Chapter 54: Don't Go

1K 151 54
                                    




Jangan lupa tinggalkan jejak like/vote ya⭐⭐  ....

Komen juga kalo kamu suka sama story ini.

Enjoy it~







Luna yang kelelahan setelah operasi sesar yang dilakukannya mau tidak mau langsung sigap menolong Anna yang baru saja pingsan di depan matanya. Dengan cekatan, Chen segera mengarahkan agar adiknya segera menuju ruangan observasi untuk poli kandungan yang tak jauh dari sana.

Dengan kalimat terbata, beberapa kali Dio berusaha memanggil nama istrinya. Hasilnya nihil. Anna belum sadar. Bahkan napasnya semakin melemah, begitu pula dengan detak jantungnya.

Mendengar bahwa putri semata wayangnya tidak sadarkan diri, Yunho yang saat itu masih berada di rumah sakit dalam rangka dinas pun akhirnya tidak jadi pulang. Ia bergegas menuju ke tempat dimana Anna sedang ditangani dengan serius. Tidak ada ekspresi apapun selain kekhawatiran yang terlihat di wajahnya.

"Cendikia? Anna bagaimana?"

"Lagi diobservasi, Pa."

"Kenapa bisa pingsan?" Yunho bertanya dengan nada suara yang terdengar sangat khawatir.

"Nggak sengaja tahu kalo Dio mau berangkat PWKS sebentar lagi."

"Astaga..." Yunho mengusap wajahnya penuh prihatin.

Sebagai sesama dokter yang juga pernah menempuh panjang dan kerasnya dunia pendidikan kedokteran, Yunho mengerti betul bahwa program yang di maksud Chen, Luna, dan Diodulu namanya PWKS (Program Wajib Kerja Spesialis) atau WKDS (Wajib Kerja Dokter Spesialis) bagi seorang spesialis adalah hal yang penting. Kalau dulu di zamannya, para dokter spesialis tidak bisa memilih penempatannya sesuka hati karena akan ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai asumsi memang 30% biaya pendidikan dokter berasal dari pemerintah sehingga negara juga berhak mengatur pelayanan kesehatan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, baru-baru ini pemerintah kini tidak mengistilahkan "wajib" untuk ditempatkan di daerah, melainkan menjadi "sukarela", makanya program ini berubah nama menjadi PDS atau Pendayagunaan Dokter Spesialis. Namun undang-undang baru yang mengatur hal itu memang belum resmi ditetapkan.

Dio keluar dari ruangan perawatan Anna dengan wajah yang kusut. Anna sudah diberikan perawatan yang memadai, namun Dio yang memang bukan tenaga medis yang berhubungan dengan kandungan, akhirnya diminta keluar. Untung disana ada Luna, sehingga rasa khawatir Dio terkurangi sedikit.

"Bisa papa bicara sebentar, Nak?" Yunho menyentuh bahu Dio dengan lembut.

Dio mengangguk. "Cendikia, kamu juga ikut."

Mereka bertiga lantas berjalan sedikit menjauh dari ruangan tempat Anna sedang diobservasi. Mereka memilih duduk di sebuah bangku panjang di taman kecil yang letaknya tak jauh dari tempat dimana Anna dirawat.

"Dio, jadi ikut PDS?"

Dio mengangguk. "Rencana saya begitu, Pa."

"Tapi regulasi untuk mengatur PDS masih belum keluar yang paten dari pemerintah."

My Super Perfectionist Husband  [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang