Chapter 51: Dear Papa

1.2K 153 76
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak like/vote  ⭐⭐ ya....

Komen juga kalo kamu suka sama story ini.

Enjoy it~



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pa.... Anna hanya ingin berdamai sama papa. Anna nggak mau hidup dengan memendam benci sama papa. Anna hanya ingin bisa menjadi seperti biasa lagi sama papa. Nggak harus dekat seperti dulu, Pa. Anna hanya ingin supaya kita nggak berjarak lagi. Udah itu doang, Pa."

Yunho yang masih belum keluar dari ruangannya sayup-sayup mendengarkan kalimat penuturan dari anaknya itu. Hal itu membuat kakinya seperti enggan melangkah keluar ruangan. Karena sejujurnya, ia masih ingin berada di samping anak itu. Ingin menemaninya, apalagi kondisinya yang tadi seperti kesakitan itu.

Kau harus konsisten dengan prinsipmu, Yunho!

Ia memantapkan dirinya untuk membuka pintu ruangan besar miliknya. Namun saat kaki kirinya menjejak di luar ruangan dan kaki kanannya masih tertinggal di belakang, sayup-sayup ia mendengar sesuatu lagi.

"Argh!"

Itu rintihan Anna. Ia seperti sedang mengerang menahan rasa sakit di dalam sana. Hati Yunho tiba-tiba terasa seperti berlubang. Namun saat ini kakinya masih hanya menggantung, belum bisa memutuskan apa yang akan dilakukannya.

"Sakit, Mas Dio....." Anna kembali mengerang.

Tanpa pikir panjang, Yunho langsung berbalik, berjalan dengan setengah berlari untuk memasuki sisi paling dalam ruangan luas miliknya itu, lalu mendapati anaknya sedang meringkuk di sofa panjangnya sambil memegang perutnya sendiri.

"Anna?"

Yunho mencoba meraih Anna yang sudah berkeringat dingin. Anna yang mendapati ayahnya berada disana, terlihat sedikit terkejut, walaupun ekspresi kesakitan masih terlihat mendominasi. Ia segera meraih lengan sang ayah, lalu mencengkeramnya kuat-kuat, seolah ingin menyalurkan rasa sakit yang dirasakannya dan ingin mencari sedikit kekuatan. Ia butuh tempat bersandar sekarang.

"Perutmu? Sakit?" Sang papa mengulang pertanyaannya. Kali ini ia juga sibuk memeriksa nadi di tangan Anna.

Karna terlalu sakit, Anna kesulitan mengeluarkan kata-kata dan ia hanya memberikan sebuah respon berupa anggukan sebanyak dua kali.

Tanpa pikir panjang, Yunho segera mengeluarkan ponselnya dengan tangan kanannya—karena tangan kirinya sedang dicengkeram oleh Anna—untuk menghubungi pusat informasi.

"Ini Yunho. Dimanakah posisi dr. Sunmi atau dr. Dara?"

"Mereka semua sedang ada operasi sesar, Dok." Jawab suara di ujung sana.

My Super Perfectionist Husband  [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang