Baca komen kalian jadi tambah semangat nulisnya.
Jadi sekarang up lagi, tapi pendek gapapa yah...
***
Mereka berdua pamit. "Mas bisa jelasin ada hubungan apa Mas sama Fathiyah itu. Kali ini harus jujur?" tanya Anissa setelah mereka berdua masuk ke villa.
"Aku ngga tau harus jelasinnya mulai dari mana."
"Ngga papa, ceritakan pelan-pelan. Aku pasti dengerin."
"Aku takut nantinya akan menyakiti kamu Nis."
Anissa menghela nafasnya, fikiranya sudah berpikir ke hal-hal negatif. "Kamu mau aku lebih tersakiti? misalkan aku dengernya dari orang lain."
"Fathiyah mantan aku." Ucap Adam.
Deg ada rasa sesak di hati Anissa. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak apakah dia terlalu cepat untuk menikah dengan Adam.
"Mantan pacar?" tanya Anissa memperjelas ucapan Adam.
Adam menganggukan kepalaya. "Aku dulu pernah punya rencana menikah dengannya, tapi pernikahan itu batal."
Rasanya Anissa ingin menangis seketika itu juga. Tidak tau lagi mau mengucapkan apa. Salah dia sebenarnya tidak pernah menanyakan masalalu Adam. Dalam fikiranya masalah lalu biarlah menjadi masalalu, kita buka lembaran baru. Dan kini yang tidak disangka-sangka pun hadir dihidupnya. Orang dari masalalu Adam datang.
Anissa takut Adam masih punya perasaan dengan Fathiyah. Melihat dengan kepalanya sendiri Anissa tidak yakin jika Adam sudah tidak punya perasaan apa-apa kepada wanita itu.
"Mas masih ada perasaan untuknya?" tanya Anissa dengan lembut.
Adam menatap wajah Anissa. Terkejut dengan pertanyaan istrinya. "Jawablah dengan jujur mas." Pinta Anissa dengan rasa sesak dihatinya ketika mengucapkan itu.
"Aku..."
"Aku ngga bisa memungkirinya Nis, rasa itu masih ada. Walaupun sekarang, rasa sayang aku lebih besar ke kamu."
Anissa tidak menyangka suaminya masih mempunyai perasaan ke orang lain. Walaupun Adam mengucapkan sayangnya lebih besar kepadanya. Tapi bagaimanapun juga wanita mana yang rela suaminya masih sayang kepada wanita lain.
Dan sekarang wanita itu juga akan satu kota bersamanya. Anissa merasa takut akan kehilangan Adam dalam pernikahannya yang masih seumur tunas jagung.
"Mas jika nantinya kamu ingin menyudahi pernikahann ini, cukup bilang saja ke aku. Jangan pernah main belakang." Air matanya ingin mengalir saat itu juga.
Rasanya Anissa harus mempersiapkan hatinya jikalau nanti kata cerai dalam pernikahannya akan terjadi. "Jangan sekali kali kamu bilang seperti itu. Bagaimanapun aku tidak akan pernah menyudahi pernikahan kita." Ucap Adam dengan tegas.
***
Pengen tahu, bagaimana perasaan kalian setelah membaca part 29 dan 30 ?
Jawab yah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...