Chapter 16: Poor Chanyeol

1.2K 146 21
                                    

Don't forget to vote ❤ and comment...

Enjoy~








Hari ini gue masuk agak mepet karena semalam begadang mengerjakan input data siswa yang sudah kena skorsing selama sebulan kemarin. Gue hampir aja ngumpat semalam gara-gara jumlah kenakalan yang dilakukan sama anak-anak selama bulan kemarin benar-benar meningkat pesat. Salah satunya adalah gara-gara banyaknya anak yang bolos dan malas masuk karena sekolah ada turnamen.

Gue berjalan menuju ruang BK sambil membetulkan letak kacamata gue yang merosot karena hidung gue yang mini ini. Gara-gara mepet juga gue jadi lupa nggak pakai softlens. Ah, dimana-mana memang telat itu nggak enak banget.

"Woi lah! Masih pagi udah bengong kek orang bego!" Chanyeol tiba-tiba menghambur ke ruangan gue.

"Invasi makhluk asing dari EXO planet! Tetap disana, maju selangkah akan kubunuh kau dan spesiesmu itu!"

Chanyeol mematung, memenuhi instruksi dari gue.

"Jangan kirim aku kembali ke planetku. Biarkan kami ada disini," katanya dengan nada tegas dan ekspresi menahan tawa.

"Asal kau mau menuruti kemauan kami makhluk bumi, maka kau akan kami biarkan tinggal di bumi, wahai alien dari EXO planet."

Kami berdua terdiam. Lalu sedetik kemudian tawa pecah. Chanyeol terpingkal-pingkal dengan kelakuan kami berdua. Dia berjalan menuju sofa dan duduk disana.

"Asli ya, lo nggak keduga aja pagi-pagi udah bikin gue flashback sama masa kecil kita dulu yang suka main alien-alienan."

"Yang kita lakuin dulu tuh memorable, Ege. Gue juga nggak pernah lupa tuh pas lo nyemplung got gara-gara ngejar tetangga baru yang super cantik pas kelas 3 SD. Asli lo mah dari kecil udah bakat banget ngejarin cewek-cewek cantik."

"Ya habisnya... gimana ya... temen gue kagak cantik sih, yang ada lo nya tomboy. Jadi ya gue demen ngejarin yang cantik-cantik. Eh... malah sekarang betah ngejomblo. Nasib gue ampun dah."

"Makanya cari sana. Banyak yang cantik kok, kan ada Wendy tuh, cantik, cerdas, paket komplit. Atau Joy? Kenapa nggak milih mereka aja sih?"

"Ya guenya nggak minat mau gimana?"

"Lo nya aja kali yang standarnya ketinggian."

Dia terdiam seperti memikirkan sesuatu.

"Udah ah. Jangan bahas gituan lagi. Berat. Ntar kumpul lagi pas istirahat sama anak-anak geng ye."

Segera setelah bel berbunyi, kami berdua berpisah menuju kelas yang akan diajar oleh masing-masing dari kami. Gue harus naik ke atas sedangkan Chanyeol menuju ke arah utara. Gue perhatikan dia dari jauh, benar-benar sosok yang sempurna kalau menurut gue. Tapi kenapa ya dia belum mau cari pendamping hidup? Secara usia juga sudah lumayan matang.

Gue buang jauh-jauh pikiran gue dan akhirnya fokus setelah gue menghadapi anak-anak yang sekarang ada di depan mata. Buat gue, gue hanya bisa mendoakan yang terbaik buat sahabat terbaik gue itu.






***



My Super Perfectionist Husband  [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang