Karena besok akan menjadi hari yang panjang.

"Bu, apa kita sudah bisa pulang? " tanya Sisil.

"hmm. Boleh kita sudah siap untuk persiapan besok"

"tunggu, kenapa ada Obat disini dan obat siapa? "

"hmm..  Ak.. Aku tidak tahu bu."

"owh baiklah kita pulang saja sekarang,buang saja obat itu jika tak ada yang punya"

"baiklah bu"

Ke esokan harinya aku sudah siap mepersiapkan segalanya.

Karena setelah ini aku akan melepas penat dari semuanya.

Rapat akan dimulai jam 10 pagi dan sekarang sudah jam 9.15.

"nyonya, ada berkas berkas yang kurang"

"apa itu? " kataku panik.

"aku juga tidak tahu bu..  Bagaimana ini?"

"aduhh"

"bukan kurang bu,  tapi hilang. Aku baru ingat itu adalah berkas berkas pengeluaran dan pemasukan kita"

Aku sangat cemas sekarang sedangkan jam sudah menunjukan pukul 09.20.

Aku sibuk mencari cari nya.

Dan hasilnya Nihil.

Hanya satu tempat yang belum ku cari.
Garasi bawah disamping kamar mandi.
Karena disana terdapat meja kecil untuk penyimpanan berkas berkas lama dantidak terpakai lagi.

Agak mustahil tapi apa salah nya mencari.

Secepat mungkin aku turun kebawah.

Dan ya. Benar sekali ada di situ.

Tapi siapa yang melakukan Nya.

Aku mebalikan tubuh ku.

Namun aku langsung terkejut melihat seseorang di belakang ku

"Hai. Apa kabar? "kata seseorang itu.

Wajah nya tidak jelas karena tertutup masker.

Tapi aku kenal tubuh itu.

"mungkin sekarang akan baik baik saja. Tapi tidak untuk nanti"

Aku melihat ia mengeluarkan sebuah bilah pisau yang sepertinya sudah diasah terlebih dahulu.

"jangan takut, Ini hanya sebentar dan tidak terlalu sakit"

"ma.. Mau apa kamu. Jangan macam macam atau saya akan--"

"akan apa,  akan teriak..  Silakan saja, tidak akan ada yang mendengar jeritan mu"

Dia sudah maju dan kini sudah berjarak dua langkah lagi dari ku.

Aku berdoa, agar siapa pun bisa menolong ku.

Aku sangat takut sekarang.

Benar benar takut.

Sangat.

Ya Tuhan, tolong aku.

Ku mohon.

Aku tak sanggup jika harus kehilangan orang orang yang kusayangi.

Seketika aku mengingat moment moment bersama anak anak ku dan suami ku.

Aku mengingat masa masa dulu ku.

"hah..  Sudah berdoa?  Tapi kasihan jika aku tidak memberikan mu waktu berbicara pada anak anak mu. Bagaimana ya..  Tapi Nanti akan menghabiskan banyak waktu. Tapi tak apa..  Hanya untuk terakhir kali nya"
Katanya.

"tapi satu hal yang harus kau tau,  jangan sekali kali menelfon polisi. MENGERTI? "

Aku hanya mengangguk lemah.

"Ha... Halo"

"Hai Mommy, ada apa? Owh Chaca tau.. Pasti Mommy mau bilang kalo hari ini akan pulang kan, tenang saja Mommy Chaca akan ke bandara sekarang"

Aku meneteskan airmata.

Dan sekarang sudah menjadi banyak. Hingga membanjiri pipi ku.

"kenapa mommy menangis?  Chaca ngak nakal kok Mommy.

Leon juga ngak nakal" kata mereka bergantian.

"mommy sayang kalian, jangan nakal ya. Jangan mala belajar, jangan melawan sama Daddy, jangan suka ngerepotin mbak Lisa. Jangan malas makan, kalian harus jadi anak yang baik"

"owh tenang saja mommy,  mommy tidak harus menangis. Hal itu pasti akan kami lakukan. Tenang saja"

"kalian memang anak Yang pintar. Satu hal yang perlu kalian ingat. Jangan Pernah anggap Mommy ngak sayang kalian"

"mommy jangan bersedih" kudengar suara tangisan mereka menjadi.

"waktumu tinggal lima menit lagi"

Kulihat kearah seseorang itu. Dia seperti memainkan kukunya sambil menunggu.

"halo..  Ada apa? "

Linan.

Laki laki yang selalu ada saat aku sedang susah.

Tapi mungkin kau tidak akan terbebani lagi setelah aku tiada.

"Halo,  aku mohon pada mu..  Sayangi mereka anak anak kita."

"kenapa topik mu jadi melenceng seperti ini? "

"Aku sangat merindukan mu, aku juga sangat mencintai mu" kataku menagis sekeras mungkin.

"dua menit lagi"

"cintai mereka lebih dari apa pun. Aku akan selalu mengingat kalian. Jangan lupa Berdoa,  jangan lupa makan."

"SEKARANG KAU DIMANA? "

"akh.... "

"waktu mu habis"

Seketika ponsel itu mati.

Kulihat jam.  Ternyata sekarang sudah jam 10.10.

Yang artinya aku sudah terlambat 10 menit.

"kumohon beri aku waktu untuk menyelesaikan rapat setelah itu kau boleh membunuh ku"

Bukan nya aku pasrah. Tapi inilah resiko yang harus ku terima karena memiliki musuh.

"setelah ku berikan waktu, malah kau ingin memintanya lagi? Dasar kau tidak tahu diri. DAN SEKARANGLAH WAKTU NYA"

"akhhh." Aku memejamkan mata ku.

Tak ada pisau yang menancap.

Ku buka mataku sedikit.

Dia...

Dia...

Masa Lalu ku

Yopsss..

Dikit lagi ending

Mari merapat.

Anda hargai
Aku lanjuti

Salam hangat

Myken

I Cant With You ❇ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang