Chapter 12: I Never Knew

1.1K 137 18
                                    

Don't forget to vote ❤ and comment...

Enjoy~









Tanpa terasa, hari demi hari terlewati. Disaat gue nggak mau menghadapi hari H pernikahan gue itu, waktu malah berlalu dengan begitu cepatnya. Dan.... hari yang paling gue takuti akhirnya tiba. Di sinilah gue, duduk gelisah di hadapan mbak-mbak yang sedang make over muka gue di dalam ruangan yang dulunya adalah kamar gue di rumah (atau masih kamar gue? Soalnya belum berubah sama sekali).

MUA yang disewa mama ternyata sama dengan MUA yang merias gue sama Wendy pas mau perform acara ultah sekolah. Gue baru tahu kalo ternyata memang Haechan yang memanggil MUA itu atas informasi dari mama.

"Mbak bride wannabe, kok mukanya sumpek amat? Senyum dikit mbak. Biar aura pengantinnya bisa keluar," celetuk mbak MUA yang gue tahu namanya mbak Juwita.

(Mbak Juwita)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Mbak Juwita)


Gue lalu menyunggingkan seutas senyum yang agak memaksa. Gue mana bisa senyum bahagia kalo model pernikahan gue kayak gini.

"Duh mbak... Mas pengantinnya ganteng banget loh, masa nggak seneng sih, bisa dihalalin sama calon seganteng itu."

Entah kenapa gue mulai geregetan.

"Lagi gugup itu mah, Wi. Udah biasa pengantin kayak gitu. Gue dulu juga sebelum kawin muka gue kecut banget. Begitu udah sah, gue langsung lega," mbak Yuri yang bertanggung jawab menata kebaya gue akhirnya mencoba membela gue.

 Begitu udah sah, gue langsung lega," mbak Yuri yang bertanggung jawab menata kebaya gue akhirnya mencoba membela gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Mbak Yuri)


Asli, obrolannya sebenarnya nggak penting banget. Muka gue sepet karena emang gue nggak ingin nikah bu ibu. Apalagi sama pak dokter yang satu itu. Lebih baik nikah paksa sama yang model Chanyeol apa kang Baekhyun gitu. Biar kata kelakuannya kadang nggak jelas, tapi mereka jelas lebih baik dibandingkan pak dokter. Seratus persen jelas lebih baik.

My Super Perfectionist Husband  [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang