Part 35.1

13.2K 870 47
                                    

Baik banget kan update lagi???😂
Jangan lupa komen dan vote yah.
Happy reading
***

"Mas ngga kerja?" tanya Anissa bersender di bahu Adam. Setelah Anissa bangun dari tidurnya, kebetulan Adam masih ditempat tidur sedang membaca majalah bisnis.

"Ngaa..." Masih fokus membaca majalahnya.

"Kenapa? bukannya hari ini bukan hari libur yah,"

"Yah pengen libur aja" Anissa memanyunkan bibirnya, dia tuh inginnya Adam menjawab 'aku ingin menghabiskan waktu seharian denganmu atau masih kangen kamu jadi hari ini libur'. Ya, itu hanya sebatas harapan Anissa. Suaminya memang tidak romantis.

Anissa mengelus-mengelus dada Adam. "Masih kurang yang semalam?" tanya Adam.

"Ih apaan sih Mas." Wajah Anissa merona merah.

"Lah terus itu kode apa?"

"Mas nya dari tadi fokusnya ke majalah melulu."

"Mau tanya sesuatu, tapi jawab yang jujur yah." Ujar Anissa.

"Nanya apa?" Adam menatap mata Anissa yang sedang menunduk.

"Hmm...Mas bisa ngga mas ngga usah deket-deket lagi sama mba Fathiyah?" Anissa mengigit bibirnya. Merasa takut jika Adam menolak permintaannya.

"Kenapa cemberu yah?"

"Ngga.." jawab Anissa cepat dengan muka jutek.

"Ayoo ngaku aja.." Adam menggelitiki pinggang Anissa diikuti tawanya. "Mas geli-geli, stoop."

"Iya aku cemberu." Ucap Anissa. Dalam hati Anissa wanita mana coba melihat suaminya jalan berduaan dengan wanita lain yang tidak panas hatinya. Kalau tidak mengerti sopan santun udah tek siram tuh wajahnya. Pengen gue cakar juga rasanya.

"Ngga usah dicemburuin, aku udah ngga ada hubungan apa-apa sama dia." Ucap Adam tegas. Adam memang sudah tidak ada hubungn dengan Fathiyah. Waktu bertemu kembali dengan Fathiyah memang sempat membuat hati Adam bimbang. Tapi sekarang dia sudah memantapkan hatinya pada wanita yang sedang bergelayut manja di bahunya ini. Rasanya kalau tidak bertemu dengan Anissa sehari saja ada yang kurang dalam hidupnya.

Tapi Adam merasa iba dengan Fathiyah. Fathiyah sempat menceritakan bahwa hidup pernikahannya jauh dari kata harmonis, dan juga dia sempat diperlakukan dengan kasar oleh suaminya. Mungkin karena itu Adam sempat bimbang dengan perasaanya. Adam baru mengetahui sekarang-sekarang ini bahwa mantan suami Fathiyah pernah menjadi kliennya, pantas dia tidak asing dengan wajah Anak Fathiyah.

Sebelum pertengkarannya dengan Anissa kemarin. Fathiyah meminta lowongan pekerjaan dengannya, kebetulan di perusaannya ada lowongan. Adam menyarankan untuk bekerja dengannya. Fathiyah juga mempenghuni untuk bekerja dengannya karena dia satu almamater dengan Adam.

Namun mendengar permintaan istrinya sekarang, mungkin dia harus menyarankan Fathiyah untuk bekerja dengan kantor temannya saja. Bagaimanapun dia tidak mau menyakiti istrinya kembali.

"Kamu juga ngga boleh jalan sama lelaki lain kaya kemarin, apalagi ngga izin sama aku kaya kemarin.." ucapnya.

"Terus ngga usah kerja yah, biar aku aja." Tambahnya dengan suara lembut.

"Aku kan niatnya kerja mas, bukan sengaja jalan.." Anissa cemberut.

"Tuh kan bantah aja.."

"Hehe iya mas suami, ngga akan lagi." Anissa mengecup bibi Adam sekilas.

"I love you Anissa.." Ujar Adam mengecup kening Anissa.

Anissa yang baru pertama mendengar ucapan cinta dari suaminya sendiri ada rasa membuncah dihatinya. Rasanya dia ingin teriak bahagia. Biasanya Adam hanya mengucapkan rasa sayangnya saja. Anissa menatap mata suaminya "I love you too Mas Adam..." Anissa mencium bibir suaminya. Adam melumatnya dengan lembut. Tangannya sudah tidak diam. Meremas pantas Anissa yang berisi.

"Ya ampun Mas, kita lagi dirumah ibu yah sekarang." Ucap Anissa sedikit teriak, mengentikan aktifitas mereka berdua. Tersadar kalau dia sedang berada dirumah mertuanya.

"Yah terus kenapa?" tanya Adam heran melihat istrinya panik.

"Ya ini aku bangunnya siang banget, ngga bantu-bantu ibu sama sekali."

"Gara-gara dimesumin kamu terus nih jadi lupa segalanya." Ucap Anissa cemberut. Adam tertawa. Anissa turun dari ranjang.

"Emang kamu ngga suka, malah senang kan?" goda Adam.

"Udah ah, mau mandi aku.."

"Mau aku mandiin?" tanya Adam tersenyum miring.

"Dasar mesuuum." Anissa melemparkan bantal ke wajah Adam. Lalu cepat-cepat masuk ke kamar mandi. Takut suaminya ikut bergabung. Pasti memerlukan waktu yang lama. Anissa sih suka aja sebenarnya, tapi ini dia sedang berada di rumah mertuanya. Apa kata mertuanya coba jam sembilan baru bangun.

****

Adam dan Anissa turun ke lantai bawah, melihat diruangan tidak ada siapa-siapa. "Mbok, Ibu mana?" tanya Adam.

"Ibu arisan den, dirumah bu Meirna. Pesan dari ibu sebelum pulang katanya makan dulu aja, udah di siapin."

"Oh iya mbok makasih yah."

"Mbok udah makan?" tanya Anissa.

"Udah Non."

"Ah mbok ini udah dibilang jangan panggil Non. Anissa aja."

"Hehehe iya lupa. Neng Anissa aja yah lebih enak."

"Iya ngga papa mbok."

"Yaudah permisi dulu den, neng, mau kedapur lagi."

Anissa dan Adam makan bersama. "Mas temenin aku belanja yuk, udah mau habis bahan pokok dirumah."

"iyaa."

***

Anissa sedang memilih-memlih bahan-bahan pokok. Adam disampingnya sepertinya sudah tidak sabar dengan kebiasaan istrinya yang selalu lama kalau belanja. "Udah tinggal masukin aja."

"Yahkan aku milih yang kualitasnya paling baik."

"Perasaan sama aja." Adam membandingkan sawi hijau yang sedang dipilih-pilih Anissa. Memang sama.

"Beda tau, tuh liat ini udah ada yang kuningnya sedikit. Beda kan?"

Adam hanya menggelengkan kepalanya saja. Sudah tidak mau lagi berdebat dengan istirnya. Memang dimanapun wanita selalu benar.

Belanjaan sudah terbeli semua. Memerlukan waktu yang sangat lama menurut Adam. "Mas kita ke foodcourt yuk, aku ko laper lagi yah.." Adam menyetujui permintaan istrinya.

Saat memasuki area foodcourt, aroma masakan yang menyengat. Membuat perut Anissa bergejolak. Dia merasa mual. Anissa menutup mulutnya.

"Aku ke toilet dulu mas." Ucap Anissa sedikit berlari menuju toilet. Dia mengelurakan isi perutnya tapi hanya sedikit.

Adam menunggu Anissa diluar toilet. Dia merasa cemas dengan kondisi istrinya, tidak mungkin dia ikut masuk karena toilet khusus perempuan.

"Kenapa?" tanya Adam setelah Anissa keluar dari toilet. Terlihat sekali wajah Adam yang cemas.

"Mual plus pusing." Jawab Anissa.

"Kedokter yah.."

"Ngga usah ah mas, mungkin hanya masuk angin saja." Jawab Anissa.

***
Mampir juga yah di cerita baru aku judulnya "Gayatri"
Doain juga semoga nulisnya lancar 😂

Adam & Anissa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang