Part 26

14K 960 40
                                        

Happy reading... jangan lupa vote and comment...

***

"Itu Adam nis?" tanya Keysa melihat arah pandang Anissa.

Anissa tidak menjawab pertanyaan Keysa. Anissa berjalan mendekati meja yang diduduki oleh Adam. "Mas" panggil Anissa.

"Anissa." Adam terkejut dengan kedatangan Keysa didepanya. Perempuan itu juga ikut berbalik melihat Anissa. Perempuan itu tersenyum padanya. Anissa merasa tidak asing dengan perempuan yang ada didepannya. Tapi siapa? dia lupa.

"Sini duduk," ujar Adam. "Ini mantan sekretaris saya, Aleema." Adam mengenalkan wanita itu. Seolah mengerti pertanyaan yang ingin diajukan Anissa.

Anissa ikut duduk, disusul dengan Keysa. "Aleema. Mba masih inget saya?". Anissa sekarang ingat, dia pernah memohon pada wanita itu untuk membujuk Adam agar bisa bertemu dengannya.

Anissa tersenyum mengangguk. Anissa jadi lega sekarang. Dia mengira hal dulu akan terulang kembali. Mungkin dia harus lebih berfikir positif sekarang. Tapi dia masih sebal dengan Adam. Kenapa tidak mengabarinya kalau dia sudah ada di Jakarta.

"Semoga lancar yah mba persiapan pernikahannya. Saya mau pergi dulu." Sepertinya Adam sudah memberitahunya perihal pernikahannya.

"Loh, kenapa pergi?"

"Sudah ditunggu mba sama mas suami." Aleema berpamitan pada Adam. Sepertinya pertemuan mereka terkait pekerjaan. Terlihat dari sebuah file diatas meja. Setelah kepergian Aleema, tidak ada yang memulai obrolan. Keysa jadi merasa tidak enak dengan situasi didepannya.

"Gue pergi aja yah, udah Adam inikan, bos juga udah nyuruh gue balik ke kantor." Bisik keysa ditelinga Anissa.

Anissa menganggukan kepalanya. Sepeninggal Keysa, Anissa mulai berbicara.

"Kenapa ngga ngabari aku, kalau Mas udah di Jakarta?" tanya Anissa dengan suara sarat emosi.

"Pesan aku juga kenapa ngga dibales." Ucap Anissa dengan muka sebal.

"Tenang dulu" Adam memencet hidung Anissa. "Saya jadi gemas lihat kamu kaya gini, jadi makin ngga sabar."

Anissa memanyunkan bibirnya. "Saya tadi buru-buru kesini. Ada pertemuan dengan klien dan sekalian tadi bertemu dengan Alee, ada beberapa file yang harus saya tanyakan darinya."

"Alee udah resign mas?"

"Iya baru saja sekitar seminggu yang lalu, suaminya tidak mengizinkan untuk kembali kerja." Jelas Adam. "Makanya saya beberapa hari ini lebih sibuk dari biasanya, belum mendapatkan pengganti Aleema soalnya." Anissa mulai paham sekarang, kenapa Adam membalas pesannya singkat-singkat saja.

"Terus kenapa ngga belas pesan aku tadi pagi, ih nyebelin tau ngga. Berasa yang mau nikah tuh cuma aku aja." Emosi Anissa kembali naik.

"Niatnya mau bikin kejutan, langsung datang ke tempat designernya tapi gagal, sepertinya emang saya tidak bakat untuk hal yang seperti itu." Ucap Adam dengan muka lempengnya.

"Nyebelin tau ngga."

"Udah dong jangan cemberut lagi. Saya udah disini ini. Udah makan?"

"Belum"

"Makan dulu yah. Biar emosinya reda"

"Ih massss..."

***

Anissa mencoba baju untuk ijab qabul dengan kebaya berwarna putih tulang. Adam menyetujuinya.

"Ini baju pilihan siapa?" tanya Adam setelah Anissa mencoba gaun pengantin model sabrina yang memang membuat Anissa terlihat seksi, baju itu memperlihatkan bahu Anissa dan sedikit memperlihatkan dada Anissa yang penuh menyembul keluar. Adam memandang Anissa dengan intens. "Aku sendiri yang memilih," ucap Anissa cuek.

Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang