Anissa terbangun dari tidurnya ketika suara saling teriak terdengar dari luar kamarnya. " Aduh siapa sih, masih pagi udah ribut aja", gerutu Anissa sambil menyibakan selimut, lalu berjalan keluar dari kamarnya.
Anissa menempati rumah kontrakan sederhana dengan seorang temannya yang sama-sama merantau ke Jakarta, kebetulan temannya itu satu kampung dengannya berasal dari kota Bandung, Cimahi. Kontrakannya hanya mempunyai dua kamar, satu kamar mandi kecil yang berada dikamarnya, sedangkan satu laginya berada di luar, juga dapur dan ruang tamu yang tidak terlalu luas.
"Duh key masih pagi loh udah ganggu gue tidur aja deh" , ucap Anissa dengan muka sebal.
Terlihat sekali wajah Anissa yang masih mengantuk.
Kebetulan sekali hari ini adalah hari Minggu, bagi Anissa hari Minggu adalah hari dimana dia bebas bangun siang. Setelah menunaikan shalat shubuh biasanya Anissa habiskan waktunya dengan kasur dan bantalnya sampai jam 9 pagi. Kecuali kalau ada keperluan mendadak.
"Lo juga Ko masih pagi udah disini aja, kalau mau berantem mending di luar aja, ganggu tidur gue aja lo".
Temen Anissa itu namanya Keysa Riyanti, Keysa itu orangnya baik, cantik, kulitnya hitam manis, rambutnya sebahu, lucu juga orangnya, sampe saat ini Anissa klop aja sama Keysa. Kalau dikantor mereka berdua diibaratkan kembar siam, kemana-mana selalu berdua. Kebetualan saat ini Keysa mempunyai seorang kekasih bernama Levin, keturanan chines, makanya Anissa kalau memanggil Levin dengan sebuatan koko. Matanya sipit, baik juga orangnya.
"Sorry Anis, gue lagi jelasin ke Keysa aja nih, dia lagi salah paham", terang Levin.
"Salah paham apanya, orang aku beneran liat kamu jalan sama Sabrina", ucap Keysa dengan suara menggebu-gebu.
" Yaudah deh mending kalian bicarain baik-baik, jangan pake urat. Masih pagi, gue udah nonton live drama aja", tegurnya Anissa.
Dengan muka terpaksa Keysa dan Levin mengangguk.
" Gue balik lagi aja ke kamar".
Anissa berjalan kekamarnya. Anissa melihat jam di handphonenya ternyata masih jam 8. Annisa kalau sudah terbangun susah untuk kembali tidur.Anissa teringat deadline kantornya yang harus diserahkan hari Senin besok.
Anissa pun mengambil berkas kantor di dalam lemari dekat tempat tidurnya yang harus diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Memang sedikit terbantu dengan adanya sebuah web yang menyediakan terjemahan bahasa, tetapi tetap saja masih banyak tulisan yang harus benahi.
Anissa bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta bergerak di bidang konstruksi, yang merupakan cabang dari perusahaan Jepang. Anisa berkerja sebagai penerjemah bahasa baik dokumen, maupun penerjemah saat ada pertemuan dengan klien orang Jepang. Yang kebetulan Annisa mengambil strata satunya program studi Sastra Jepang di salah satu Universitas Negeri di Jakarta.
" Oh My God, gue lupa jam sepuluh kan gue punya janji sama Reihan".
Anissa melihat jam di handphonenya yang menampilkan wallpaper Anissa dengan pacarnya."Ternyata sudah jam 09.45" Grutu Anissa.
Dengan terburu-buru Anissa langsung saja masuk ke kamar mandi. Anissa dan Reihan sudah janjian untuk makan siang dan nonton bersama. Baru saja dia keluar mandi dengan masih memakai bathrobenya. Anisa mendapat whatsapp dari Reihan.
Reihan
Kamu udah siap? Aku mau otw kesana.Anissa
Aku baru mandi, lupa mau ketemu kamu.😂Reihan
Kebiasaan yah kamu. Aku otw kesana yah, jangan lama-lama dandannya.Anissa
Ok, save drive.❤Reihan itu pacar Annisa. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan. Reihan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, sebagai dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi, yang menangani pembedahan tulang, otot dan ligamen, serta keadaan yang diakibatkan oleh trauma atau luka akibat kecelakaan, bencana dan sebagainya. Itu lah sedikit penjelasan ketika Anissa menanyakan pekerjaannya kepada Reihan.
Rasanya Annisa tidak menyangka punya pacar seperti Reihan yang seorang dokter. Soalnya menurut Annisa, cowok perfect tuh ya tampan, mapan, pake jas putih, pake stetoskop dileher, suka anak kecil, dan yang pasti masih single.
Dan kriteria tersebut hampir semua ada pada Reihan, kecuali dia tidak suka anak kecil. Kata Reihan anak kecil itu berisik, apalagi kalau nangis yang membuat telinga pengang. Sedikit mengecewakan Anissa, tapi mungkin kalau nanti mereka punya anak sendiri Reihan pasti suka.
***
Anissa tergolong simple dalam memakai baju. Hari ini Anissa memakai dress berwarna peach tanpa lengan, flat shoes warna cream, make up natural yang membuatnya tampak cantik, dan rambut sebahunya dikucir kuda, yang menampakan leher jenjangnya.
Anissa memiliki paras ayu sebagaimana biasa orang sunda, tingginya 159 cm. Tidak terlalu tinggi memang, tapi badan Anissa mempunyai lekukan-lekukan yang pas. Ditunjang dengan wajahnya yang tirus, dan hidung mungil yang mancung, bibir bawah yang sedikit tebal, dan putih. Membuat Anissa terlihat cantik. Baru saja, Annisa menyemprotkan parfumnya sebagai pemanis penampilan akhirnya, Anissa mendengar suara deru mobil dari luar, itu pasti Reihan. Dan benar saja sebuah pesan masuk dari Reihan.
Reihan
Aku sudah ada didepan.
***
Part 1 dan Part 2 masih pendek yah.
Tapi part selanjutnya 1000 words lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...