"Kamu kapan ke Jakartanya? ada sesuatu yang mau saya bicarakan".
"Tidak bisa disini aja Pak?, Bukannya Bapak Senin sudah pulang ke Jogjakarta yah?, tanya Anissa.
Kepalanya masih berpikir perkataan Adam tentang panggilan untuk anak-anak masa depan Adam.
Ko terserah gue sih, apa bakalan ada lamaran dalam waktu dekat ini. Arggh... ko gu jadi baper gini yah.
"Tidak bisa, ini sangat penting. Iya, saya seharusnya senin sudah di Jogja, tapi dikarenakan ibu saya sakit dan harus rawat inap, jadi hari Senin saya masih disini". Matanya meredup, raut kesedihan terpancar dari wajah Adam.
"Sakit apa Pak?"
"Ginjal, kamu Senin sudah di Jakartakan?", tanya Adam.
"Semoga cepat sembuh yah pak. Iya, saya hari senin sudah berada di Jakarta Pak".
"Amiin. Terimakasih. Kamu tidak kumpul dengan keluargamu?", tanya Adam.
"Udah Pak, lagi istirahat ini, masih capek"
"Yaudah istirahat gih, saya juga mau balik ke Rumah Sakit".
"Hmm, iya ati-ati. Salam untuk ibunya Bapak".
"Iya nanti saya sampaikan".
Setelah mengucapkan salam, sambugan terputus. Anissa penasaran dengan apa yang ingin diucapkan Adam. Apakah Adam bertemu akan membahasa soal pekerjaan atau soal lainnya, dalam benaknya Anissa memikirkan perlakuan Adam.
Pak Adam ko jadi perhatian gini yah, dari mulai mengantarkan dia ke bandara sampai menanyakan dia sudah sampai atau belum. Apakah hal itu wajar?
Anissa jadi susah tidur. Anissa kemudian keluar dari kamarnya menemui Ibu dan Ayahnya. Orang tuanya itu sedang duduk di ruang tv, dan sepertinya saudara-saudaranya itu sudah pulang, atau pergi ke rumah Bude Lasmi.
Anissa duduk disamping Ayahnya dan mencium tangan Ayahnya. Ibunya sedang fokus menatap layar televisi.
"Nyampe rumah jam berapa?"
"Tadi Yah sekitar jam tiga'an, Ayah sehat?"
"Alhamdulillah sehat, kamu di Jakarta kerjaan lancar? "
"Iya lancar Yah, mungkin sekitar bulan depan juga Anissa sering ke Jogja lagi ada project soalnya".
"Jangan lupa jaga kesehatan aja, sama jangan terjerumus pergaulan bebas di Jakarta", nasehat ayah Anissa.
"Iya Yah". Anissa mengiyakan saja naseha dari Ayahnya, kalau Ibu dan Ayahnya beberapa ke club, kayanya dia tidak diperbolehkan lagi keluar dari koa Bandung.
Sebenarnya di Jakarta atau Bandung kalau kita tidak bisa menjaga diri kita sama aja, kuncinya yah pinter-pinter jaga diri aja. Yah walaupun Anissa sesekali ke club untuk menemani Keysa tapi dia bukan peminum, pernah sih sekali coba Anissa minuman jenis wine, rasanya aneh menurut dia. Dan itu hanya sekali terjadi, dia kapok untuk mencoba kembali.
"Abizar kemana bu, ko Anissa belum liat adek sih?"
"Ladi belajar kelompok katanya, bentar lagi kan adekmu mau UN. Tadi Bude ngomong apa aja sama kamu dek, muka kamu kelihatan sebel gitu?", tanya Ibu Anissa.
Ibunya ini walaupun Anissa bukan anak bungsu, tetapi tetap saja manggilnya Adek, yah mungkin karena sudah terbiasa.
"Yah biasa bu, ditanyain kapan nikah, sama katanya Anissa ngga boleh nikah sama orang jawa, menurut ibu sama ayah gimana tuh kalau misalkan Anissa nikah sama orang Jawa", tanya Anissa penasaran dengan jawaban ibunya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam & Anissa (Completed)
ChickLit(Bantu author dengan Follow dulu sebelum membaca) Menurut Anissa, cowok perfect tuh yah tampan, mapan, berjas putih, stetoskop dileher, suka anak kecil dan yang paling penting masih single. sudah menjadi impiannya sejak dia gagal masuk kedokteran un...