Kemarin Anissa berteleponan dengan ibunya. Anissa menceritakan ke ibunya dia pusing dan mual-mual. Menurut ibunya mungkin dia lagi isi, ibunya menyarankan untuk memeriksanya ke dokter kandungan atau menggunakan tespack. Anissa mengecek jadwal datang bulannya dan memang sudah telat dari jadwal biasanya.
Dan benar saja, Anissa mencoba beberapa tespack dengan merek berbeda pagi ini, dan hasilnya membuat Anissa menangis bahagia. Anissa mengusap perutnya dengan sayang, akan ada kehidupan diperutnya. Tidak sabar untuk memberitahu suaminya.
Adam sudah pergi kekantor tadi pagi-pagi sekali, katanya ada meeting. Anissa memasak makanan kesukaan suaminya, dia ingin mengantarkan makan siang untuk Adam. Sekalian memberikan kejutan juga bahwa dia hamil, walaupun belum diperiksa ke dokter, tapi Anissa sudah yakin jika dirinya sedang isi.
Jam menunjukan jam sebelas siang. Anissa siap-siap untuk pergi ke kantor suaminya, dia menggunakan dress tanpa lengan dibawah lutut, dan outer.
"Mau kemana neng?" tanya Pak Ridwan.
"Ke kantor Mas Adam yah Pak."
"Siap.."
Dalam perjalanan Anissa tidak henti-hentinya senyum sambil mengusap-usap perutnya. "Lagi bahagia yah neng, senyum-senyum mlulu."
Anissa tertawa bahagia. "Hehe iya nih Pak."
"Bisa agak ngebut sedikit Pak."
"Udah ngga sabar ketemu Pak Boss yah. Wah tapi saya ngga berani tuh neng, bisa dimarahin Pak Boss saya kalau ada apa-apa sama istrinya tercintanya."
"Haduhh Bapak ini."
"Yang penting alon-alon asal selamat neng." Anissa hanya terseyum saja menanggapi Pak Ridwan.
Setibanya dikantor Anissa disapa oleh beberapa karyawan Adam. Anissa terseyum sumringah, menambah kecantikannya saja.
"Mau ketemu Pak Adam Bu?" tanya sekretaris Adam, pengganti Aleema. Anissa lupa siapa namanya.
"Iya, ada?"
"Iya ada bu, baru selesai meeting, masuk saja."
"Iya makasih."
Anissa berjalan menuju ruangan Adam, pintunya sedikit terbuka tapi Anissa masih bisa melihat jelas kedalam ruangan. Adam sedang berdiri saling berhadapan bersama wanita dan Anissa tidak bisa berkata-kata lagi apa yang sedang dilakukan suaminya itu, walaupun wanita itu membelakanginya tapi Anissa cukup mengenalnya. "Fathiyah..." guman Anissa. Air matanya luruh, Adam sudah berjanji untuk tidak dekat-dekat lagi dengan Fathiyah. Tapi ini apa.
Anissa langsung pergi saat itu juga. Untung sekretaris Adam tidak ada ditempatnya, kalau ada pasti bertanya macam-macam.
Anissa meminta Pak Ridwan untuk mengantarnya pulang. Pak Ridwan keheranan melihat istirnya bosnya yang beruraian air mata.
Mau menanyakan tapi takut tidak sopan.
"Brengseeek." Gumam Anissa setelah sudah berada di mobil. Anissa ingin marah meledak-ledak saat itu juga, tapi dia ingat ada kehidupan lain diperutnya. Dan kemungkian kemarahan akan mempengaruhi kondisi cabang bayinya.
Apakah ucapan cinta suaminya itu hanya bualan semata. Teganya suaminya melakukan padanya. Sudah Anissa bilang jika memang suaminya itu ingin menyudahi pernikahannya, dia bisa mengatakannya pada dirinya. Tidak diselingkuhi seperti ini.
Tapi sekarang sudah ada calon baby diperutnya, apakah dia akan sanggup menyudahi pernikahannya dengan Adam. Anissa menangs terisak.
***
Anissa masih menyambut suaminya pulang kerja. Walaupun tidak ada senyum dia bibirnya. Dia tidak memperlihatkan kemarahan apa yang terjadi tadi siang.
"Kenapa sakit?" tanya Adam melihat wajah istrinya yang tidak seperti biasanya.
"Ngga mas. Kecapean aja." Yang sakit tuh hati aku mas, ucap Anissa dalam hati
"Kayanya kita perlu PRT yah, biar kamu ngga capek." Ujar Adam. Apakah suaminya ini pemain sinetron yang handal, baik saat bersamanya, dan diluar dia....Anissa tidak habis pikir.
"Boleh aja mas, biar kamu ada yang bantu." Adam mengernyit heran dengan ucapan istrinya, tapi dia hanya menaggapinya dengan angin lalu.
"Yaudah nanti mas hubungi ibu minta tolong cariin PRT." Anissa hanya mengaggukan kepalanya.
Malamnya Anissa tidak biasanya meminta untuk bercinta dengan Adam terlebih dahulu. Adam sangat senang, istrinya yang bertindak agresif diranjang. Anissa memandang wajah suaminya yang terlihat puas akan sesi percintaannya. 'Mungkin ini yang terakhir kalinya mas.' Ucap Anissa dalam hati.
Paginya Adam bangun sedikit terlambat dan tidak menemukan Anissa disisinya. Adam mengambil kaca matanya, dan melihat sebuah memo.
Aku pergi, mungkin dalam waktu yang lama.
Anissa Az-zahra.
***
Baik bangeetttt kan double update hari ini.😂😂😂
Happy reading.Jangan lupa juga yah follow akun ini😍😍. Thank youu

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...