Hari kembali berlalu, dan pagi telah menyapa ku, dengan cahaya matahari yang menyusup cerah dibalik gorden itu.
Aku masih berusaha mengumpulkan nyawaku yang masih berada diambang ambang mimpi. Aku melihat posisi tidurku masih sama saat terakhir aku menempatkan tubuhku ini. Namun aku merasa ada yang kurang,,, ya Sedra.. Kemana anak itu? Semua menatap heran kepada ku kecuali mami, seakan mengerti Adrian memberi tahuku bahwa sedra ada di dekat laut tepatnya ada di taman. Aku begitu hapal seluk beluk akan rute tempat yang dibuat. Aku segera berlari sekuat tenaga hingga sampai dan menemukan orang yang kucari dari tadi.
Kucoba untuk menyapanya "Pagi, kenapa Bang Sedra ada disini? Cia kan lagi butuh abang"
"hai" kataku sekali lagi sambil melambaikan tangan didepan wajahnya.
"APA? BUTUH KAU BILANG. APA YANG BISA KALIAN ANDALKAN DARI KU YANG HANYA BISA MERENUNG DAN MENUNGGU NASIB, DAN KENAPA DISAAT YANG MENEGANGKAN INI, GUE NGAK BISA JADI ORANG YANG BERHARGA. GUE EMANG GAK BECUS JADI ABANG, LEBIH BAIK GUE MATI AJA." katanya marah dengan nada berteriak dan berlari menuju laut yang berada didekat taman.
"dengan kamu begitu, ngak akan membantu kesembuhan Atha, dan malah membuat ia semakin sedih." kataku menahannya
"LEPASIN GUE." katanya membentak meraung agar dilepaskan, namun aku tidak sebodohitu untuk melepaskannya.
"Kamu ngak akan bisa membantu dengan cara ini, atau bahkan ini akan membuat Atha sedih saat nanti ia membuka mata. Namun disaat ia ingin melihat pahlawan kedua setelah papi, orang tersebut sudah tiada untuk selama lamanya. Apa itu yang kamu maksud untuk membantu? IYA?"
Kata ku yang mulai naik satu oktaf "Jangan hancurin diri kamu, karena Cia adalah orang yang kuat, dia ngak bakal meninggalkan kita, ia itu perempuan yang hebat." sedra berbalik dan menghadap arah rumah sakit, tepatnya tempat dimana Atha dirawat.Aku kembali berusaha untuk membujuknya. "kembalilah, buktikan padanya bahwa kita kuat dan dia lebih kuat." sedra langsung bergegas berlari tanpa peduli akan orang orang yang ia tabrak. Aku hanya terdiam dan menikmati sunrise yang indah dan menyesal jika tidak dilihat. Ak tersenyum. Betapa kerasnya dunia ini.
* * *
Sudah sekitar enam bulan setelah tidur panjang sang putri, tak ada tanda tanda hingga membuat sang keluarga semakin risau dan mulai menyerah. Namun berbeda halnya dengan Linan, ia tidak akan rela melepaskan Atha begitu saja, karena Linan masih merasakan denyut jantung yang bekerja disetiap detik yang berada di tubuh Atha. Sekarang Alona tidak seperti mayat hidup lagi, ia mulai mau beraktivitas layaknya orang orang biasa, namun ia tidak lupa Akan Atha yang masih terbaring lemah, terkadang disetiap malam, Alona selalu menumpahkan perasaan khawatir yang terus menjalar.. Namun apalah daya nya yang hanya seorang baya, menerima apa pun yang terjadi.Linan sengaja memindahkan dan mengurus sendiri Atha, dengan ruang VVIP yang ia punya dan segala perlengkapan medis yang cukup.
Ya, linan telah dilatih dari kecil, namun ia pernah melakukan suatu kegagalan yang mengharuskan ia mundur. Dan tidak pernah memegang kembali hal yang bersangkutan tentang medis, namun bukan berarti semua ilmunya hilang, hanya saja ia takut untuk kembali mencoba. Dan disini lah dia, akan memulai dan berusaha semkasimal mungkin.
.
.
.
.
.
Hai readers
Pendek ya? Iya sengaja biar bikin penasarang dulu..Next part bakalan ada chapter selanjutnya...
Hahahahaha..Apasih Author Garing
(Krik krik krik krik)VOTE AND COMENT
🐾🐾🐾
Salam Hangat
Penulis Amatir ICWYMyken💦
KAMU SEDANG MEMBACA
I Cant With You ❇ (END)
Ficțiune adolescenți(TAHAP REVISI) CINTA. Apa kah itu pantas dari ku untuk mu? Aku tak sanggup jika harus mencintai mu dalam diam. Aku juga tak sanggup jika harus menulis puisi yang teramat puitis. Dan, Dengan hadirnya aku disini, semoga dapat membuat mu sadar. Bah...