Chapter 57: Beautiful Goodbye

1K 132 72
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak like/

vote ya⭐⭐ ....

Komen juga kalo kamu suka sama story ini.

Enjoy it~

Hampir semua wanita menyetujui jika fase kehamilan adalah fase yang sangat istimewa bagi seorang wanita. Terutama jika itu anak pertama. Apapun yang terjadi, mereka akan merasakannya sebagai sebuah keajaiban. Ada sebentuk nyawa yang selalu mereka bawa kemanapun mereka pergi.

Tak jauh berbeda dengan Anna. Ia juga merasakan hal yang sama. Kehamilan pertamanya ini juga merupakan keajaiban baginya yang bahkan tak pernah menyangka ia akan mengandung buah cintanya dengan sesosok laki-laki yang sedari dulu mencintai Anna.

Setiap malam, selepas makan malam bersama keluarganya, ia akan selalu terduduk di gazebo rumah papanya yang kini menjaid tempatnya tinggal itu. Ia akan selalu ditemani oleh mamanya dengan laki-laki penghuni rumahnya, tergantung siapa yang saat itu sedang tidak menjalankan kesibukannya. Jika Chen sedang tidak ada jadwal jaga, ia akan menemani adiknya itu bersama mamanya. Jika Yunho sedang tidak perlu berada di rumah sakit hingga malam, ia akan bersama dengan istrinya menemani anak perempuan semata wayangnya itu. Namun jika kedua laki-laki dewasa itu sibuk, maka Haechan akan selalu menjadi sosok yang akan selalu siap menemani kakaknya itu.

Di gazebo itu, apapun bisa Anna lakukan. Mulai dari hal yang ringan seperti sekedar mengobrol dengan keluarganya, sampai hal berat sekalipun seperti menyiapkan bahan ajar dan juga merumuskan masalah tentang anak didiknya yang melakukan kenakalan seperti remaja pada umumnya.

Bagaimana dengan suaminya?

Tentu saja lelaki itu masih berusaha untuk mencoba menghubunginya dan menemuinya, namun segenap keluarga yang sangat menyayanginya akan selalu berusaha untuk menghindarkan Dio bertemu dengan Anna. Bukan mereka tidak sayang kepada menantunya itu, namun mereka lebih memilih melakukannya agar terhindar dari hal buruk yang bisa menimpa Anna dan juga janinnya. Jadi semua keputusan itu dilakukan bukan karena mereka terlalu jahat dan tidak manusiawi terhadap Dio sebagai seorang suami, hanya saja mereka tidak ingin menjahati Anna juga. karena bagaimana pun, bayi yang dikandungannya lah yang akan terdampak.

Sebulan sudah hampir berlalu. Anna sedang terduduk menengadah ke langit, memandangi bulan dan bintang yang selalu setia kepada malam.

"Bengong aja si kakak," Haechan menyapa. Tangannya membawa sebuah toples yang berisi keripik singkong balado favoritnya.

"Cuman mau ngeliat bintang sama bulan aja."

"Sekian lama hidup dan tahu ada bulan bintang, baru kali ini Echan perhatiin kakak seserius ini mandangin mereka diatas sana. Ada apakah gerangan kakakku?" Nada suara Haechan tiba-tiba berubah menjadi seperti seorang pendongeng jenaka.

Anna tersenyum lalu memandang adiknya yang sudah mulai mengunyah keripik singkong balado itu.

"Kakak jadi bertanya-tanya, Chan. Bulan dan bintang tuh sebegitu lamanya tinggal dilangit, dia setiaaaaaa banget sama malam. Saat malam datang, mereka pasti ada."

"Loh? Nggak mesti, Kak. Kan pernah tuh kalo mendung, bintang nggak kelihatan."

"Bintang memang nggak kelihatan saat mendung karena memang mereka tertutup gumpalan awan, Echan. Tapi sejatinya mereka masih ada di langit, masih bertemankan sang malam. Dan itu adalah sebuah ketetapan yang tidak bisa diubah dalam kondisi apapun sampai kiamat datang menghancurkan segala isi bumi beserta semesta raya."

Haechan menggeleng berkali-kali sambil berkata, "Berat-berat-berat."

Anna menoleh lalu tersenyum memandangi adiknya yang menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali itu.

My Super Perfectionist Husband  [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang