Happy reading😍
***
"Hiji pesen ti uwa, ula kawin jeung urang jawa (Satu pesan uwak, awas jangan nikah dengan orang jawa)", ucap uwak Lasmi.Anissa merasa heran dengan pesan yang disampaikan Budenya. "Kunaon kitu?", tanya Anissa mengerutkan keningnya.
"Nikah sama orang jawa bakalan mlarat seumur-umur, ngga akan harmonis hidupnya. Kamu tau kan Anak Ibu Hani? Dia nikah sama orang Indramayu. Dan minggu kemarin baru aja cerai".
Dalam pikiran Anissa tentang apa yang diucapkan uwaknya, masalah dalam pernikahan itu bukan hanya terjadi pada pernikahan Suku Sunda dengan Suku Jawa. Permasalahan itu bagaimana cara kita, pintar-pintar mengatasinya saja. Ya, kalau memang masalah keuangan dalam berumah tangga pastri ada, menikah dengan suku manapun kalau memang malas mencari nafkah pasti lama-lama akan miskin juga.
Kalau soal harmonis dan tidak langgeng, yang mana akan berujung pada perceraian, hal-hal semacam ini tentu bisa terjadi pada siapapun tanpa pandang etnis. Kalaupun ada pasangan yang memutuskan bercerai dan kebetulan mereka berasal dari etnis Sunda dan Jawa, akan ada faktor penyebabnya, bukan hanya faktor kesukuan. Menurut Anissa mah, kalau memang dirasa hatinya sudah mantap dan menemukan orang yang tepat, yah nikah mah nikah aja, tidak perlu menyangkutkan stereotip pada suku tertentu, atau dengan mitos rasial yang dirujuk dari sejarah Perang Bubat.
Ya, sebenarnya Anissa juga pernah mendengar sih pernyataan seperti budenya itu dari temannya sewaktu dia kuliah. Dan memang dia pernal membaca sebuah karya novel dari Ayu Utami, berjudul "Bilangan FU", dimana di novel tersebut menjelaskan sejarah pertikaian kerajaan Sunda dan Jawa, dan kemungkinan hal inilah cikal-bakal terbentuknya pemikiran uwak Lasmi.
Dalam novel itu menceritkan, dahulu, kerajaan Majapahit (Jawa) dan dan Kerajaan Pajajaran (Sunda) terlibat konflik yang cukup alot, hingga menimbulkan peperangan antara dua kerajaan tersebut. Sejarah perang Bubat ditengarai oleh Raja Hayam Wuruk yang ingin menikahi Diah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Awalnya, Hayam Wuruk memang berniat untuk memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda.
Upacara pernikahanpun akan dilaksanakan di Majapahit. Namun setelah kedatangn Raja sunda ke Bubat berserta permaisuri Putri Diyah Pitaloka dengan hanya beberapa prajurit, hal ini menimbulkan niat Mahajapatih Gajah Mada untuk menguasai kerajaan sunda. Karena hanya kerajaan Sunda yang belum dikuasi dari berbagai kerajaan di Nusantara. Ia mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin melainkan sebagai simbol takluknya Negeri Sunda. Hayam wuruk merasa bimbang, dan Pihak Pajajaran tidak terima. Akibatnya, terjadilah perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada. Perang keduanya tidak terelakan lagi. Pasukan Linggabuana berjuang habis-habisan melawan pasukan Gajah Mada. Pasukan Linggabuana bersama segenap keluarga kerajaan tewas di Pesanggrahan Bubat. Sedangkan Putri Dyah Pitaloka, melakukan bela patih (bunuh diri) untuk menjaga kehormatannya.
Itulah sedikit cerita tentang kenapa Suku Sunda dan Suku Jawa tidak boleh menikah. Annisa juga tidak tahu pasti kebenarannya, tapi jodoh itu Tuhankan menentukan. Entah itu orang Sunda atau Jawa Anissa berserah diri saja kepada-Nya. Semoga dia mendapatkan orang tepat dan dalam waktu yang tepat.
Sekilas bayangan Adam muncul di kepalanya, dia mengingat tawarannya kepada Adam di Stasiun tadi.
Malu-maluin beneran...
Anissa tidak mau berdebat dengan Budenya, ia pun hanya mengiyakan saja pesan yang disampaiakan uwaknya. Kalau adu mulut dengan uwaknya urusannya bisa panjang.
Anissa pamit pulang, untuk kembali ke rumahnya. Dia menemui saudara-saudaranya dan ibunya sebentar, kemudian izin untuk istirahat dikamarnya.
Kamarnya masih sama seperti berbulan-bulan yang lalu dia tinggalkan, tidak ada barang yang berpindah, hanya seprai dan gorden yang sepertinya diganti oleh ibunya. Anissa mengganti pakaiannya hanya menggunakan tanktop dan hotpants.
Dia berbaring di kasurnya rasanya sangat nyaman, kemudia mengecek handphone, ada beberapa pesan, salah satunya dari Keysa yang menanyakan dia sudah sampai di Bandung belum. Anissa membalasnya memberitahu bahwa dia selamat sampai tujuan.
Setelah beberapa menit Adam juga mengirimnya pesan. Anissa jadi senyum-senyum sendiri dan juga sedikit malu.
Adam Tjipta Widjadja:
Assalamualaikum. Anissa udah sampai di Bandung?
Anissa Az-zahra:
Wa'alaikumsalam. Udah Pak.
Adam Tjipta Widjadja:
Boleh saya video call?
Anissa belum membalasnya Adam sudah meneleponnya lewat video call.
Ko gue deg-degan gini sih. Angkat ngga – angkat ngga ???!
Anissa menggeser layar di handphonenya untuk menerima panggilan video call dari Adam. Kemudian terpampanglah wajah Adam dengan menggunakan kacamatanya. Terlihat dari belakang punggung Adam sepertinya pria itu sedang berada didalam kamar.
Ini laki kapan sih jeleknya.
"Hi" sapa Anissa canggung.
"Lagi dikamar?" tanya Adam langsung.
"Iya".
"Ada kain atau jaket tidak disampingmu?", tanya Adam.
"Buat apa emang?". Anissa merasa keheranan.
"Cari dulu gih, saya tidak fokus jadinya. Itu buat nutupin dada kamu".
Mati gue. Kenapa kalau sama Adam jadinya seraba salah, jatuhnya memalukan diri sendiri melulu. Anissa langsung menarik selimut disampingnya untuk melindungi tubunya.
"Hmm, Nis", panggil Adam.
"Jadi saya ceritanya lagi mengikuti proses seleksi nih?", tanya Adam
Setelah Anissa mengingat pembicaraan di Stasiun tadi, Anissa menjawab. "Emang Bapak mau daftar? itu mah kalau Bapak masih single".
"Nis, panggilnya jangan Bapak, bisa? berasa saya lagi berbicara sama anak masa depan saya".
"Ehhh. Yah kan Bapak klien Bos saya. Sama karyawan lain juga dipanggil Bapak kan? Bapak ini ada-ada aja. Emang Pak Adam mau dipanggil sama anak-anaknya "Bapak". Ngga ayah, papi, abi, dedy gitu, biar kekinian?".
"Kamu ini keras kepala yah. Yahh.. soal panggilan itu mah terserah kamu aja Nis, kamu aja yang nentuin nantinya".
Anissa masih mikir maksud perkataan Adam ini apa.
"Kamu kapan ke Jakartanya? ada sesuatu yang mau saya bicarakan".
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...