Chapter 29

20 7 0
                                    

Flashback on

"sudah hampir 3 bulan Atha tidak kembali sadarkan diri." pasrah sedra. Wajah Alona seakan akan kembali ke peran dulunya, yang begitu pucat dan kaku. Vanya tak bisa berkutik sedikitpun untuk menghibur Alona. Karena ia tahu hasilnya akan tetap sama.

Tak berapa lama kemudian keluarlah dokter Ane dari ruang ICU. Semua anggota keluarga bergegas merapat kearah dokter, seakan tidak bisa ditunda.

"Bapak, ibu, dan semuanya, saya Dr. Ane dan perwakilan dari rekan dokter lainnya, ingin meminta maaf sebesar besarnya. Kami telah berusaha sekuat tenaga, tetapi takdir mengatakan hal yang lain.
Kami Turut berduka"

Beberapa lama kemudian, terdengar hanyalan tangisan yang menggema mengisi kesunyian. Alona dan Vanya juga menangis. Alona lagi lagi seperti patung bernyawa dan terus mengeluarkan isakan isakan menyedihkan.

"Cobaan apa lagi ini Tuhan." lanjut sedra
Menghempas pintu  kuat, seakan pintu itu akan retak. Dalam sekali kedipan mata, Adrian langsung mengejar sedra yang sedang begitu Murka.

Sedra pergi ke balkon paling atas dan segera mengambil kursi kosong dan langsung ia naiki. Jika sedetik saja Adrian tidak mencegahnya, tamatlah sedah keluarga rapuh itu.

" KENAPA LOE MASIH NAHAN GUE, LO SAMA AJA KAYAK ADEK LOE, MENDING LOE URUS DIRI LOE SENDIRI." tak ada tanggapan, Adrian masihmemberikan waktu untuk Sedra melampiaskan segalanya. Sedra kembali membrontak ingin dilepaskan.

Dengan santai Adrian membuka suara "kalo gue lepasin, loe mau apa?"

"HUH, APA LOE BILANG.. MAU NGAPAIN? YA MAU AMBIL ADEK GUE LA, PASANG TELINGA LOE BAIK BAIK, ATHA ITU DUNIA GUE, TEMPAT GUE BISA CERIA, TEMPAT GUE MERASAKAN KASIH SAYANG DARI SEORANG ADIK PEREMPUAN, POKOKNYA GUE INGIN JEMPUT ADEK GUE." Jika ditanya seberapa sayangnya Sedra pada Atha, mungkin seluruh Jiwa dan Raganya siap untuk ditaruhkan.

"Darimana lo, dapat definisi jemput Atha dan lo bisa balik lagi?" tanya nya dengan santai.

"walaupun gue ngak bisa balik lagi, setidaknya gue masih bisa, bersama dengan nya." katanya namun tidak semarah sebelumnya.

"Keluarga? Gimana dengan keluarga loe? Orang tua loe?" pergerakan sedra mulai terhenti untuk kembali membrontak. Tak ada balasan setelah pertanyaan yang dilontarkan Adrian kepada Sedra.

"Sekarang gantian, Loe pasang telinga lo baik baik, tindakan lo yang sekarang sama aja menjerumuskan orang tua lo untuk ikut hal bodoh ini. Loe tau kenapa gue ngomong kayak gini? Gue ingatin lagi, buka kuping loe, otak lo, pikiran lo, serta hati lo. Loe kira cuma loyang kehilangan Atha? Lo kira cuma lo yang sedih? Lo kira kita mau kejadian ini terjadi? Ngak ada yang mau. Loe mikir ngak, Mami Alona menangis hingga tak ada lagi air mata yang tersisa. Ngak mau makan, ngak mau bicara, ngak ceria lagi. Kita hitung kejadian perginya Atha sudah membuat perubahan banyak bagi semua. Dan apa sekarang? Sekarang lo mau ikut Atha pergi, mungkin sedetik saja mendengar kabar itu Mami Alona akan menyusul kalian berdua, kembali kita hitung untuk kejadian lo ini, Papi Ferike akan berfikir apa artinya lagi ia hidup, sedangkan orang orang yang ingin ia perjuangkan telah tiada semua. Dan ia depresi, lo yakin papi bisa bertahan hidup. Ok lengkaplah keluarga kalian disana. HANYA LO SEDRA, YANG KELUARGA LO BUTUHKAN, SEHARUSNYA SEKARANG LOE YANG ADA DISAMPING MAMI DAN PAPI DAN MENGHIBUR MEREKA DENGAN CERIA YANG SAMA DENGAN ATHA. NAMUN TINDAKAN BODOH LOE, YANG MEMBUAT LO BUTA AKAN INDAH NYA DUNIA. PERCAYALAH, TUHAN PUNYA RENCANA YANG INDAH, DARI APA YANG LO PIKIRKAN, BAHKAN SEBELUM LO PIKIRKAN, KITA HANYA TINGGAL PERCAYA DAN BERSERAH." Kata Adrian dan menekankan kata terakhirnya.

Dengan kata kata tegas itu membuat tubuh lesu tak berdaya itu semakin tertekan.. Bukan tertekan akan teriakan yang di berikan Adrian, namun tidakan yang akan hampir membuatnya masuk jalan yang sesat.

* * *

"Hm. Aku perlu bicara sama mami Alona." kata Linan memanggil.

"Hiks. Hiks. Hiks. Ada apa nak? Kata Alona masih setia dengan isak tangis yang  memilukan itu.

"Mami saya merasa Atha masih memiliki kesempatan hidup, dan dapat memperjuangkan nyawanya." dengan sangat kaget Alona memberhentikan sebwntar tangisnya, selama beberapa detik sunyi lah yang mengisi ruangan itu.

"Bagaimana kau bisa mengatakan hal itu nak?"

"saya masih melihat semangat hidupnya, dan merasakan adanya sedikit detak jantung yang hanya sekian persen lagi."

"hah. Benarkah?" syok. Itulah keadaan yang Alona rasakan sekarang. "rawatlah dia nak." wajah Alona kian kembali melesu.

"baiklah, mami, saya akan berusaha semampunya."

Flashback Off

Yoyoyo ..

Balik lagi dengan Author Gajelas

Kalian masih nunggu kan cerita ini...?
Krik krik krik krik
Hehehehe *author hanya bisa berharap

Kalo ada Typo tolong beri tahukan Author yang suka kalang kabut nulisnya
...
Ehe Btw
Kalian pada binggung ngak..

Kenapa sekarang Linan manggil nya
Atha? Bukan Cia?

Jawabannya di nextchap yow..

Jawaban nya ngak masuk di cerita sihh, jawabannya itu ada diembel embel Author pastinya...

Vote and Comment

Salah hangat

Myken👏👏

I Cant With You ❇ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang